Alex memegang gelang polos warna hitam dari Emily. Dia memutarnya dan menciumi bau wangi gelang itu. Dia tidak pernah menyukai barang apa pun seperti sebesar rasa sukanya pada gelang pemberian Emily.
Kalau mengingat kejadian tadi siang, rasanya dia ingin mengulang hal itu kembali dan mengunci pintu ruangannya rapat-rapat agar siapa pun tidak bisa membuka pintunya dan mengganggu waktunya bersama Emily.
"Aku hanya merasa gerah." Jawab Alex. Alex mendekatkan wajahnya pada wajah Emily. Mata Emily melebar.
Alex menatap wajah Emily lebih dekat lagi hingga dia bisa mencium aroma manis dari parfum Emily. Parfum ini bukan hanya memberikan aroma manis tapi juga sensual. Tangan Alex mengangkat dagu Emily. Kedua daun bibir wanita itu terbuka sedikit. Emily tidak bergerak sama sekali. Tubuhnya terasa kaku mendadak.
Alex membasahi bibirnya.
Di mata hijau terang Emily, Alex tampak sangat seksi. Oke, dia sudah berpacaran dengan empat pria dalam hidupnya dan keempat pria itu tidak pernah terlihat seseksi Alex. Padahal Alex hanya sedang membasahi bibirnya yang mendadak kering.
"Emily..." Suara rendah Alex membuat tubuh Emily merinding.
Emily ingin mengatakan sesuatu semacam penolakan atau apa pun itu yang bisa mencegah Alex mencium bibirnya, sialnya suaranya tercekat di tenggorokan. Tatapan pria itu begitu menginginkannya. Emily memang istrinya tapi apakah yang dilakukannya nanti di kantor bisa dimaafkan. Bukankah kantor tempat bekerja bukan tempat untuk melakukan hal yang intim.
Tangan Alex yang satunya meraih punggung Emily. Tangan pria itu bahkan berhasil masuk ke dalam kaus Emily. Dia menarik wajah Emily dan seketika kecupan hangat yang diberikan Alex di bibir Emily memberikan sensasi yang panas. Bahkan seluruh tubuh Emily mendadak panas.
Ciuman itu berlangsung lama. Alex tidak pernah merasakan sensasi semenggairahkan ini. Bahkan saat mencium bibir Amanda pun dia hanya merasakan kalau itu hal biasa yang bisa dia lakukan dengan wanita mana pun. Tapi, dengan Emily semuanya seakan tertumpah di sana. Di ciuman yang memikat. Alex tak memberi jeda pada ciumannya. Dan gesekan tangannya di punggung Emily menambah sensasi yang semakin panas.
Emily tidak bisa berdiam diri, kedua tangannya bahkan meremas bahu bidang Alex yang keras. Sangat berbeda jauh dengan bahu milik John yang lembek. Tangan Emily naik ke kepala Alex dan meremas rambut Alex. Mereka seakan lupa kalau mereka sedang berada di jam kerja.
Alex tidak mengerti dengan ketertarikan semacam ini pada Emily. Dia sangat menyukai mata hijau terang Emily dan juga apa yang dilakukannya saat ini. Apakah dia benar-benar mulai menyukai wanita itu?
Alex tersenyum mengingat kejadian itu. Dia ingin melakukannya lagi. Sekali lagi. Menikmati sentuhan tangannya pada punggung Emily dan menikmati kecupan bibirnya pada bibir Emily.
Alex mengenakan gelang polos itu di tangan kirinya. Dia ingin bertemu Emily malam ini. Dia mengirimi pesan pada Emily.
Datang ke apartemenku sekarang.
Pesan itu terkirim tapi belum dibaca Emily.
Sejujurnya, dia sudah tidak menginginkan Amanda sejak melihat Amanda bersama Keane di sebuah hotel. Ya, perasaannya memudar. Dan saat dia memiliki hubungan yang intens dengan Emily, Alex merasakan getaran yang berbeda. Emily bisa membuatnya mati penasaran hanya dengan satu kedipan mata.
Alex kembali tersenyum.
Tiga puluh menit berlalu dan Emily belum membalas pesannya. Dia rungsing dan kesal. Pesannya hanya dibaca Emily. Dia mencoba menelepon Emily beberapa kali tapi Emily tidak mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
Romance"Aku bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Aku ingin menawarkan kontrak kerja sama sebagai pasangan suami-istri." Pupilku melebar. Apa tadi katanya? Apa aku tidak salah dengar? Aku merapatkan kedua tanganku karena mendadak aku merasa sangat din...