Fifteen

1.2K 236 9
                                    

an.
jika ada kesalahan, itu berarti saya kurang fokus. anu, sama order bintang nya satu.

"psiko...tropika?"

Ran telah meninggalkannya di ruangannya sendiri. perempuan itu—(name), masih merenungkan ucapan pria itu tadi.

inilah yang ia benci, saat dimana ia harus mengingat ulang materi yang pertama kali ia pelajari 4 tahun lalu, ketika ia masih menduduki bangku kelas 2 SMP di umur 14 tahun, ia memang bukan tipe orang yang suka 'skip' pelajaran penting, tapi untuk mengingat pelajaran yang sudah lama terkubur didalam sel otak? bahkan Rehan wangsaff pun tidak yakin dia bisa melakukannya.

(name) tahu apa itu obat jenis psikotropika. tidak mungkin ia tak tahu soal jenis itu. tapi mengingat Ran mengatakan 'golongan II' membuatnya harus memutar otak untuk mengingat apa yang dimaksud dengan golongan tersebut. seingatnya ada empat golongan yang membedakan psikotropika. tapi (name) lupa golongan dua termasuk ke golongan yang aman atau sebaliknya.

"tunggu, aku kan punya ponsel" finalnya. dan kini waktunya telah dihabiskan sia-sia karena pada akhirnya ia memilih jalan pintas

jemari itu mengambil gawai yang ia lihat di sampingnya. membuka ikon berbentuk G lalu mengetik rentetan kata demi kata yang diakhiri dengan sebuah tanda tanya. beberapa informasi berhasil masuk tapi yang dia perhatikan adalah situs di bagian paling atas, yang mana melampirkan sebuah informasi soal psikotropika golongan II yang memiliki efek candu menengah, dimana hanya digunakan dalam pengobatan dan tidak untuk dipakai karena berdampak buruk bagi tubuh baik bagian luar atau dalam, seperti mual, sakit kepala, kerusakan jantung, ginjal, hingga kematian bagi yang memiliki penyakit serius.

dan tentu, perempuan itu melotot melihat kalimat-kalimat didalam situs web di tangannya itu. jika golongan dua termasuk yang seperti itu maka artinya ia pasti akan terkena efek sampingnya, sama seperti yang tertulis di gawai nya. tapi masalahnya, Ran tidak memberitahu nama obat yang tergolong psikotropika golongan 2 itu. hal itu membuat (name) kesulitan untuk mengetahui dampak apa yang akan ia terima, sehingga tak tahu harus mempersiapkan diri seperti apa untuk menghadapi resiko.

"jangankan mengobati, ini sih akan membunuh pengguna vaksin nya. para bajingan itu, beraninya!!" ucap (name) dengan geram. lebih tepatnya dia geram karena khawatir dan takut pada apa yang akan terjadi pada tubuhnya. rasa sakit pada tubuh bagian luarnya saja sudah cukup untuk membuatnya menderita kesakitan. apalagi akan ditambahi dengan bagian dalam.

apa (name) benar-benar akan mati saat itu juga? ditangan Ran? di bawah pengaruh obat?

oh, jangan. masa ceritanya kelar di chap 15

(name) juga bertambah khawatir mengingat Bonten akan menjual obat buruk itu ke rumah sakit. dan akan diberikan pada pasien demam berdarah. bagaimana jika jumlah pasien yang terjangkit penyakit itu banyak? anak-anak, orang tua, populasi jiwa di Jepang bisa terancam karenanya.

"kira-kira, apa yang akan terjadi padaku dan orang-orang" gumamnya lirih. sekarang (name) menjadi pundung karena overthinking memikirkannya. akhir-akhir ini, kepalanya sering sakit. entah karena obat atau ia memang mengalami stress.

dua puluh menit (name) habiskan di dalam kamarnya. tak ada yang terjadi. tak ada yang sakit. tak ada reaksi. seseorang menyelonong masuk ke kamarnya, dan sudah tentu itu Ran. Ran sedikit kebingungan karena perempuan itu tak merasakan dampak apapun, padahal diberi zat adiktif yang terbilang berbahaya.

"bukankah aneh?, seharusnya kau tengah kesakitan sekarang"

"aku bersyukur" ucap (name) dengan wajah pucat

"jangan-jangan, kau kebal"

"jangan konyol, Ran-san. tolong, tinggalkan aku sendiri" pinta (name). Ran yang merasa diusir hanya mengedikkan bahunya. lalu pergi keluar dari sana dengan pikirkan yang masih dikelilingi rasa penasaran.

dirasa sudah sendiri, (name) memegang erat bagian perut dengan telapak tangannya. perempuan itu menahan sakit. beberapa saat lalu, ketika Ran masuk, rasa sakit yang luar biasa mulai menggerogoti perutnya. tak tahu dimana letak secara spesifik nya karena rasa sakit itu terasa menyebar di seluruh bagian perut bawah hingga ulu hati. tapi (name) menutupi nya dari Ran. karena ia tahu, setiap Ran melakukan eksperimen, dan berhasil menimbulkan efek, pria itu akan mencoba beberapa jenis obat lain untuk percobaan tambahan. tidak seperti Sanzu yang cukup hanya sekali setiap butuh. Ran berada di level lain dari kegilaan.

"ugh..." (name) melenguh panjang. perutnya masih terasa sakit bahkan saat lima menit sudah berlalu. rasanya organ dalamnya—usus, hati, lambung, dan teman-teman—seperti di aduk menjadi satu di dalam sana.

itu aneh. padahal (name) tidak menemukan efek sakit perut pada psikotropika di dalam vaksin dari Ran tadi. mungkin jika (name) simpulkan, kemungkinan terbesar adalah, itu efek samping dari salah satu atau beberapa dari banyaknya obat yang (name) terima. selama ini, semenjak ia tinggal bersama para kriminal. meski hanya sedikit yang diceritakan, faktanya mereka terus memberinya obat.

zat-zat adiktif seperti psikotropika, bahkan narkotika, sudah banyak yang mereka tampung di wadah cantik itu.

sebenarnya sudah lumayan lama, (name) menyadari bahwa tubuhnya semakin kurus semakin berjalannya waktu. semakin putih hingga mendekati pucat, semakin ramping, hingga tubuhnya terasa ringan untuk digerakkan.

"s-sial..." (name) mengumpat entah pada siapa disana. bukannya membaik, perutnya malah semakin brutal seakan memelintir. tubuh kurus itu meringkuk kesakitan di ranjang. memeluk perutnya sendiri. keringat dingin dan air mata bercampur si wajah ayu nya. bibirnya digigit kuat-kuat agar tak mengeluarkan suara yang dapat di dengar oleh orang di luar.

itu bukan pemandangan yang menyenangkan. (name) sendiri, kesakitan, tak ada satupun yang menolongnya.

perempuan itu tak dapat menahan rasa sakitnya lebih lama lagi. matanya tergulir ke belakang. hingga tubuhnya memutuskan untuk menghilangkan kesadaran (name). ia pingsan, dengan wajahnya yang kecut nya usai menahan rasa sakit. perempuan itu beruntung karena rasa sakit itu dapat hilang untuk sementara.

setidaknya ia bisa tenang disana

walau tubuhnya berada di awal sebuah kehancuran






















"bangunkan dia"




















bagian ini lebih pendek dri biasanya yawh :D


EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang