09. Dunia yang Sempit

1.9K 335 18
                                    

"Hyung!"

Seorang lelaki yang baru saja memasuki toilet tersebut dibuat kaget saat melihat Heeseung yang terbaring tak sadarkan diri di lantai.

"Hyung! Bangun Hyung! Aduh ini kenapa lagi sih? Masa tiduran di toilet." Ucapnya. Dia menepuk-nepuk pelan pipi Heeseung berharap pria itu mau membuka matanya, namun usahanya tak membuahkan hasil.

"Jay! Lo kenapa teriak-teriak?!"

Lelaki itu, Jay. Yang masih berusaha membangunkan Heeseung mengucap syukur karena semesta mengirimkan orang untuk membantunya.

Ternyata dunia itu sangat sempit.

"Jake! Untung lo berdua dateng, cepet bantu gue!" Ucap Jay melihat dua orang yang baru saja datang.

"Lho?! Itu Heeseung Hyung?!"

"Ngga Hoon, itu rusa Afrika. Ya Heeseung Hyung lah! Jangan ngebug sekarang tolong."

"Jangan ngegas napa, kan gue cuma nanya."

"Lo nya nanya yang ngga berfaedah."

"Iya tapi kan-"

"WOI! MALAH GELUD!"

Mereka berdua tersentak kaget tatkala Jay meninggikan suara. Menang tidak salah, dia terlalu emosi menghadapi kedua orang di depannya ini. Bukannya menolongnya saat ini tapi mereka malah adu mulut.

"Eh, iya-iya. Jake cepet!" Ucap Sunghoon.

Mereka segera mengangkat tubuh Heeseung yang masih tidak sadarkan diri itu dan membawanya ke UKS.

"Lho?! Ini kenapa?" Ucap seorang wanita yang memang bertugas di UKS tersebut, dia salah satu petugas PMR dengan nametag Shin Ryunjin.

"Kita juga ngga tau noona, kita ketemu Heeseung Hyung waktu udah pingsan." Jelas Sunghoon.

"Heeseung? Huh, ayo bawa dia masuk."

Mereka terkejut melihat reaksi Ryunjin, kenapa terlalu santai? Apa dia tidak khawatir akan keadaan Heeseung?

Tanpa berpikir panjang mereka lalu membaringkan tubuh Heeseung diatas bangsal. Ryunjin langsung saja melakukan tugasnya, dia membuka jas sekolah Heeseung dan hanya menyisakan kemeja putih yang masih setengah basah.

Juga dilihatnya beberapa lebam di pipi dengan sudut bibir yang sedikit robek.

"Kalian ketemu dia dimana?" Tanya Ryunjin setelah menyelesaikan tugasnya.

"Toilet."

"Mereka berulah lagi sama Heeseung? Huh, ngga ada habis habisnya."

Mereka semua menoleh kepada seorang lelaki yang baru saja memasuki ruangan dengan sebotol air mineral yang digenggamnya. Choi Beomgyu, itu nama yang tertulis pada nametag nya.

"Mereka.. Siapa?"

Beomgyu menoleh kepada Jake yang baru saja membuka suara. Lelaki itu hanya tersenyum tipis kemudian duduk di salah satu sofa disana. "Mereka, yang menjadi musuh terbesar Heeseung. Mereka selalu membully."

Kaget? Tentu saja. Apa tadi katanya, bully? Ternyata lelaki yang mereka kenal selama ini tidak seperti yang mereka pikirkan. Tidak heran jika Heeseung berani melukai dirinya sendiri. "Mereka melakukannya sejak kapan?" Tanya Jay.

"Cukup lama, bahkan semenjak Heeseung memasuki sekolah ini." Fakta yang membuat mereka begitu kaget, dan pertanyaan besar langsung saja muncul di benak mereka.

Atas dasar apa, mereka melakukan hal itu?

"Kenapa?" Ryunjin dan Beomgyu menoleh kearah Sunghoon yang sempat bersuara. Dia yang awalnya memperhatikan Heeseung mengalihkan pandangannya dan menatap Beomgyu dan Ryunjin bergantian.

"Itu karena masalalu." Jawab Ryunjin.

"Masalalu? Masalalu macam apa itu?"

"Itu udah terjadi tiga tahun yang lalu. Aku ngga tau cerita aslinya. Karena aku juga orang baru. Tapi yang pasti, Heeseung dituduh sebagai sebab kakaknya mening-"

Uhuk

Mereka kaget saat mendengar suara dari arah bangsal. Ternyata Heeseung sudah sadarkan diri. Kenapa begitu tepat sekali? Apakah semesta tidak ingin mereka bertiga mendengar cerita tentang masalalu lelaki ini?

"Hyung."

"Jay? Apa yang kalian lakukan disini?"

"Kita-"

Uhuk

Heeseung secara tiba-tiba tersedak ludahnya sendiri. Dia batuk tak berhenti dan membuat Jay dan Jake panik.

"Noona! Air."

Teriakan Jake membuat Ryunjin dan Beomgyu yang awalnya melamun itu tersadar. Mereka dengan refleks mengambil segelas air yang berada di atas meja tepat di belakang mereka. Namun karena refleks tersebut membuat mereka menggenggam gelas bersama-sama.

Kedua telapak tangan itu bertumpu, Beomgyu yang merasa lebih dulu mengambilnya dengan cepat menatap Ryunjin di sebelahnya dan secara tidak sengaja kedua netra itu bertemu. Cukup lama mereka melakukan eye contact sampai suara Sunghoon memecah keheningan.

Ekhem.

Mereka tersadar, Beomgyu dengan cepat menarik gelas tersebut dan menyerahkannya kepada Heeseung.

"Telat Gyu, udah selesai batuknya gara-gara kelamaan." Ucapnya menggoda setelah meneguk habis segelas air barusan.

"Gapapa Hyung, kita jadi nonton drama korea gratis." Tawa mereka berempat pecah namun berbeda dengan Beomgyu dan Ryunjin yang kini menjadi canggung.

"Kalian apaan sih! Udahlah." Ucap Ryunjin.

"Eh udah-udah." Ucap Heeseung mengentikan tawa mereka.

"Keknya jam ketiga udah mulai, aku harus balik ke kelas." Lanjutnya.

"Lho? Kan Hyung baru siuman, istirahat dulu lah." Ucap Jake yang diangguki mereka semua.

"Udah ngga perlu, aku ngga mau skip mapel, nanti ketinggalan materi. Yaudah ayo sekalian ke kelas."

Heeseung kemudian turun dari bangsal tersebut. Namun sebelum kembali ke kelas dia berniat mengganti bajunya terlebih dahulu dengan baju olahraga yang menang dia simpan didalam loker miliknya.

"Noona, Hyung, makasih banyak udah bantu." Ucap Jake diakhiri dengan senyum tipis.

"Iya sama-sama, udah tugas aku sama Beomgyu."

" 'Aku sama Beomgyu', ngga bisa diganti sama kata 'kita' aja ngga Noona?" Goda Jay lagi.

"Aish kalian apaan sih? Mau aku tonjok nih biar sama-sama babak belur?" Ucap Beomgyu yang kelewat kesal, namun mereka malah ngacir duluan dari UKS tersebut membuat mereka berdua hanya geleng-geleng kepala.

"Yang tadi lupain aja." Ryunjin menatap Beomgyu yang baru saja bersuara. Dia hanya mengangguk lalu berbalik hendak merapikan bangsal.

"Hey!"

Sebuah suara datang dari pintu membuat mereka mengalihkan pandangannya. Disana menyembul kepala seorang lelaki dengan cengiran khas miliknya.

"Kalian pasangan yang cocok! Gue tunggu kabar jadiannya!"

"Yak! Park Sunghoon!" Teriak Ryunjin kesal kepada Sunghoon yang dengan cepat berlari dari sana. Dengan wajah tertekuk dia berbalik dan disana berdiri Beomgyu yang menatapnya.

"Apa liat-liat?!"

"Astaga biasa aja kenapa? Lagi pms?"

"Nggak! Lagi mode mau mutilasi orang."

Beomgyu mendelik mendengar hal tersebut. Dia kemudian juga berlalu dari UKS meninggalkan Ryunjin sendirian yang masih berdiri dengan wajah tertekuk.

"Semua cowok sama aja!"

*****

Stay Alone | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang