Epilog

362 35 4
                                        

"Pak! Tolong, Pak! Saya gak bersalah! Saya gak sengaja nabrak Mbak Tasya! Saya benar-benar gak sengaja!".

"Diam!! Jangan banyak omong!!".

"Pak! Saya gak bersalah! Tolong bebaskan saya, Pak! Saya punya Keluarga yang harus saya nafkahi! Saya adalah tulang punggung keluarga! Kalau saya dipenjara, siapa yang akan menafkahi keluarga hamba? Kasihanilah saya, Pak!".

Azhar Kuncoro Bagaskara, seorang sopir taksi online dan merupakan pelaku tabrak lari yang mengakibatkan melayangnya nyawa Tasya kini mendekam dipenjara atas kesalahan yang telah ia perbuat. Tidak butuh waktu lama untuk menangkap Azhar yang identitasnya sudah diketahui, yakni kurang dari 3 jam.

---Azhar Kuncoro Bagaskara---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---Azhar Kuncoro Bagaskara---

Sang sipir penjara tidak memperdulikan ocehan sopir taksi online itu. Ia lebih memilih untuk pergi daripada melayani tersangka pembunuhan tersebut.

"PAK!! TOLONG BEBASKAN SAYA!! SAYA GAK SENGAJA, PAK!! SAYA GAK MAU DIPENJARA!! KELUARGA SAYA PASTI SEDIH MELIHAT SAYA DIPENJARA, PAK!! TOLONG KASIHANILAH SAYA, PAK!! Huhuhuhuhu......".

Tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya tangisan penyesalan yang keluar dari kelopak mata Azhar. Ia menangis karena memikirkan nasib keluarganya karena ia sendiri adalah tulang punggung keluarga.

Datanglah Keluarga Amato untuk menjenguk Azhar, pelaku pelenyapan Tasya walaupun dilakukan secara tidak disengaja. Mereka prihatin melihat Azhar yang mendekam di dalam sel penjara. Azhar langsung meminta tolong kepada "Keluarga Pahlawan" itu untuk segera membebaskan dirinya.

"Tuan Amato! Boboiboy! Tuan Aba! Ochobot! Mechabot! Tolong bebaskan saya! Saya benar-benar gak sengaja menabrak Istrinya Tuan Amato! Sumpah Demi Allah! Saya benar-benar gak sengaja! Tolong bebaskan saya...! Saya punya keluarga yang harus saya nafkahi! Hiks... Hiks... tolonglah saya...! Saya gak bersalah...! Hiks... Hiks...".

Amato mendekati pelaku pembunuhan Tasya itu dan mengangguk kearahnya. "Jangan khawatir! Saya sudah meminta Kepala Kepolisian Pulau Rintis untuk membebaskan anda dari penjara".

"Benarkah, Tuan Amato?! Apa itu benar?!" terkejut Azhar bercampur senang.

"Iya. Nanti malam, anda akan segera bebas. Tapi sebelum bebas, anda akan diinterogasi lebih lanjut agar kasus Tasya bisa diselesaikan dengan cepat".

"Alhamdulillah......! Gak papa deh! Saya terima apapun bentuk interogasinya! Saya kenal dengan Nyonya Tasya! Terima kasih, Tuan Amato! Semuanya! Saya sangat bersyukur sekali!".

"Sama-sama. Kami juga sudah mengikhlaskan Tasya dan masalah kasus yang menjerat anda, saya sudah meminta Kepala Polisi untuk mencabut laporan penangkapan anda".

"Jadikanlah ini sebagai pelajaran bagi anda untuk selalu waspada ketika sedang menyetir kendaraan. Kendaraan apapun yang anda gunakan, kumpulan nyawa manusia ada di sekitar jalan yang akan anda lalui" pesan Tok Aba kepada Azhar agar tidak terjadi kelalaian lagi dalam berkendara.

"Iya, Tuan Aba! Saya mengerti! Saya janji saya akan lebih fokus mengendarai mobil saya! Saya benar-benar berterima kasih kepada Keluarga Amato karena telah menolong saya! Saya benar-benar sangat bersyukur dan beruntung bertemu dengan kalian!".

"Tadi Bapak bilang Bapak punya keluarga kan?" tanya Boboiboy.

"Iya, Boboiboy! Saya punya keluarga yang harus saya urus karena hanya saya yang bisa menafkahi keluarga saya".

"Saya senang mendengarnya! Jagalah keluarga Bapak seperti Bapak menjaga diri sendiri! Keluarga adalah harta yang paling berharga dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia!" pesan Boboiboy.

"Benar! Saya tahu itu, Boboiboy! Itulah sebabnya saya ingin terbebas dari penjara ini karena saya memikirkan keluarga saya. Sekali lagi, terima kasih banyak! Saya benar-benar minta maaf karena kalian harus kehilangan Tasya. Saya benar-benar gak sengaja melakukannya!".

"Kami tahu kok!" kata Ochobot. "Ini mungkin memang takdirnya Tasya. Iyakan, Mechabot?".

"Ha'ah" angguk Mechabot. "Kau gak perlu khawatir! Kau akan bebas nanti malam setelah diinterogasi".

"Iya! Sekali lagi, terima kasih ya!".

"Hm!" angguk Keluarga Amato dengan senyuman.

☆☆☆☆☆☆☆

Boboiboy POV
Di Taman Kota
Petang Hari

Sekarang aku sadar. Kebahagiaan bukan hanya berasal dari kasih sayang dari seorang Ibu. Tapi juga dari Ayah, Keluarga, Sahabat dan orang-orang yang memiliki cinta di dalam hati mereka.

Mungkin apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Tetapi berusaha untuk memperoleh keinginan itu adalah jalan yang terbaik dan patut untuk diacungi jempol.

Aku sekarang sudah memiliki segalanya. Walaupun aku kehilangan sosok Ibu untuk yang kedua kalinya, tapi aku mendapatkan hikmah dari peristiwa yang telah kualami. Kematian Mama Tasya adalah bentuk instropeksi diriku untuk bekalku di masa yang akan datang. Selama ini aku terlalu berambisi ingin mendapatkan sosok Ibu baru demi mendapatkan kasih sayang seorang Ibu. Tapi sesuatu yang terburu-buru, hasilnya pasti tidak akan memuaskan. Ada kegagalan di mana-mana dan itu adalah resiko dari tindakan yang terburu-buru mendapatkan apa yang kita inginkan.

Mama Mara? Terima kasih ya karena telah melahirkanku ke dunia ini! Engkau adalah sosok Ibu yang jasanya tidak bisa disamakan dengan harta atau apapun yang ada di dunia. Selama 9 bulan, Mama telah merawatku, membesarkanku dan mengandungku dengan sepenuh hati. Boboiboy sayang ama Mama Mara!

Mama Tasya? Terima kasih atas kasih sayang dan bentuk kepedulian Mama kepada Boboiboy! Walaupun Mama kasar, tapi aku tahu kalau Mama Tasya melakukan itu demi kebaikanku untuk menghadapi masalah yang akan datang. Mama menunjukkan padaku betapa kerasnya menjalani hidup dan itulah sebabnya Mama menghukumku dan beberapa elemental-ku agar kami tidak boleh dimanjakan oleh hal-hal duniawi.

Dibalik itu semua, pasti ada hikmah dan manfaatnya. Berkat hukuman dari Mama, Boboiboy dapat memahami satu hal. Yakni Boboiboy dapat merasakan penderitaan seseorang. Selama ini aku hanya merasakan kebahagiaan saja dan tidak merasakan kesengsaraan. Tapi sekarang, aku merasakan kedua-duanya dan karena kedua hal itulah aku menjadi kuat secara fisik maupun mental.

Sekarang aku bukanlah Boboiboy yang hanya dikenali sebagai anak yang paling bahagia. Tetapi juga dikenali sebagai anak yang bisa memahami penderitaan seseorang dibalik kebahagiaanku. Itulah yang membuatku menjadi kuat secara jasmani maupun rohani. Boboiboy yang baru akan tiba dengan membawa sejuta kebahagiaan dan sejuta penderitaan kepada semuanya. Kedua hal itu tidak bisa terlepas begitu saja dalam rantai kehidupan dunia. Dimana ada kebahagiaan, disanalah ada penderitaan. Dimana ada penderitaan, disanalah ada kebahagiaan.

Pelangi akan selalu muncul setelah badai berlalu. Sama seperti masalah yang telah kuhadapi dengan penuh keikhlasan. Walaupun Mama Tasya sudah pergi untuk selamanya, tapi jejaknya akan selalu kukenang dan menjadi kekuatanku untuk menghadapi berbagai cabaran di masa yang akan datang. Hingga akhir hayatku nanti, aku tidak akan melupakan sosok Ibuku yang telah memberikanku kekuatan.

Mama Tasya? Semoga Allah membalas kebaikan Mama walaupun tidak terlihat oleh kami. Aku dan keluargaku yakin kalau Mama Tasya pasti memiliki kebaikan di dalam hatinya walaupun hanya seberat kacang kedelai. Itu saja sudah cukup untuk meringankan dosa Mama.

Selamat jalan New Mother, Mama Tasya! Beristirahatlah dengan damai dan berbahagialah selalu! Boboiboy sayang Mama Tasya, My New Mother!

Boboiboy POV End

~•~TAMAT~•~

New Mother (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang