[18] A Proposal Acceptance (3)

1K 91 50
                                    

ayo dukung author abal2 ini dg pencet ⭐ okk?!

.
.

Tim baca jam brp nie?

.
.

𓃬 A R B I T E R 𓃬






Author;s POV

Jarak bangku yang diduduki oleh Athena dan teman-temannya memang tidak terlalu jauh dari posisi Arbiter dan Anne. Hanya terpaut 50 meter, dan Arbiter dapat menangkap suara bising di sana. Seketika netranya membola begitu melihat teman-teman Athena di sana pun dengan Athena yang menatap datar ke arahnya. Dan secepat itu mengalihkan ke arah lain tanpa mempedulikan Arbiter yang sekarang kehabisan kata-kata.

"Kak Arbiter, Kakak suka cewek yang kayak gimana?" Tanya Anne dengan nada imut yang membuat Arbiter bukan merasa gemas, malah merasa ingin muntah.


Pasalnya Arbiter ke sini bukan semata-mata karena ia kenal Anne, bukan. Ia hanya mengikuti titah sang papa, Javier Radhyaksa, yang meminta untuk menemaninya bermain golf bersama rekan kerja sang papa. Siapa lagi kalau bukan Abelano Kagendra, bos dimana Athena kerja.

Semula Arbiter ingin bermain golf juga, namun apalah ketika putri Pak Abelano merengek ingin berjalan santai namun papanya sedang ada tamu, alias Pak Javier. Mau tidak mau, Pak Javier yang kebetulan sedang mengajak Arbiter pun menyuruhnya untuk menemani Anne berjalan-jalan.

Arbiter sempat menolak melalui tatapan yang ia tujukan ke papanya, namun papanya bisa apa? Nggak enak dengan Pak Abelano. Alhasil Arbiter dengan berat hati menemani Anne berjalan-jalan.

Pak Javier memantau dari jauh sedikit miris. Bagaimana tidak? putranya itu sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya adalah model dunia, Athena Roopez. Bagaimana ia membiarkan putranya menemani Anne.


Papa
hanya teman, bang
anggep dia adek kamu gapapa
dia 3 tahun lebih muda dri abang
papa juga tau kali klo kmu punya athena

Arbiter
bgus klo papa ngrti

Arbiter mengalihkan pandangan ke arah bangku Athena dan teman-temannya lagi, hingga ia terkesiap tatkala Anne memegang lengannya lembut seiringan dengan Athena dan teman-temannya yang bangkit dan jalan menuju parkiran.



"Yang pasti bukan cewek kayak lo, sorry. Lo bisa balik sendiri kan? Gue ada urusan." Tanpa memperdulikan sekitarnya, Arbiter berlari cepat menyusul Athena dan kawan-kawan yang hendak masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.


Arbiter mengangguk pelan, sekarang ia tau siapa pemilik mobil sport yang mewah itu. Bodohnya, Arbiter tidak menyadari kalau itu milik Athena, dan seharusnya ia tak mempercayai apa yang dikatakan Anne sebelumnya.

"Rame juga pengunjung di sini."

"Oh, itu mobil koleksi aku sama papa. Emang sengaja di parkir disitu, Kak."


Bodoh, Arbiter bodoh. Harusnya ia segera menyadari itu. Namun naas, begitu Arbiter sampai di parkiran, mobil Athena dan teman-temannya sudah lebih dulu meninggalkan area itu.



"Gawat anjir! Ntar Athena bisa nggak nerima proyek itu. Demi Tuhan, gue nggak mau partner sama cewek lain kecuali Athena." Batin Arbiter menjerit seraya mengusak rambutnya frustasi.


Athena itu susah digapai. Arbiter bahkan tidak tau bagaimana perasaan Athena untuknya setelah mereka melakukan romantis sana sini. Bisa saja kan Athena menerima semua perlakuan Arbiter padanya namun tak ada perasaan di dalamnya?


ARBITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang