•3•

327 118 0
                                    

Seperti biasa sebelum baca!

Vote, Komen, share, follow

Tandai typo ya

Maaciw^

******************
Happy reading
***************

“Semoga Ayla bisa secepat nya selesai masalah nya ya? Gue gak kuat ngeliat tubuh Ayla masih terbaring koma.” Papar Kela sedih.

Bela juga ikut mengangguk setujuh.“Sama gue juga gitu kok. Harapan kita bertiga sama, berdo'a aja semoga Tuhan memperlancar semua nya.”

Suasana pun mendadak menjadi tidak seperti biasa nya. Ketiga wanita itu pun mendadak sedih, mendungan air mata di pelupuk mata nya siap jatuh perlahan. Insiden yang di alami Ayla membuat Bela, Kela, dan Caca merasa ikut dalam kesedihan ini.

*****

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, dan El sudah pulang dari kantor. Laki laki itu fokus pada laptop di pangkuan nya, El sedang mengerjakan tugas kantor sambil bersandar. Sedangkan Ayla yang di samping laki laki itu, perlahan membuka mata nya. Terdiam sejenak lalu menatap sang Suami yang sedang fokus ke laptop di hadapan nya itu.

“Mas sudah pulang?” Tanya Ayla lemah.

“Menurut kamu?” Tanya El balik.

Ayla terdiam sejenak. Karna nyawa nya belum begitu kumpul semua. Membenarkan posisi duduk nya. Ayla menatap El serius.

“Maksud aku, kamu pulang jam berapa tadi?” Jelas Ayla agar pertanyaan nya tidak membingungkan buat dirinya.

“Jam 5.” Ayla menatap jam di ponsel nya. Sudah jam 8 malam itu tanda nya Ayla sudah tertidur 3 jam.

“Mas sudah makan?”

El berdehem guna menjawab pertanyaan Ayla.

Mendengar jawaban Suami nya itu—ya walaupun hanya deheman saja. Ayla beranjak menuju kamar mandi, guna mencuci muka agar terlihat segar.

“Aku izin beli martabak ya. Mas mau ikut gak?” Tawar Ayla.

El mengalihkan fokus nya, lalu menatap Ayla.“Kamu bisa pesan online.”

“Gak mau. Aku mau nya makan di tempat. Itu jauh lebih enak dan hangat.” Jawab Ayla mantap.

Membayangkan saja sudah membuat dirinya tak tahan untuk memakan martabak manis itu. Entalah Ayla sangat malas jika harus memesan online, yang nanti nya pada saat datang sudah dingin. Bisa di bilang Ayla malas memanaskan kembali martabak itu.

“Kalo gak mau ikut, biar aku aja sendiri yang beli.” Ayla langsung mengambil ponsel nya serta tas selempang kecil nya.

“Sama saya.” Kata El lalu mengambil kunci mobil nya dan melangkah lebih dulu.

“Lah aneh banget dah. Tadi nyuruh gue pesen online! Dasar laki laki membingungkan banget si!” Gerutu Ayla lalu menyusul El.

“Kenapa gak jalan kaki aja?” Tanya Ayla membuat El terhenti ingin masuk kedalam mobil.

“Kamu lupa? Jarak dari rumah kamu ke penjual makanan jauh Rania! Kalo kamu ingin jalan kaki, sana jalan!” El langsung masuk kemobil setalah menjelaskan nya.

Transmigrasi Ayla {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang