part#14

4.3K 345 60
                                    


~~sorry for typo  😊

~~ Happy reading  💜













                                    ⚠️WARNING
                                              🔞
                                              21++

                                        








                                          🐰💜🐥


"Aku menginap di sini atau dokter menginap di apartemen ku  ?"

.

.

.

Pilihan yang Jungkook berikan untuk Jimin, namun keduanya bukan pilihan yang benar.

Tak ada satu jawaban dari keduanya yang harus Jimin lontarkan pada Jungkook.

Namun Jungkook tetap lah Jungkook, pria yang keras kepala, egois, dan seenaknya.
Selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dan Park Jimin termasuk di dalamnya.

Sikap kekeh Jungkook yang ingin menginap di apartemen sang dokter membuat Jimin tidak bisa bernafas dengan tenang. Dirinya sudah cukup hina di mata Yoongi, lalu apa kata pria pucat itu jika Jimin malah membawa pria lain untuk menginap di apartemennya.

Meski tidak ada pilihan Jimin harus tetap memilih,

"Baiklah, aku ikut dengan mu" putusnya dengan tenang.

Pergi dengan Jungkook lebih baik dari pada Jungkook tinggal di sini. Setidaknya Yoongi tidak akan tau jika Jimin bersama Jungkook. Hanya itu yang ada di pikiran Jimin saat ini.

Meski Jimin tidak yakin Jungkook akan menjaganya, atau menjaga diri Jungkook sendiri ?

Bagus, Park Jimin sudah terjebak permainan Jungkook.

"Good baby, aku semakin jatuh dalam cintamu"

"Berhenti membual, aku sudah sangat muak" sarkah Jimin.

Jungkook hanya terkekeh kemudian berganti menjadi seringaian di wajah tampan nya.
Jungkook menang.

Jimin tidak habis fikir bagaimana bisa Jungkook keluar dari rumah sakit, lagi ?.
Apa hubungan antara Ayah dan Direktur Lee membuat Jungkook bisa dengan mudah keluar masuk tempat rehabilitasi.

Jimin mengambil langkah seribu keluar dari apartemen miliknya, ia tidak ingin Yoongi memergokinya pergi dengan Jungkook.

Hah, pria itu. Dengan senyum merekah membuka pintu mobil untuk Jimin mempersilahkan pujaan hati nya itu masuk. Setelah sang dokter nyaman di kursi penumpang Jungkook menutup pintu mobil setelah mengusap kepala Jimin dengan lembut.

Jimin semakin muak, namun hatinya terasa hangat.
Jimin merutuki rasa itu.

Klek.

Bunyi sabuk pengaman yang Jungkook lilitkan di tubuh atletisnya membuat Jimin tersentak kaget.

"Aku ingin tidur nyenyak malam ini, tapi aku  tidak yakin aku bisa" Ucapnya.

Jimin mendengkus, semakin tercekat saliva di dalam tenggorokannya.
Keputusan yang sudah ia ambil memang tidak benar, tapi begini lebih baik.

'Semoga  Yoongi ~hyung  tidak tahu'





"Park Jimin, manis namun lebih hina dari pada seorang jalang murahan"

Dr JIMIN kookmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang