•4•

263 111 0
                                    

Tandai kalo ada typo ya

Typo bertebaran dimana!

Happy reading yaww!








“Pagi Bi.” Sapa Ayla

Pagi ini rencananya Ayla akan membuat sarapan pagi untuk mereka semua.

“Pagi juga non.” Pandangan Bi Nani teralihkan ketika melihat Ayla membantu nya memotong sosis.

“Non sudah tidakpapa. Biar Bibi aja.”

“Biar aku bantu ya? Kita masak bareng.” Ayla segera menjauhkan tubuh nya saat Bi Nani ingin mengambil alih.

Bi Nani Pasrah. Membiarkan anak majikan nya itu membantunya membuat sarapan untuk pagi ini.

Sarapan pagi ini cukup simple. Nasi goreng yang di tambahkan sosis, telur, baso, ayam serta rasanya pun tak kalah mengiurkan. Aroma dari nasi goreng itu membuat siapa saja yang mencium nya tergiur. Seperti Mawar yang sudah berdiri di dapur.

“Wangi banget.” Puni Mawar.

Ayla dan Bi Nani sontak menengok ke belakang, Lalu tersenyum membalas pujian itu.

“Mami bisa aja. Ayo Mih kita sarapan.” Ayla menaruh nasi goreng itu ke meja.

“Mami panggil Papi kamu dulu, sama El.” Mawar langsung melangkah ke sana.

“Ayo Bi sarapan bareng.” Ajak Ayla

Bu Nani menggeleng.“Nanti aja Non.”

“Bibi mah gitu. Gakpapa atuh Bi, kita sarapan bareng bareng.”

“Gak Non. Bibi mau lanjut siram tanaman. Mari Non.” setelah berucap seperti itu. Bu Nani meninggalkan Ayla sendiri di dapur.

“Jangan lupa makan Bi."Pekik Ayla mengingatkan. Semoga saja Bi Nani bisa mendengar nya, karna cukup jauh jarak nya.

“Ayo sayang kita sarapan.” Mawar datang dengan El dan Papi.

Ayla mengangguk. Lalu ia mengambilkan lauk pauk untuk suaminya,  Tak ada suara saat makan berlangsung dengan tenang.

“Kamu gak ke kantor mas? Udah jam 10 loh.”  Tanya Ayla sambil melirik jam di dinding.

“Saya bos nya.” El menatap datar Istrinya.

Keduanya berada di dalam kamar. Selepas selesai makan langsung berpamitan.

Ayla memutar bola mata malas nya. Begitu sombong sekali Suami nya Rania ini, sungguh tak terduga akan jawaban El barusan.

“Ya gak gitu juga kali mas! Nanti kalo kamu bangkrut gimana?” Tanya Ayla menakut nakuti.

“Uang saya gak akan habis  sampai kamu tiada sekali pun.” Jawab El sombong.

Sontak Ayla langsung memukul pelan pundak El.“Trus nanti mas kawin lagi gitu? Iya?! Punya istri baru yang lebih cantik? Semok? Seneng?!” Ayla berkacak pinggang sambil membulatka kedua bola mata nya.

Sial nya itu sama sekali tak seram di mata El. Justru membuat El gemas dengan tingkah istri nya itu. Boleh kah El mencubit kedua pipi itu? Sungguh menggemaskan.

“Iya. Saya malas punya istri seperti kamu. Pendek!” Ledek El di akhir kalimat.

Syok dengan ucapan El barusan. Ayla menghembuskan napasnya, lalu ia berdiri kesal.

“Kamu aja yang ketinggian kaya tiang listrik!” Ayla berlalu keluar dari kamar.

El terkekeh melihat istrinya itu.

Transmigrasi Ayla {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang