Konflik Gempa & Ice

199 31 6
                                    

Lorong gang yang sepi dan tidak ada orang siapapun disana, menjadi tempat yang bagus untuk pertemuan tiga orang. Salah satunya adalah seorang perempuan dan dua lainnya adalah pria preman yang sudah diberi tugas sejak sebulan yang lalu.

"Bagaimana? Apa kalian berhasil menyingkirkan mereka?" tanya perempuan tersebut.

"Berhasil dong, Bos! Lihat! Kami sudah merekamnya!". Salah satu pria preman itu menyodorkan ponsel kepada perempuan itu dan memperlihatkan rekaman pembunuhan yang telah mereka berdua lakukan sebagai bukti bahwa mereka telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Bagus! Kemana kalian membuang mereka?" tanya lagi perempuan itu.

"Ke tempat yang gak bakal bisa ditemuin ama polisi. Pokoknya aman deh!" jawab preman berambut model 'kribo'.

"Aku harap kalian melakukannya dengan benar! Kalau gak, kita bertiga dalam masalah besar! Paham, kalian?".

"Paham, Bos!" kompak mereka berdua.

"Nih uang yang udah kujanjikan! Sesuai dengan apa yang kukatakan sebulan yang lalu".

Salah satu preman itu menerima sepaket uang berisi Jutaan Ringgit, nominal yang mereka harapkan. "Terima kasih banyak, Bos! Bos jangan khawatir! Pokoknya semuanya aman! Gak ada siapapun yang mengetahui pembunuhan ini!".

"Iya. Sekarang kalian pergilah menjauhi Kita ini agar tidak ada yang mencurigai kalian!".

"Baik, Bos!". Kedua preman itu pergi meninggalkan perempuan yang merupakan Bos mereka.

Perempuan berpakaian mewah itu tersenyum jahat dan merasa senang atas apa yang telah ia lakukan. Ia lalu meninggalkan lorong gang yang sepi dari orang-orang dan menuju ke rumah calon mempelai laki-laki.

"Akhirnya orang tua Vino yang udah bangka itu udah gak ada! Sekarang, tidak ada yang bisa mengganggu ketenanganku! Hahahahaha..... sebentar lagi, aku akan menjadi Nyonya Amato dan dianggap orang penting di Kota ini! Enak juga rasanya langsung naik status kayak gini! Hahahahaha......" batin perempuan itu yang puas dengan apa yang telah ia lakukan.

☆☆☆☆☆☆☆

Cuaca senja menemani langit Kota Pulau Rintis yang dipenui berbagai aktifitas penduduk. Di tanggal 22 Januari atau lebih tepatnya pada hari Sabtu, sebagian besar para penduduknya sedang menikmati weekend yang ditunggu. Ada yang pergi ke Alun-alun Kota, Taman Kota, Stadion, Kebun Binatang, Museum, Taman Hiburan dan masih banyak lagi destinasi Kota Pulau Rintis yang sedang mereka kunjungi.

Lain halnya dengan Boboiboy yang sedang bersama dengan Yaya, Ying, Fang, Gopal, Sai, Shielda, dan seorang adik kelas Boboiboy yang bernama Ervan. Mereka sedang makan bersama di luar rumah Tok Aba. Pesta pernikahan Amato dan Tasya akan segera dilaksanakan pada esok hari dengan berbagai perayaan yang megah nan mewah.

"Hmm... sedapnya Rendang buatan Atok!!" senang Gopal menikmati lauk pauk khas Minangkabau yang berada di Indonesia.

"Ha'ah! Memang enak!" puji Yaya dan Ying.

"Ya iyalah...! Siapa dulu dong yang masak...?" bergaya Tok Aba sambil memegangi segelas teh hijau yang dibuat oleh Ochobot.

"Iya lah, Tok...! Atok emang top deh kalau masak Rendang!" puji Boboiboy.

"Boboiboy?" panggil Sai.

"Apa, Sai?".

"Tanggal 24 nanti, kau dipanggil ama Laksamana Tarung ke Markas TAPOPS. Katanya ada misi khusus untukmu yang harus kau jalani sendiri!".

New Mother (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang