Pagi hari yang biasa di Bina Batara, jam pertama sudah di mulai beberapa menit yang lalu. Aillard sudah sampai di sekolah itu ia berjalan menuju kelas XI IPA C, kelas Fay berada. Entah bagaimana caranya Aillard sekelas dengan Fay.
Dia sampai di depan kelas, pelajaran sudah berlangsung. Aillard menghembuskan nafas dan membuka pintu dengan tidak sopan. Guru yang sedang mengajar menatap tak suka Aillard yang mengganggu aktivitasnya.
Guru itu melihat penampilan Aillard yang seperti berandalan. Makin tak suka dengan lelaki itu.
"Siapa kamu?" Tanya guru.
"Ehh gu- saya anak baru" jawab Aillard. Guru itu mencoba mengingat, benar ada omongon dari Bu Jira jika akan ada siswa baru di kelasnya.
"Masuk. Dan perkenalkan dirimu" titahnya. Aillard masuk dan memperkenalkan dirinya.
"Ai- ehemm Sebastian Gunawan. 18 tahun, tinggal kelas 2 kali. Pindah karena kekerasan" perkenalannya singkat.
Murid mulai bersuara, guru yang mengajar menghentikan mereka.
"Tanya satu satu" geram guru itu.
Azzef mengangkat tangan "itu tatto aslikah? Ga ada unsur dari teh sisri yang seribuan?" Tanya absurd Azzef
Mereka menantikan jawaban Aillard.
"Asli" singkatnya lagi.
Azzef membulatkan mulutnya membentuk huruf o.
"Codet di muka lo keren, siapa yang bikin?" Thalia bertanya. Anak laki laki pun menyorakinya."Apa?!" Tanya Thalia sewot "lo pada sirik kan? karena dia lebih ganteng" hina Thalia. Vedion melempar penghapus ke arah Thalia yang di balas dengan lemparan pensil yang ada di tangannya.
Kelas menjadi ramai Einri dan Azzef mulai memanasi keadaan.
"Tal, itu tuh pake tempat pensil lebih gede"
"Vedion gatel pengen digaruk kali Thal" Azzef sudah keluar dari topik.
Aillard menatap aneh mereka.
"Ah luka ini karena... tauran?" Jawab Aillard menghentikan perkelahian. Ia tak yakin dengan jawabannya, ia hanya di suruh jawab tawuran oleh Valerie ketika ada yang bertanya tentang luka di wajahnya.
Thalia tersenyum "bad boy heh" tangannya menopang dagu dan tatapannya menggoda Aillard. Aillard tersenyum kaku tak menyangka akan disambut begitu.
"Pin. Pin, tendang kursinya coba. Najis banget ekspresi nya" hina Vedion menyuruh Xelanvin yang duduk di belakang Thalia. Ia muak melihat wajah menggoda Thalia.
"Apasih anjing!! Lo pengen banget berantem ama gue" Thalia lepas kendali ia akan mengehampiri Vedion jika guru tak menghentikannya. Ia kembali duduk matanya menatap tajam Vedion yang di balas Vedion dengan juluran lidah.
Aillard mengedarkan pandangan mencari orang yang harus ia lindungi, matanya tak menangkap wajah yang sama dengan bosnya. Hanya terdapat bangku kosong di pojok belakang.
"Kamu bisa dusuk ditempat Fay Vanesha" suruh guru itu.
Fay Vanesha. Nama yang ada di berkas itu.
"Orangnya kemana?" Aillard bertanya. "Keteranganya sih sakit" jawab guru itu malas, serius ia ingin segera keluar dari kelas ini.
"Nanti dia duduk dimana kalo tempatnya gue pake?"
"Di gudang banyak meja. Kamu bisa minta tolong Orion" jawab guru dengan sinis mendengar ucapan tak sopan Aillard, tangannya menujuk murid yang duduk didepan.
Aillard mengangguk dan berjalan menuju meja pojok belakang, ia membulatkan mata melihat meja Fay, tulisan itu terlalu mencolok, kata kata menyakitkan diseluruh meja Fay membuat Aillard mengerenyitkan alisnya. Ketika dia duduk hampir saja ia terjengakang saat menyender di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Game
Teen FictionFay, gadis itu sangat dibenci oleh teman-temannya. Kesalahan kecil yang ia buat meruntuhkan segalanya. Menyerah. Kata itu selalu berputar di pikiran gadis remaja itu. "Aku bertahan karena ada yang lebih keren" -Fay Vanesha "You like to play, I lik...