Twenty four

1K 201 25
                                    

10 Juni 2018, hari kedua perjuangan (name) bersama kebutaannya.

siang itu, seluruh petinggi, anak buah, juga (name), dipanggil untuk rapat oleh Sanzu atas perintah Mikey. mau tidak mau, remaja buta itu terpaksa ikut walau harus menyeret satu Maid bersamanya untuk jaga-jaga.

rapat itu berbeda dari yang biasanya. selain menambahkan (name) dan anak buah, para petinggi juga lebih tenang dari biasanya. bahkan Ran yang biasanya selalu ramai ketika rapat, kini menjadi diam seribu bahasa.

Sanzu berdeham dan berdiri untuk bicara "konferensi ilegal KEIGI (keiji ihō kaigi) mengadakan pertemuan untuk membahas operasi pemberontakan  secara besar-besaran. aku yakin kalian sudah tahu hal itu"

'yakin sekali, padahal aku saja belum tahu' (name) duduk di samping deretan anak buah dengan perasaan dongkol

apa-apaan dia, gaya bicaranya sok berwibawa sekali

"dan karena ketuanya adalah eksekutif kita, bajingan itu malah mengundang seluruh bagian dari Bonten untuk datang. dan setelah adanya persetujuan dari Bos, kita akan berangkat ke Roppongi malam ini" Sanzu memberi tatapan kesal pada Ran yang sibuk memainkan baton sambil duduk di samping adiknya.

"kawasan Bonten di wilayah ini akan benar-benar kosong karena semuanya ikut, termasuk para pembantu. jadi tugas kalian adalah meledakkan markas dan menyusul rombongan" ucap Sanzu yang memberi tugas pada para anak buah petinggi.

"semua harus sudah siap sebelum pukul lima. siapapun yang terlambat akan meledak bersama bongkahan dinding"

"sekarang bubar..."

"... kecuali (name)"

mendengar namanya disebut, (name) menajamkan pendengarannya. soalnya matanya tidak berfungsi, jadi telinga saja.

:D

sesuai dengan perintah, kini hanya tersisa Sanzu, Mikey, dan (name) di ruangan tertutup yang luasnya agak tidak manusiawi itu. (name) tidak mengubah posisi nya. masih duduk diam di sofa sambil menunduk. menunggu suatu hal terjadi.

"ini edukasi yang khusus untuk bocah nakal seperti mu. malam nanti, sampai acara itu selesai, jangan ada yang namanya penggertakan. turuti semua yang diperintahkan oleh siapapun itu dan berperilaku lah dengan baik" Sanzu mewakili Mikey untuk bicara

"kacau sedikit saja, kau ku jual. sekarang keluar, dan persiapkan dirimu"

(name) menunduk patuh, lalu pergi. tetap terlihat tenang walau kesal setengah mati di dalam hati. (name) berpikir, apa dirinya se kacau itu dimata mereka?

"Koba-saaann!! aku harus pakai apa?!" (name) bicara dengan menggebu-gebu. membuat Koba harus menyesuaikan diri dengan sikap (name) yang suka teriak-teriak.

"santai, nona. menurut saya sih, mungkin yang sedikit ketat tapi sopan"

"dimana-mana yang ketat ketat itu tidak sopan, Koba-san" (name) ber sweatdrob

"ma-maksud saya gaun yang agak ketat tapi panjang. bukankah itu lebih baik daripada yang pendek?"

(name) memiringkan kepalanya, kemudian membuat bentuk X dengan lengannya "no! dress yang seperti itu membuatku seperti tante-tante. juga sulit untuk berlari. bagaimana jika misal aku dikejar penjahat atau eksekutor?"

Koba hanya bisa menghela nafas dan terus tersenyum "kalau tidak mau terlihat tua sih, mungkin simple cocktail dress. itu akan memberi kesan elegan namun tetap imut dan sangat feminim. nona pakai yang warna hitam supaya kulit nona terlihat lebih cerah!"

"ide bagus, aku mengandalkan mu, Koba-san"

Koba mengutak-atik lemari pakaian (name), dan benar saja, ada satu dress masih terlipat di dalam paper bag yang dikirim Kokonoi. langsung saja Koba memakaikannya pada (name). perempuan itu terlihat bersinar karena di kulitnya yang sudah putih pucat, masih ditambah memakai baju yang serba hitam.

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang