part#21

3.2K 318 36
                                    

~~happy reading  💜






🌞💜🌛





Ding... dong.. ding... dong...

Yoongi yang baru saja keluar dari kamar segera berjalan menuju pintu utama karena mendengar suara bel. Sepertinya ada tamu.
Pria pucat itu berjalan santai lalu membuka pintu dengan santai pula.

Ceklek...

"Selamat malam Yoongi~ssi"

Seorang wanita cantik yang Yoongi tahu adalah dokter Wendy, dan satu lagi pria berprawakan tinggi, namun Yoongi tidak tahu siapa. Berpakaian rapi, berdiri sedikit di belakang dokter Wendy.

"Dokter Wendy..." sambut Yoongi ramah. Senyum lebar menghiasi bibir tipisnya. Setelah itu mata sipitnya menelisik si pria tinggi.

"Saya Yeonjun, supir tuan Jimin" jelasnya tanpa Yoongi tanya. Yeonjun juga membungkuk hormat.

"Supir Jimin ?" Gumam Yoongi.

"Aku ingin bicara dengan Jimin, apa dia ada Yoongi~ssi. Aku menghubungi nya tapi ponselnya tidak aktif. Aku datang ke rumah sakit, katanya Jimin sudah pulang"

"Oh.. tentu, silahkan masuk dok, Jimin memang sudah pulang" Yoongi menggeser badannya mempersilahkan Wendy masuk. Sementara Yoongi masih berdiri di ambang pintu.

"Kau juga silahkan masuk Yeonjun~ssi"

"Tidak tuan, saya tunggu tuan Jimin di luar saja."

Yoongi menebak jika pria ini suruhan kekasih Jimin. Raut wajah Yoongi seketika berubah masam. Mata sipitnya memicing dengki pada Yeonjun.

"Jimin tidak akan pergi kemanapun, dia istriku dan ini rumahnya. Bilang saja pada tuan mu, Jimin itu milikku ! Jangan pernah mengganggu Jimin lagi !"
Yoongi menutup pintu rapat tanpa menunggu jawaban dari Yeonjun.

Yoongi memang sangat kesal, berani sekali kekasih istrinya itu. "Brengsek !" Gumamnya.
Namun setelahnya tatapan Wendy tepat menyorot wajahnya, membuat Yoongi tersenyum tipis, lalu duduk di sofa lain. Menemani tamunya.

"Sebenarnya ada apa Dok, apa yang ingin anda katakan ?" Yoongi memulai pembicaraan.

Wendy terlihat gelisah, berkali-kali maniknya menatap Yoongi namun sesaat kemudian melepasnya. Seperti tersangka yang sedang membawa barang curian atau semacamnya, dan kini tengah di hadapkan pada seorang yang akan mengadilinya. Wendy gugup.

"Sebenarnya.. aku hanya ingin bicara dengan Jimin. Jika kau tidak keberatan" pinta Wendy, namun Yoongi masih belum memberikan jawabannya.

Hingga saat suara decitan lantai terdengar, membuat tamu dan tuan rumah itu menoleh serempak ke arah suara

Park Jimin, pria mungil itu berjalan menghampiri sofa di mana Yoongi dan juga Wendy berbincang. Tubuh mungilnya berbalut coat  merah, menyembunyikan kemeja hitam dan celana yang juga hitam yang membalut tubuh Jimin.

Dan, decitan itu...

Sumber suara itu berasal dari koper, roda koper berwarna hitam yang sedari tadi menimbulkan decitan nyaring.

Yoongi menegang.

"Wendy, kau sudah datang ? Maaf tadi ponsel ku mati aku baru saja menghidupkan nya kembali." Jelas Jimin, langkahnya terhenti tepat di sebelah sofa yang Wendy duduki, meninggalkan koper hitamnya di sana lalu Jimin duduk di sisi sofa yang kosong, di sebelah Wendy.

"Jimin.. kau mau kemana ?" Yoongi angkat bicara.

"Ada apa ini ?" Saut Ny. Min, ibu Yoongi itu terlihat bingung dengan keadaan di depan mata. Setelah melepas apron yang menggantung di lehernya, wanita itu bergabung duduk di sofa.

Dr JIMIN kookmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang