11

1.8K 78 0
                                    

Saat ini Bianca sedang berada di perjalanan menuju rumahnya.

↓↓↓
"Ohh ini katanya orang yang lagi hamil diluar nikah." Ucap Luna sambil menarik kasar rambut Bianca.
Ya, Luna tau jika Bianca sedang hamil karena ia tahu dari sosmed tempat Bianca bersekolah.
"Pinter ya kamu masih kecil udah jadi jalang, mana membuahkan hasil lagi." Ucap Luna
"Malu maluin keluarga saya aja kamu." Sambung nya.
" Gak gitu maa." Ucap Bianca mencoba memberi penjelasan.
"GAK GITU GIMANA HA? KAMU ITU MASIH KECIL UDAH BERANI JADI JALANG, UDAH HAMIL, KAMU TU MALU MALUIN KELUARGA SAYA AJA TAU GAK SIH. GAK TAU DIRI. KAMU TAU KENAPA SELAMA INI KELUARGA SAYA MEMBENCI KAMU??. ITU KARENA KAMU MENYEBABKAN SAYA HARUS KEHILANGAN RAHIM SAYA. " Ucap Luna menggebu gebu.
"SAYA GAK MAU TAU, POKOKNYA HARI INI JUGA KAMU HARUS KELUAR DARI RUMAH SAYA, BERESIN BARANG BARANG KAMU. SAYA GAK SUDI NYENTUH BARANG BARANG KAMU, DAN SATU LAGI, KAMU SUDAH BUKAN ANAK SAYA DAN SUAMI SAYA LAGI." SAMBUNGNYA.

Detik itu juga air mata Bianca pun luruh.
Gimana perasaan kamu jika kamu sedang mengandung tapi diusir dari rumah? Dikeluarkan dari sekolah? Dan disuruh gugurin kandungan kamu?.
Sakit itu lah yang dirasakan Bianca saat ini. Ia bari saja pulang sekolah, butuh tempat bersandar untuk sekedar mencurahkan isi hatinya. Tapi apa yang ia dapat? Caci maki dari sang mama lah yang justru ia dapatkan.

↓↓↓
Setelah Bianca membereskan semua pakainnya, ia sudah siap akan menuruni tangga. Tapi niat itu ia urungkan setelah retina matanya tak sengaja menatap bi Ranti.

" Bi." Panggil Bianca.
" Non Bia." Jawab Bi Ranti sambil berkaca kaca.
"Maafin Bia bi, Bia udah ngecewain bibi sama keluarga Bia sendiri." Ucap Bianca sambil sesegukan.

"Non Bia gak pernah ngecewain bibi kok, non Bia harus kuat ya demi janin non. Maaf bibi gak bisa apa apa." Ucap bi Ranti.
"Gak papa bi, makasih ya. Kalo hitu Bia pergi dulu bi." Ucap Bianca.
"Iya non hati hati." Pesan bi Ranti, yang hanya dibalas dengan senyum manis oleh Bianca.

↓↓↓
Disiang yang terik ini Bianca harus berjalan kaki untuk sampai kerumah sakit. Ia sengaja tak menaiki angkot karena uangnya akan ia gunakan untuk memeriksakan janinnya dan untuk mencari kos kosan yang murah, lalu sisanya akan ia pergunakan untuk bisnis berjualan nanti.

Saat ini Bianca sedang menunggu giliran untuk dipanggil oleh sang suster.

"Ibu Bianca Dasha." Panggil sang perawat tersebut.

***
"Umur kamu masih 17 tahun?" Tanya sang dokter.
"I-iya dok." Jawab Bianca gugup.
"Baik kalo gitu kita periksa dulu, kamu bisa tiduran dulu di brankar." Perintah sang dokter.
"Baik dok." Jawab Bianca.

"Dari pemeriksaan, kandungan kamu baru berusia 1 minggu. Tolong dijaga baik baik ya, jangan kecapekan. Saya buatkan resepnya dulu." Ucap dokter itu.


Salam Sayang
YOONA

BIANCA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang