7.

1.8K 78 0
                                    

Saat ini Bianca sedang berada di trotoar, ia bingung harus bagaimana lagi untuk menyambung hidupnya. Dikarenakan ia sudah dipecat, dan tidak mungkin keluarganya mau menghidupi dirinya, boro boro menghidupinya melihat wajahnya saja tidak mau.
" Aku harus nyari kerja dimana lagi"monolog Bianca.
"Udahlah pikir nanti aja, mending pulang dulu." Lanjutnya.

                                ↓↓↓
*Rumah
"Udah pulang juga lo ternyata, nih kerjain PR gw." Ucap Vania, kakak Bianca yang kedua.
"Tapi aku baru pulang kerja kak, cape." Keluh Bianca kepada kakaknya.
"Ya gw gak peduli pokoknya lo harus kerjain." Final Vania.
"Yaudah sini kak aku kerjain." Ucap Bianca karena takut jika kakaknya mengancam akan melaporkannya kepada sang ibunda.

                             ΩΩΩ
Setelah mengerjakan tugas sang kakak, saat ini Bianca sedang berada di kamarnya gudang lebih tepatnya sambil meratapi nasibnya yang malang.
"Kapan gw bisa bebas kayak orang -orang, dapet kasih sayang dari orang tuanya, dibeliin baju baju bagus, bisa liburan sama keluarga nya." Monolog Bianca.
"Mau ngeluh tapi dosa. Maaf ya Allah." Lanjutnya.
"Mending tidur aja deh, daripada nanti bangun kesiangan, ntar malah kena amuk mama lagi." Ucap Bianca.

                              ↓↓↓
"BIANCAAAAA!!!" Teriak Devano.
"Iya kak ada apa?" Tanya Bianca.
"Alah gak usah sok sokan gak tau deh lo, gara gara lo gw diputusin sama pacar gw bangsat." Ucap Devano penuh penekanan.
"Tapi aku beneran gak tau apa apa kak." Ucap Bianca yang saat ini sudah gemeteran.
 
Bughh.

Plakk

Tak sampai disitu, setelah Devano menonjok perut Bianca, dia juga menampar Bianca hingga meninggalkan bekas kemerahan.
"Kak udah s-sakit." Ucap Bianca penuh permohonan.
"Enak banget lo bitch bilang udah." Ucap Devano menekankan kata Bitch.

Bruggg

Karena emosinya yang saat ini belum mereda, Devano pun langsung membanting Bianca hingga kepala Bianca membentur tembok kamarnya.

Brakk

Setelah membanting Bianca, ia langsung pergi dan menutup pintu dengan kencang.
"Hiks.. hikss.. sakit ya Allah." Isak Bianca.
Setelah meredakan tangisnya, Bianca langsung bergegas mandi untuk berangkat ke sekolah.
         
                                 ↓↓↓
*Sekolah
Pagi ini Bianca berangkat sekolah dengan badan dipenuhi beberapa lebam.
"Eh si cupu dateng." Ucap Irene bersama dayang dayangnya.
"Muka lo kusut amat sih, gak dapet pelanggan yahh." Ejek Irene sambil tertawa.
Karena perkataan Irene tersebut sontak membuat semua orang tertawa.
"Kasihan banget gak dapet pelanggan, makanya cari yang bener dong." Sahut Jesi.
Sedangkan Bianca sedari tadi hanya diam. Tak berniat membalas apapun perkataan kakak kelasnya ini. Karena percuma saja ia melawan, toh mereka tetap memilih Irene.

Kring.. kringg..

Bel istirahat berbunyi. Saat ini Bianca sedang berada di toilet untuk membuang air kecil. Namun disaat ia akan membuka pintu justru pintu tersebut malah terkunci.

Brakk.brakk

"Tolongggg!!" Teriak Bianca.
Namun ternyata tak ada yang mendengar. Ntah itu menang tak ada yang mendengar atau memang sengaja Bianca tak tahu.
Berbeda dengan orang yang berada didepan kamar mandi tersebut, justru malah tersenyum puas.
"Rasain, emang enak gw kunciin." Batin wanita tersebut.

Vote komen
Makasih

BIANCA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang