01. Pucat dan Penuh Luka

3.8K 486 10
                                    

Mereka membopong lelaki itu hingga masuk ke dalam rumah Jay. Membuat atensi seluruh rumah tertuju pada mereka.

"Yaampun siapa dia?!" Tanya seorang wanita paruh baya yang sudah histeris.

"Mama reaksinya tak perlu begitu, tolong lelaki ini dulu." Jay yang melihat ibunya histeris itupun mencoba menenangkannya.

"Jungwon-ah, siapa dia?"

"Aku juga ngga tau Hyung. Aku nemuin dia pas udah pingsan sama Sunghoon Hyung."

Lelaki yang baru saja bertanya kepada Jungwon itu hanya menatap iba kepada laki-laki yang sudah ditidurkan di sofa tersebut.

"Jongseong, dimana kalian menemukan lelaki malang ini?! Ya Tuhan kasihan sekali dia, aku yakin dia kedinginan. Lihat dia juga mimisan, aku yakin dia tidak baik-baik saja, ya tuhan apa-"

"Mama, tenanglah. Dia hanya pingsan" ucap Jay yang mulai pusing karena mendengar celotehan dari sang ibu. Ibunya hanya bisa menghela nafas, dia terlalu khawatir pada orang asing.

"Sunoo-ya, tolong ambilkan bibi kotak obat di dapur. Dan kalian bawa pria ini ke kamar tamu. Aku akan mengobatinya."

"Nee." mereka langsung saja pergi menjalankan perintah dari ibu Jay. Sunoo, lelaki yang barusan bertanya kepada Jungwon itu berjalan menuju dapur untuk mengambil kotak obat. Namun saat masuk dia menemukan seorang remaja yang sedang sibuk melakukan sesuatu.

"Ni-ki? Apa kau belum selesai sedari tadi?" Sunoo menatap remaja yang duduk di meja makan, sibuk mengaduk ramyeon di mangkuk tersebut. Tanpa menggubris sedikitpun dia kemudian melahap mie instan tersebut.

"Hei, jika aku bertanya jawab lah." Kesal Sunoo karena ucapannya tak digubris sama sekali oleh remaja itu.

"Oh? Hyung, sejak kapan kau disana?" Sunoo hanya memutar bola matanya malas, dia berjalan kearah rak untuk mengambil kotak obat sesuai permintaan ibu Jay.

"Oh iya hyung, kenapa? Aku denger keributan tadi, kenapa?" Tanyanya dengan wajah penasaran.

"Ada seorang pria yang mereka bawa dalam keadaan pingsan.. juga mimisan, itulah yang membuat bibi histeris." jelasnya.

"Oh.. Sekarang gimana keadaan pria itu? Dia sudah sadar? Dia kenal kita?"

"Haduh Ni-ki, kamu liat sediri aja ya? Aku capek jika harus menjelaskan semuanya." Ucap Sunoo kemudian pergi begitu saja dari dapur, meninggalkan Ni-ki yang masih sibuk dengan semangkuk ramyeon nya. Sunoo berjalan menyusuri kediaman Park yang cukup luas untuk pergi ke arah kamar tamu.

Mereka sudah cukup lama kenal, jadi tidak masalah jika mereka mampir ke rumah Jay, Jake, Sunghoon, Sunoo, Jungwon, bahkan Ni-ki. Itu sudah menjadi hal biasa, termasuk membuat ramyeon di dapur seperti yang Ni-ki lakukan tadi.

Sekedar info bahwa Sunghoon dan Jungwon itu kakak adik. Lebih tepatnya Jungwon adik tirinya. Karena itu marga mereka berbeda. Park dan Yang. Sunghoon tak mempermasalahkan hal itu, dia justru senang memiliki adik yang bisa ia ajak bermain.

Sunoo masuk ke dalam kamar tamu. Menemukan mereka semua yang hanya menatap lelaki yang sudah direbahkan diatas ranjang dengan wajah pucat. Kasihan sekali, begitu pikirnya.

"Ini bi." ucap Sunoo sembari menyodorkan sebuah kotak obat kepada ibu Jay.

"Nee, makasih banyak." Sunoo hanya tersenyum. Bibi mengambil alih kotak obat tersebut lalu membersihkan darah yang sudah mengering di antara bibir Heeseung.

Stay Alone | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang