Four

1.9K 286 34
                                    

bintang dibalas 🍋  .g



suara nyaring dari gebukan terus menyeru. lantai yang terbuat dari batu alam itu ternodai dengan bercakan merah. seorang gadis tengah di siksa di tengah taman belakang yang indah.

Dugh

Duakh

"k—akh..."
tendangan itu menghantam setiap bagian tubuh sampai tuannya tersedak. Ran hanya tersenyum miring melihat korbannya yang terus merintih sambil menangis.

Bugh

"aagh...s-stop"

"itu karena bersikap tidak sopan padaku"

Ran kembali tersenyum manis, ia sedang menghukum (name) karena telah bicara padanya dengan nada tinggi. hanya itu. selepas makan, Ran langsung mencari (name) yang pergi dan ditemukan sedang berjongkok di taman dengan seekor kucing liar.

lalu, kalian tahu apa yang terjadi setelah Ran menemukannya. kucing dengan bulu berwarna abu-abu itu berakhir mati dengan organ yang hancur karena diinjak injak

kini Ran memasang pose berfikir sambil menatapi tubuh (name) di tanah
"ini belum cukup. kurasa kau bisa melayaniku nanti malam" ucapnya mantap

(name) terbelalak dengan kalimat Ran. ia ingin segera menjawab tidak namun tubuh ringkih itu tidak bisa diajak kerjasama.

"ku anggap diam itu jawaban iya"
Ran berjongkok di samping (name) dan menggendong gadis itu ala bridal style meninggalkan taman.

"sa~tte... ayo rawat tubuh ini supaya sempurna"






















malam tiba. yang berarti mimpi buruk lainnya tengah menanti. waktu dimana seharusnya menjadi waktu paling menenangkan harus berubah menjadi waktu penuh jeritan dan umpatan.

hal yang (name) benci—pekerjaannya, membuatnya mempunyai malam yang panjang. penuh dengan segala mimpi buruk.
"JANGAN MENDEKAT!"

pria dihadapannya mengernyit tak suka.
"ha? kau pikir kau sedang bicara dengan siapa? memangnya dengan kau berteriak aku akan berhenti?"

si Pria berjalan mendekat, begitu juga dengan (name) yang semakin mundur.
"aku tidak tahu obat macam apa itu, tapi aku tetap tidak mau! lakukan apa saja kecuali obat!"

"dasar lacur, pilihanmu hanya obat atau mati. kau mau mati, huh?" Rindou berjalan makin dekat dengan gadis yang ketakutan setengah mati itu.

"CK, TIDAK BISAKAH KALIAN CEPAT?! AKU BISA KERING DISINI!" Pekik sanzu yang menjadi penonton dalam pertunjukan kejar kejaran antara Rindou dan (name)

"kalau mau cepat lakukan saja sendiri! dia sama sekali tidak mau menurut" ketus Rindou

Sanzu terlihat tak kuasa menahan amarahnya lagi. ia berdiri dari tempat duduknya lalu melangkah kasar kearah (name). menggenggam berbeda obat yang ia rebut dari rekannya
"ini perintah jadi lakukan saja! ini tugasmu, sialan!"

"tidak mau! telan saja sen—khakh"

(name) dibuat tersedak dengan beberapa obat yang Sanzu jejalkan kedalam mulutnya. lalu dengan paksa pria itu membuat (name) menelannya.

sanzu menghela nafasnya
"hanya tinggal menunggu reaksinya sampai kita dapat menjualnya"

"uhuk ukhuk ukhaakhh!"
tenggorokan (name) berasa seperti terbakar setelah ia menelan obat racikan yang dibuat oleh Bonten—lebih tepatnya Sanzu. panas, sampai sampai gadis itu terduduk di lantai sambil terus memegangi tenggorokannya.

EXPERIMENTAL [ BONTEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang