part#6

4.3K 385 27
                                    



~~Sorry for typo 😊



~~Jangan lupa tekan ⭐



~~Happy reading my luv 💜😘





















🐰💜🐥

Rasa lapar di perutnya membuat Jimin terpaksa keluar dari kamar. Benar saja ia lapar, se ingatnya hanya beberapa potong kimbab dan telur rebus yang ia santap kemarin pagi, dan secangkir kopi yang Hoseok suguhkan. Setelah nya drama Jungkook dan Eunwoo membuat dokter Jimin lupa akan kebutuhan  perutnya. 

Jimin berjalan sambil mengelus perutnya yang perih, bunyi gemrucuk pun nyaring terdengar di telinga Jimin. Ia menoleh ke segala arah, karena apartemen nya terasa sangat sepi.

"Apa mereka sudah pergi ?" Jimin melihat jam yang menempel di dinding waktu menunjukkan pukul dua siang. Pantas tidak ada siapapun di apartemen saat ini, Yoongi sudah pasti di kantornya saat ini.

Jimin merasa menyesal melewatkan membuat sarapan untuk Yoongi pagi ini.
Meski pria itu tidak pernah mau menyentuh masakannya, namun setidaknya melihat Yoongi berangkat ke kantor membuat Jimin merasa menjadi pasangan yang baik. Itu lah Jimin dengan segala kebodohan nya.

Jimin hampir saja menghentikan  langkahnya ketika  maniknya melihat seorang pria sedang minum di dapur. Jimin tertegun sejenak sebelum ia kembali melangkah menuju kulkas.

"Ah.. Hyung"

Jimin sedikit terkejut mendengar pria imut yang terlihat masih sangat muda itu menyapa nya.

"Nee" Jimin menoleh.

"Baru bangun ya, aku Jihoon" pria itu mengulurkan tangannya "Jimin hyung kan" ucapnya lagi.

Terpaksa Jimin menyambut uluran tangan pria kekasih suaminya itu.

"Salam kenal" jawab Jimin seadanya.

Masih bagus Jimin mau menjabat tangan Jihoon, jika saja orang lain pasti sudah mencakar pelakor itu.
Jimin kembali pada niatnya untuk membuat makan siang. Ia Meninggalkan Jihoon yang masih menatap nya.

"Hyung, aku tidak merebut Yoongi~hyung dari mu. Kami sudah lama menjalin hubungan. Jauh sebelum pernikahan kalian"

Deg..

"Jadi aku yang merebut Yoongi~hyung dari mu. Benar begitu ?" Jimin menahan suaranya yang bergetar.

"Entahlah, tapi setidaknya posisi mu saat ini menunjukkan bahwa kau seperti itu"

Jimin menghela nafas nya kasar, pria yang terlihat sangat imut itu ternyata memiliki mulut yang sangat tajam.

"Aku hanya menjalankan amanah dari Appa Yoongi~hyung"

"Mulia sekali ya, tapi kau lupa di sisi sifatmu yang mulia itu kau menyakiti hati yang lain hyung"

Belum sempat Jimin menjawab untuk membela dirinya, Jihoon sudah terlebih dulu melenggang meninggalkan Jimin. Pria itu pergi keluar lalu membanting pintu cukup keras.

Jimin hanya bisa meremas bukusan mi instan yang sedang ia pegang.
Benarkah Jimin seorang pelakor ?
Tapi semua bukan Jimin yang menginginkan nya, pernikahan nya dengan Yoongi. Keadaan yang membuat mereka terikat dengan hubungan suci itu.
Jika Jimin tau Yoongi mempunyai seorang kekasih ia tidak akan mau menerima perjodohan mereka.
Jimin tau bagaimana rasa sakit saat melihat orang yang kita sayangi menjadi milik orang lain.

Lalu apa ini semua salah Jimin ?

"Ya Tuhan.. takdir sedang mempermainkan diriku" ucapnya lesu.

Jimin berjalan kembali ke kamarnya, makanan tidak akan membuatnya lebih baik.
Ia pun segera mandi dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Bertemu dengan pasien dan juga teman dokternya akan membuatnya merasa memiliki semangat lagi.

Dr JIMIN kookmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang