part#23

3.3K 312 51
                                    


~~ happy reading














🐰💜🐥

2 tahun kemudian.......

Celoteh riang malaikat kecil di atas kursi bayi itu ikut menyemarakkan suasana pagi. Rumah dua lantai itu semakin terlihat harmonis setiap hari nya, seiring dengan tumbuh kembang balita itu.

Pria manis yang sedang sibuk membuat sarapan itu pun sesekali menoleh putra tampannya, memastikan bayi itu masih dalam posisi yang aman.

"Mom..." sapanya, bayi itu memang sudah sangat pandai berbicara. Membuat siapapun gemas olehnya.

"Iya tampan, sebentar lagi sabar nee..."

Tap...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki berbalut sepasang sepatu pantofel hitam mengalihkan perhatian Bayi mungil itu. Tangannya melambai hendak meraih sosok yang kini sedang berjalan mendekatinya, mengusak gemas rambut tebal si bayi lalu mencubit pipi tembam itu, persis seperti pipi sang ibu..

"Morning Baby Shane.." satu kecupan di pipi gembil itu.

"App..aa.." jawabnya terbata.

Pria dewasa itu gemas lalu mencubit hidung mancung si bayi. setelahnya pria bersurai hitam itu berlalu menyampirkan jas putih nya di bahu kursi ruang makan lalu berjalan ke dapur menghampiri pria manis di sana.

Cup...

Kecupan di pipi dan juga rengkuhan di pinggang menyerang bersamaan. Membuat pria manis itu menggeleng lalu mendelik protes.

"Selamat pagi sayang" Bisiknya seraya memandangi wajah cantik nan manis itu penuh puja dan rasa syukur.

"Pagi.., bisa lepaskan tanganmu.. aku kesulitan bergerak jika kau seperti ini"

"Ji..."

"Heum.."

"Kenapa aroma tubuh mu selalu saja harum"

"Pagi-pagi membual dokter Kim !"

Kim Taehyung, iya.. pria itu membalikan badan Jimin membuat mereka berhadapan. Taehyung menatap Jimin lekat, pelukannya semakin erat.. hidung mereka bersentuhan.
Tangan lebar Taehyung menyusuri setiap inci punggung Jimin. Lalu naik untuk membelai pipi Jimin.

"Sampai kapan ?"

Jimin menghela nafas "apa nya yang sampai kapan dokter Kim ?" Jimin menukikan kedua alisnya.

"Sampai kapan kau akan berhenti membuat jantungku selalu berdebar seperti ini, sayang... bahkan putra kita sudah besar" ucap Taehyung, bukan sebuah bual-an. Memang begitu adanya. Taehyung pria yang jujur.

"Kau ini.."

"Aku menyayangi mu Ji..." mata elang Taehyung mengunci manik Jimin.

"Pergilah ke meja makan Ttae.. sarapanmu akan segera siap.." Jimin membalikkan badannya berusaha menghindari tatapan Taehyung. Setelah sekian lama entah kenapa pagi ini terasa berbeda.

Taehyung tidak menurut, pelukannya semakin erat. Bibirnya terus mengecupi pundak Jimin.

"Ji.. lihat Shane"

Jimin mematikan api kompor lalu menoleh ke arah putranya. Bayi itu sedang asyik memainkan robot ironman kesukaannya.

"Ada apa dengan Shane ?"

"Sepertinya dia butuh teman"

"Aku selalu menemaninya sepanjang hari Tae.. apa itu tidak cukup menurut mu ?" Jimin melepas tangan Taehyung yang melingkari perutnya. Pria manis itu bergeser mengambil piring lalu menyusun makanan yang ia masak di atasnya.

Dr JIMIN kookmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang