Thirty four

883 177 16
                                    

bintang?



















15 Juni 2018, pagi

sebuah kecanggungan tercipta dari dua orang berlawan jenis. hawa sibuk memandangi adam bertopi yang berkutat dengan orak-arik telur. membuat yang ditatap menjadi sedikit kikuk. dapur kantor yang minimalis menjadi saksi bisu dari kekonyolan itu.

adam meletakkan dua piring nasi putih bersama orak-arik telur yang hanya diberi garam.

"silahkan"

"terimakasih" jawaban singkat dari hawa membuat atmosfer menjadi semakin canggung.

adam duduk di kursinya, berhadapan dengan hawa "uh...yah, jadi... apa yang membuatmu kemari, (surname)-san?"

"Hina-san dan Hanagaki-san pergi belanja untuk acara pernikahan temannya malam nanti. Tachibana-san juga pergi menemui si dosen itu, jadi aku kemari karena kesepian"

"bukankah berbahaya kalau kau berkeliaran seperti ini? Bonten bisa saja melihatmu" ucap Rindou

"aku sudah terlanjur disini, uh... Tuan rekannya Tachibana-san" sahut (name), yang kemudian memakan makanannya.

"ya... kau bisa memanggilku begitu jika kau mau" Rindou ber sweatdrob. memikirkan nama palsu terlalu berat untuk nya, jadi biarlah ia dipanggil Tuan rekan atau apalah itu.

tertutup sekali, sampai nama pun dirahasiakan?

(name) meletakkan alat makannya. menimbulkan bunyi ketukan antara sumpit dan mangkuk "maaf, lidah ku yang salah, atau memang Tuan rekan memberi telurnya gula—ukhuk!, ini sangat manis"

"hu-khak! benar, ini manis!" Rindou tersedak setelah memakan masakan nya

"aneh sekali, padahal wadah itu tulisannya garam" sambungnya

"Tuan rekan, Tachibana-san pasti salah menaruh bumbu"

"maaf, (surname)-san. ayo kita makan di luar saja" tawar Rindou, yang kini berganti gelar menjadi Tuan rekannya Naoto.

"tapi tadi kau bilang bahaya kalau aku berkeliaran" sahut (name)

"jadi mau kelaparan?"

"ayo berangkat"



























[Rindou's  pov]

kami akan makan di luar, kami akan makan diluar!! Haitani Rindou tenangkan batin mu!

berjalan berdua dengan akrab seperti ini, apa baik-baik saja? aku merasa sangat jahat karena menipunya. tapi aku tidak bisa berkata bahwa aku salah satu dari bajingan yang menyakiti nya. oh aku tidak bisa membayangkan reaksinya mengetahui bahwa Tuan rekan ini adalah si bajingan itu!!

lihatlah senyum nya Rin. astaga dia sangat bahagia bersama Tuan rekan ini.

akhirnya dia bahagia seperti itu. aku tidak pernah melihatnya. berjalan mengikuti garis putih di pinggir trotoar dengan senyuman ramah. menyapa beberapa anak TK dan dibalas dengan lambaian tangan tangan kecil. sekarang dia sudah menjadi anak SMA yang seharusnya. bukan mainan bagi para penjahat. aku bersyukur dia bisa bebas secepat ini.

"Tuan rekan! disana ada kafe yang keren!" oceh nya. aku baru tau tentang sifatnya yang sangat berisik seperti ini.

"oke, kita bisa sarapan disana"

kami memasuki kafe modern itu. sesuatu yang tidak pernah ku masuki sebelumnya. aku mengakui bahwa aku sudah menjadi orang jahat bahkan ketika masih sekolah dasar. tempat ramai dan ramah seperti ini tidak cocok untuk buronan sepertiku. tempat ini mengesankan. menjadikan kehidupan masa depan sebagai tema nya adalah hal yang kreatif. kami melihat beberapa robot pelayan menyapa kami dengan nada khasnya.

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang