Ciee beneran double up kan😘
.
.Tim baca jam brp nie?
.
.ketik 2 klo pen triple up, ok?!
.
.𓃬 A R B I T E R 𓃬
Sepulang dari Boda Barn, Baik gue ataupun babu-babu gue nggak langsung pulang ke rumah masing-masing, melainkan singgah dulu ke supermarket 24 jam. Kita beli banyak cemilan buat bekal di apartemen gue. Iya, mereka nggak mau balik. Mereka memilih sleepover di apartemen gue katanya.
Dan di sinilah kita dengan beberapa cemilan tersaji di atas karpet dengan beberapa selimut dan juga bantal sebagai pelengkap. Tak lupa tv yang sudah menampilkan layar netflix buat pengisi suara di tengah perghibahan.
"Jadi gimana, Then? Lo tolak apa lo terima?" Tanya Halim seraya memasukkan ciki ke dalam mulutnya.
Yose tengah menyimak karena gue tau, ia kayaknya lebih setuju kalau gue nerima tawaran bareng Arbiter. Soalnya sepanjang di Boda Barn, Yose secara terang-terangan ngebela Arbiter ketika Halim dan Damian menjelekkannya. Ya meskipun mereka semua nggak ada yang sepemikiran sama gue, tapi gue bisa ngerasain itu.
Kenapa ya?
Padahal dulu Yose, Damian, Halim, bahkan Henderey pun kalau dengar nama Arbiter pasti bakalan sensi kayak masker. Tapi sekarang kenapa Yose berbeda? Kayak sepanjang bahas Arbiter, dia tuh tenang, diam, dan kalem.
"Menurut lo gimana, Yos? Gue terima apa gue tolak?" Bukannya jawaban buat Halim atas pertanyaan darinya, gue malah melemparkan pertanyaan itu ke Yose yang sedari tadi fokus dengan layar netflix. Gue tau dia nggak sepenuhnya fokus dengan tayangan netflix, sih.
Baik Halim, maupun Damian, ia tertoleh sepenuhnya ke arah gue. Seakan tak percaya kalau gue melemparkan pertanyaan itu ke Yose.
Henderey hanya diam menyimak sesekali mulutnya ia gerakkan untuk mengunyah ciki dengan pelan.
"Gue yakin lo pasti tau jawaban gue, Then." Balasnya singkat lalu lanjut nonton lagi.
Gue memandang Yose dengan senyuman ringan. Kemudian beralih ke arah Halim dan Damian yang menatap Yose sangsi.
"Plis deh, Lim, Dam. Nggak usah ribut begitu elah, gue cuma nanya doang. Nggak lucu anjir perkara gini doang ntar lu ribut sama Yose. Lagian Yose pasti punya alasan sendiri kali. Kek lo berdua yang ngelarang gue accept dengan berbagai macam alasan dari lo." Gue berusaha melerai pertikaian yang sepertinya akan terjadi sebentar lagi. Namun siapa sangka, dari emosi Halim dan Damian, Yose justru menganggapnya tak serius dan lanjut nyemil-nonton lagi.
𓃬 A R B I T E R 𓃬
Paginya gue terbangun dengan tubuh gue yang sedikit terasa pegal-pegal. Gimana nggak? Halim tidurnya nimpa gue, sedangkan Yose tidurnya nimpa Halim. Alhasil gue yang kena double kill.
Akhirnya gue membangunkan Halim terlebih dahulu, menepuk-nepuk lengannya pelan biar dia pergi dari atas tubuh gue. Demi Tuhan berat banget.
Begitu Halim menggeliat pelan, disitulah gue mengambil kesempatan buat ngedorong badan dia sedikit demi sedikit agar menyingkir dari tubuh gue.
"Eh aduh, my queen kelindes truk. Sori ya bebeb acu, ada yang sakit nggak?" Kesadaran Halim langsung terisi penuh begitu melihat gue yang melakukan perenggangan sembari menggeram keras, iya sepegal itu dan sesakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBITER
Fanfiction[SELESAI | ⚠21+] Arbiter itu nama orang, lebih tepatnya nama cowok yang diam-diam sudah berhasil ngebuat gue nerima proyek, FULL NAKED. Arbiter Radhyaksa welcome to another jeno;s start : 10 November 2021 end : 02 April 2022 notes: Tol...