Five

1.9K 241 10
                                    

gausah kasih peringatan karma saya yakin yg dibawah umur juga bakal gas














"aniki, apa yang kau lakukan?"

gebrakan pintu terdengar jelas saat pria bernama ran itu mencoba mendekati (name). si bungsu haitani datang dengan wajah tak enak-menghentikan kegiatan yang ada di dalam.

"jangan mengganggu rin, aku hanya akan sedikit bersenang senang malam ini" ucap ran dengan wajah serta nada yang dingin.

"aku tidak berminat mengganggu, tapi bukankah akan ada masalah jika seperti ini? posisimu tidak akan jauh berbeda dengan si bodoh itu kalau kau melakukannya"

Ran menatap adiknya dengan penuh intimidasi. sesaat setelah helaan nafas keluar, wajah penuh kekesalan itu menjadi tenang dilengkapi dengan seringaian penuh arti. kaki jenjangnya melangkah mendekati sang adik. telapak tangannya melayang ke bahu Rin dengan kepala yang sengaja diangkat seolah memberi kesan angkuh.

"daripada kau menasihati kakakmu, bukankah lebih baik kau bergabung? kau juga menginginkannya bukan? jauh di dalam dirimu" rindou meneguk salivanya karena merinding dengan perkataan kakaknya yang dikeluarkan tepat di samping telinganya

rindou memalingkan wajahnya

"t-tidak sama sekali"

"tidak perlu sungkan. kita yang menangkapnya, jadi tak apa, kan?"

ran menoleh kearah (name). masih sepaket dengan senyuman khasnya yang terlihat mengerikan bagi gadis itu. ran mundur beberapa langkah mendekati tubuh (name). lalu menarik tangan (name) dengan paksa untuk menghadap kearah adiknya lalu mendekapnya erat seolah akan memberikan sebuah pertunjukan pada rindou.

(name) semakin panik karena didekap dari belakang seperti itu. bahkan kini lengan kekar milik ran mencoba naik, lalu memasukkan dua jarinya kedalam mulut sang gadis. mengacak-acaknya tanpa peduli soal aliran saliva yang keluar.

"lihatlah betapa manisnya dia"

Ran berusaha memanipulasi adiknya. jika Rindou bergabung, tentu adiknya itu akan tutup mulut dari yang lainnya. hal itu menguntungkannya. si bungsu mulai terhipnotis dengan kata-kata sang kakak. tanpa sadar, wajahnya mendekat kearah sang gadis dengan sendirinya.

jari panjang itu keluar dari sana. kini bibir ranum itu berpindah dikuasai oleh lumatan lumatan yang terasa aneh bagi sang empu. persetan dengan hinaan apa yang akan kakaknya keluarkan setelah ini, Rindou muak menahan dorongan dari dalam dirinya.

"mmff!"

(name) memaksa dirinya untuk menahan tangis keluar dari matanya. ia benar-benar tidak mau diperlakukan seperti itu apalagi oleh pria dewasa.

ini bukan first kiss nya, tapi sangat sulit untuk mengimbangi permainan lidah yang dilakukan bungsu Haitani. sungguh jika tangannya tidak ditahan erat, (name) sudah lama memukul wajah cakap milik Rindou.

pangutan kedua bibir itu dilepas kala keduanya kehabisan pasokan oksigen. (name) meraup oksigen sebanyak yang ia bisa.

"manis bukan?" goda Ran

"ck, sialan kau aniki. bertanggung jawablah"

Ran terkikik kecil dengan jawaban adiknya. kekangannya pada tubuh (name) dilepas, menyisakan lengan yang tengah diikat dengan ikat pinggangnya. tangan Rindou yang menganggur pun mengikatkan sebuah kain panjang di rahang (name) untuk membungkam mulutnya

"ah~ sayang sekali kita tidak boleh berisik, padahal aku ingin mendengar mulutmu menyebut namaku sambil menangis" ucap Ran

Ran duduk di tepi ranjang, lalu menarik tubuh ramping si gadis untuk duduk di pangkuannya dengan membelakanginya. disusul dengan Rindou yang berjongkok didepan gadis mereka, menghadap langsung pada selangkangan mulus milik (name)

tangan keduanya cekatan dalam melepaskan helaian kain yang menempel pada tubuh (name), menyisakan pakaian dalam yang membalut kewanitaan juga payudara sintalnya.

"hmppp!!!!!"

Kedua Haitani itu tidak memedulikannya saat (name) mencoba untuk berteriak. malahan, Ran mulai mengecupi ceruk leher jenjang milik (name). di iringi dengan si bungsu yang meraba setiap inci dari sebuah paha yang putih mulus.

sentuhan demi sentuhan diberikan oleh kedua eksekutif itu. dapat terlihat dari tubuh (name) yang memiliki banyak bekas kemerahan pada leher hingga selangkangan.

(name) berkaca-kaca saat diserang habis habisan oleh para Haitani. ia memang ingin menangis, tapi (name) buka gadis bodoh yang pasrah pasrah saja ketika diperlakukan secara tidak senonoh, sudah banyak perlawanan yang ia lakukan pada kedua pria bejat itu. bahkan wajah Rindou benar benar lebam karena ciuman kaki cantik milik (name).

keberuntungan tak lagi berpihak pada (name) karena Rindou kini membuka helaian terakhir pada tubuhnya

"menurutlah, atau kami tidak akan mengampunimu" ucap Ran penuh tekanan yang membuat gadis itu langsung bungkam

kedua Haitani mulai bisa dengan kegiatannya. Rindou menatap kakaknya dengan seribu arti seolah memberi suatu isyarat. Ran yang peka dengan tatapan adiknya langsung mengangkat kedua kaki (name) di bagian lutut sampai selangkangan nya benar-benar terbuka.

"hmpphh!!!"

tubuh (name) merasakan gelinjang aneh saat miliknya digelayuti oleh benda kenyal dan basah milik Rindou. lidahnya. ia melakukannya dengan lihai seolah ini bukan pertama kalinya. kakinya yang dipegang erat oleh Ran juga dilepas dan tangan besarnya beralih merangkup gundukan daging pada dada (name) yang membuat gadis itu semakin melayang

"h-hmph"

dari dinding kini benda tak bertulang itu berpindah ke klitoris, yang membuat tubuh (name) semakin bergetar hingga mencapai pelepasannya.

keduanya menyudahi permainannya. tubuh (name) yang lemas di baringkan di kasur king size dengan tangan yang masih terikat berada di atas. ah, sepertinya hidupnya tak akan lama lagi-ekhm tidak, itu bercanda.

"jadi berteriak dan memohonlah sekuat yang kau bisa. walau itu tidak akan mengubah apapun hahahaha" Ran berucap penuh penghinaan. si bungsu mundur beberapa langkah menuju sofa di ruangan itu, seolah mempersilahkan sang kakak untuk menjadi yang pertama.

tubuh besar milik Ran menindih tubuh (name). gadis itu memekik keras karena kedua jari Ran sudah mengacak-acak bagian bawahnya dengan tempo yang langsung berada di kecepatan tinggi.

air mata (name) mengalir karena rasa nyeri luar biasa menyerang kewanitaan nya. ini benar-benar berbeda dari cerita dewasa yang pernah ia baca. tak ada satu persen pun yang namanya nikmat, ini menyakitkan. baik fisik maupun psikis.

dua menit berlalu hingga (name) melakukan pelepasan untuk yang kedua kalinya. nafasnya memburu seakan baru berlari puluhan kilometer jauhnya.

baru saja (name) merasa bebas karna Ran menghentikan permainannya, pria itu makin melebarkan kaki jenjang (name) untuk memberi akses sebuah benda yang berdiri dengan tegaknya. (name) menggeleng dengan mata sayu yang menahan tangis untuk memberi isyarat menghentikan semua hal itu. "shh...I'll be gentle"

"HHHMMMPPPH!!" (name) berteriak melengking saat benda milik ran menghantamnya. hanya dalam sekali hentakan, benda panjang tak bertulang itu sudah masuk sepenuhnya ke liang

"H-HKHH"

bukan Ran namanya jika sabar dalam menahan diri. pinggulnya langsung digerakkan dengan tempo cepat ditengah (name) yang hampir pingsan karna rasa sakitnya

"haah... the virgin memang selalu lebih memuaskan" Ran menjilati bibirnya sendiri dengan sensual. Rindou terkekeh "kau terlalu brutal"

"jadi? langsung giliranmu?" Tanya Ran yang dibalas tatapan ragu oleh Rindou
"tidak, aku masih punya rasa kemanusiaan. mungkin lain kali"


































menyiram jiwamu dengan air garam

















sorry for the late update :(

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang