Fourty One

398 52 9
                                    

"kondisi fisiknya semakin membaik, tapi psikisnya..."

"aku tidak bertanya tentang psikisnya" Mikey memotong jawaban bawahannya dengan tidak peduli, seakan itu bukan hal yang perlu dipikirkan lebih jauh lagi, membuat Sanzu hanya bisa diam tunduk

"Masih belum ada kabar tentang Ran?" pertanyaan kedua Mikey keluar.

"Sayangnya tidak. Si brengsek itu main lepas tanggung jawab dan hebatnya menghilang tanpa pertanda sedikitpun. Perasaanku tidak enak dengan nasib kita" Sanzu menghela napas. Akhir-akhir ini ia sering mendesah lelah karena stress nya. Baru kali ini ia merasakan beratnya mengurusi Bos dan organisasinya sendirian.

Anggota Bonten yang tersisa sudah jarang berada di markas karena sibuk mencari pemasukan dengan segala cara. Satu-satunya yang terlihat menganggur hanyalah Sanzu yang terjebak dalam situasi merepotkan dimana ia harus memimpin bawahan-bawahan untuk terus mencoba berbagai cara untuk memperbaiki pertahanan dan perekonomian Bonten yang kian menyusut, menjaga (name) dari petaka, hingga menjadi teman ngobrol Bos nya walau nyawa yang menjadi taruhan, dan masih banyak lagi tugas-tugas merepotkan yang perlahan menguras kewarasannya.

"Jangan khawatir, aku bisa melakukannya dengan atau tanpanya"

Sanzu melebarkan matanya, melanjutkannya? apa yang barusan ia dengar itu merupakan sebuah lelucon?

"Kau masih ingin melakukannya, Boss?" tanyanya tak percaya. Namun pertanyaan itu dibalas dengan tatapan dingin penuh kehausan membunuh.

Sanzu terlihat berkeringat dingin "M-maksudku, dengan keadaan Bonten yang seperti ini... sepertinya..."

Tatapan Mikey melembut, atau mungkin, melemah? "Aku merindukan perasaan itu, Sanzu"

"Huh?" Sanzu kebingungan dengan raut wajah dan ucapan Bos nya, ia hanya diam sampai Mikey mengatakan sesuatu yang dapat meredakan rasa bingungnya.

"Perasaan puas saat aku melihat orang-orang lemah berlutut kesakitan di hadapanku, aku merindukannya. Dulu aku bisa melakukannya bahkan ketika aku iseng sekalipun. Tapi sekarang, ketika orang lemah mendekatiku, mereka mati. Aku tak bisa lagi melihat wajah-wajah itu seperti dulu. Maka dari itu, aku..."

"Bos..."

nafasnya tercekat. Sanzu tidak salah dengar, kan? yang barusan Mikey katakan padanya itu... adalah alasannya berniat melanjutkan projek yang melibatkan seorang wadah dan sebuah alat pelumpuh manusia itu?

Sanzu melakukannya sampai sejauh ini, sampai mempertaruhkan Bonten dan seisinya, mempertaruhkan kepercayaannya pada sesama petinggi yang sudah mereka bangun bersama-sama sejak bertahun-tahun, mempertaruhkan semua kekayaan yang sudah dikumpulkan, dan mempertaruhkan seluruh kewarasannya...

hanya agar Mikey bisa melihat orang-orang lemah tunduk kepadanya?

Bonten sekarat, Rindou dikorbankan, Ran menghilang, uang menipis, mental kacau, Shibuya diratakan, semua hal yang ia kira bertujuan agar Bonten dapat bersinar di puncak ternyata hanya untuk sebuah impian pribadi bos nya yang kekanak-kanakan?

Sepertinya dunia ini memang sudah gila sejak pertama kali diciptakan oleh Tuhan.

Oh, jangan tanyakan bagaimana kacaunya Sanzu sekarang.



































"Apa maksudmu?"

"Kalau kau sebegitunya ingin menyakiti dirimu sendiri maka lakukan saja, asal jangan mati" tangan sanzu dengan lihai menaruh beberapa makanan mulai dari makanan berat hingga dessert untuk perempuan itu, meski tau itu hanya akan berakhir dibuang atau hanya dimakan dessert nya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang