Part 46🌸

8.1K 271 12
                                    

"Sayang, apakah kamu berniat untuk menggodaku di pagi hari ini ?" Ujar Vincent sambil memberikan tatapan nakal terhadap calon istrinya ini..

Clara pun merasa bingung dengan pertanyaan calon suaminya ini, sepertinya dirinya tidak melakukan hal yang aneh tadi..

"Maksudmu apa ?" Ujar Clara dengan wajah bingungnya..

"Sayang, lain kali jangan pernah kamu berikan senyum manis mu ke pria lain yah. Hanya aku yang boleh kamu berikan senyum manis mu itu.." Ujar Vincent dengan nada posesif nya..

"Kenapa gak boleh ? Kan senyum itu malah bagus, orang lain juga bisa ikut tersenyum jika melihat kita tersenyum juga.." Ujar Clara..

"Sayang, masalahnya dengan kamu memberikan senyum manismu itu. Mereka akan merasa tergoda. Dan aku sangat tidak rela. Kamu hanya milikku, termasuk senyum manismu. Sungguh dengan hanya kamu memberikan senyum manis mu itu tadi, membuatku ingin mencium bibir manismu kembali.." Ujar Vincent dengan tatapan menggodanya..

Clara pun secara spontan langsung menutup bibir nya itu, sungguh dirinya jamin tidak akan tergoda dengan permainan calon suaminya, walaupun hanya sekedar ciuman..

Vincent pun segera terkekeh dengan tingkah laku calon istrinya ini, sungguh lucu melihatnya. Dengan iseng, dirinya mencium secara tidak langsung ke bibir calon istrinya walaupun terhalang oleh kedua tangannya yang setia menutup bibirnya..

Clara pun segera memelototi calon suaminya ini..

"Yah udah kita siap-siap untuk nanti kita jemput anak-anak. Pasti mereka sudah menunggu kita.." Ujar Vincent yang segera melepaskan pelukannya tersebut..

Sedangkan suasana di rumah orang tuanya Clara..

"Oma, kapan mama dan papa jemput ceino dan kakak ? Dan kenapa mama dan papa gak bilang ke kita kalo mau pulang ? Kan ceino gak mau di tinggal sama mama hiks.." Ujar Ceino dengan sedikit menangis, karena sungguh dirinya tidak mau berjauhan dengan mamanya itu..

Ceilo yang melihat adiknya nangis pun, ikutan bertanya kapan kedua orang tua nya menjemput mereka..

"Oma, mama dan papa kapan jemput kita ? Kita kangen sama mama, Oma.." Ujar Ceilo dengan tatapan sedihnya..

Sungguh dirinya tidak merasa tega melihat kedua calon cucunya ini, benar-benar yah mereka itu sampai melupakan kedua calon cucunya. Awas aja kalo tidak menjemput, akan aku berika hukuman terhadap mereka..

"Sayang, bentar lagi mama dan papa pasti akan menjemput kalian. Sabar yah, mending kita menonton kartun saja yuk. Bareng sama Oma dan opa juga.." Ujar Feby yang berusaha membujuk calon kedua cucunya ini..

"Gak mau, ceino maunya sama mama. Ceino mau nungguin mama jemput ceino hiks.." Ujar Ceino yang semakin menangis dan menolak bujukan dari Oma keduanya itu..

Johan yang melihat calon kedua cucunya seperti itupun, menjadi tidak tega. Karena sebentar lagi mereka juga akan menjadi cucu-cucunya..

"Sayang, jagoan-jagoan opa gak boleh nangis dong. Kan ada Oma dan opa yang bisa menemani kalian main, selama menunggu mama dan papa jemput kalian.." Ujar Johan yang ikut menghampiri kedua calon cucunya..

Ceino yang mendengar perkataan opanya pun, semakin menangis. Karena dirinya menganggap mama dan papanya tidak akan menjemput mereka kembali..

Johan dan Feby pun semakin panik ketika melihat ceino dan Ceilo yang ikut menangis..

Sedangkan Clara dan Vincent pun yang baru sampai ke rumah kedua orang tuanya Clara pun terkejut mendengar suara tangisan kedua anaknya..

Clara pun segera berlari kedalam rumahnya, untuk memastikan tidak ada yang terjadi dengan kedua anak nya, sungguh dirinya tidak akan memaafkan dirinya sendiri, jika ada yang terjadi dengan kedua anaknya..

Vincent yang melihat Clara berlari ke dalam rumahnya pun, ikut menyusul setelah mematikan mesin mobilnya..

"Sayang, kalian kenapa nangis ? Apa ada yang luka dari kalian atau ada yang sakit kah dari kalian ?" Ujar Clara sambil membungkukkan dirinya untuk melihat kedua anaknya yang sedang duduk di bangku sofa yang berada di ruang tamu nya..

Ceino yang mendengar suara mamanya pun, segera memeluknya..

"Mama, hiks.. kenapa baru jemput ceino dan kakak hiks..?" Ujar Ceino yang menangis dibalik pelukan dengan mamanya..

"Maafkan mama yah sayang, karena semalam mama dan papa tidak bilang ke kalian kalo mama dan papa pulang duluan, dan memutuskan untuk kalian menginap terlebih dahulu di rumah Oma. Karena mama tau kalian pasti sudah sangat merasa lelah.." Ujar Clara yang masih berusaha menenangkan anaknya..

Ceino yang mendengar penjelasan dari mama nya pun, secara perlahan mulai meredakan suara tangisannya. Tapi dirinya masih enggan melepaskan pelukannya..

Clara yang melihat Ceilo tidak memeluknya pun, memahaminya mungkin dirinya masih marah terhadap dirinya..

"Ceilo, apa kamu gak mau peluk mama sayang ? Kamu gak kangen sama mama kah ? Maafin mama yah sayang karena kemarin mama dan papa pulang duluan tanpa membangunkan kalian terlebih dahulu.." Ujar Clara yang bertanya kepada anaknya itu..

Ceilo pun masih enggan untuk menjawab pertanyaan mamanya tersebut, jujur dirinya sudah sangat kangen dengan mama dan papanya, namun dirinya masih merasa kesal karena mereka kemarin telah meninggalkan mereka di rumah omanya..

Clara pun yang melihat tidak ada respon dari Ceilo pun, merasa sedih..

Entah secara tidak sadar, Clara sedikit meneteskan air matanya. Karena dirinya merasa kecewa telah membuat anak-anak nya marah dan menangis hanya karena dirinya kemarin..

Ceino yang masih memeluk mamanya tersebut, merasakan ada setetes air mata yang mengenai pipinya. Dan dirinya segera melihat mata mama nya, yang sepertinya menjadi sedih juga..

"Mama kenapa nangis ?" Ujar Ceino yang berusaha untuk menghapus air mata yang keluar dari mata mamanya..

Ceilo yang mendengar perkataan adiknya pun, segera melihat ke arah mamanya. Dan dirinya sudah menduga kalo ini karena kesalahan dirinya yang sudah mengabaikan mamanya tersebut..

Ceilo pun segera menghampiri mamanya, dan ikut memeluk mamanya dari samping..

"Ma, maafin Ceilo yah hiks..karena Ceilo yang sudah mengabaikan mama tadi hiks..mama jadi menangis hiks.." Ujar Ceilo yang mulai ikutan menangis

Ceilo yang terkenal tidak mudah menangis pun, ini pertama kalinya Vincent melihat putra sulungnya menangis hanya karena melihat calon mamanya menangis. Dirinya hanya terus menyaksikan interaksi mereka sedari tadi, tanpa berniat mengganggunya. Biarlah ini semakin bisa membuat anak-anak nya lebih dekat dengan calon mamanya..

Clara yang mendengar Ceilo menangis setelah memeluk dirinya pun, segera ikut memeluk kedua anaknya, walaupun dirinya masih menjadi calon mamanya mereka, tapi dirinya sudah menganggap mereka seperti anak kandungnya sendiri. Dirinya berjanji akan menjadi mama yang terbaik untuk kedua anaknya..

"Maafin mama juga yah sayang, dan kalian jangan nangis lagi yah. Mama jadi semakin sedih melihat kalian menangis hiks.." Ujar Clara..

Secara tidak sengaja, Ceilo dan ceino pun segera memberikan senyumnya kepada mamanya, yang menandakan bahwa mereka sudah memaafkan mamanya..

"Mama jangan nangis lagi yah, ceino gak mau lihat mama nangis. Mama senyum dong ?" Ujar Ceino yang menarik kedua ujung bibir mamanya untuk tersenyum..

Clara yang melihat perbuatan dari anaknya pun, menjadi ikutan tersenyum...

Akhirnya setelah sedih-sedihan, mereka sudah berbaikan. Dan Vincent pun ikut tersenyum, dirinya tau calon istrinya itu bisa membujuk kedua anaknya. Tidak salah dirinya memilih Clara sebagai calon istri dan mama untuk kedua anaknya..

"Papa gak diajak pelukan juga nih ? Masa mama doang sih yang dipeluk, papanya gak ? Kan papa juga pengen.." Ujar Vincent yang bercanda ingin ikutan dipeluk oleh kedua anaknya juga..

"Gak, ceino dan kakak hanya ingin peluk mama. Pokoknya ceino dan kakak gak mau jauh dari mama lagi.." Ujar Ceino yang berusaha memelototi papanya, walaupun tidak kelihatan menakutkan melainkan sangat lucu bagi papanya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suamiku Duda Beranak 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang