14

1.9K 70 0
                                    

Wajib komen and vote ya sayang ya (≧▽≦)

*****

" Shhh perih banget." Rintih Bianca sambil sesekali meniup lukanya.
"Semoga kamu gak papa ya sayang didalem perut Buna." Ucap Bianca.
" Maafin Buna ya sayang." Ucap Bianca penuh sesalan.

                                ↓↓↓
" Heh sini kamu." Perintah Luna.
" Kenapa ma?" Tanya Bianca.
" Sini kamu mau ikut kita gak?" Tanya Luna.
" Kemana ma?" Tanya balik Bianca.
" Udah deh buruan siap siap." Pinta Luna.
" Iya ma." Jawab Bianca.

Saat ini Bianca sudah was was karena ia dibawa oleh keluarganya ketempat yang sangat sepi.

"Ma, ini kita mau kemana?" Tanya Bianca kepada Luna.
"Udah deh ya kamu diem aja, tinggal duduk doang apa susahnya sih." Ucap Luna ketus.

Alih alih tenang justru Bianca bertambah takut, pasalnya jalan ini sangat sepi dan gelap.
Namun saat tiba ditengah tengah jalan mobil mereka pun berhenti.

"Turun kamu." Ucap Andrian.
"Tapi pa ini gelap banget." Ucap Bianca lirih sambil melihat sekitarnya.
"Elah tinggal turun doang apa susahnya sih." Ucap Vania.
"Tapi kak ini jalannya sepi banget, bahkan gak ada orang lewat." Jawab Bianca.
"Lama lo ah." Ucap Vania

Brukk

Tubuh Bianca didorong begitu saja dari dalam mobil. Untung Bianca langsung sigap memegang perutnya.

"Bay bayy." Ucap Vania sambil melambaikan tangannya di jendela mobil.
"Kak kok aku ditinggal?" Ucap Bianca.
"Hikss... aku harus gimana ini gak ada orang sama sekali." Lirih Bianca.

Akhirnya pun Bianca berjalan kaki menuju ke jalan yang lebih ramai, agar ia bisa meminta bantuan.
Saat ini ia benar benar tidak membawa apa apa, bahkan uang sepeser pun tidak ada.

"Sabar ya sayang, Buna cari bantuan dulu." Ucap Bianca kepada sang janin.

Akhirnya setelah berjalan cukup jauh, ia menemukan sebuah kursi, mungkin ia akan duduk sebentar karena kakinya saat ini sangatlah pegal. Setelah beristirahat sebentar Bianca pun berjalan kembali menuju ke kos kosannya, memang sedikit cukup jauh. Mungkin bisa memakan waktu 20 menit.

***
" Ah akhirnya kita sampai juga dirumah sayang." Gumam Bianca kepada anaknya.
"Kita mandi dulu ya nak." Ucap Bianca.

Bianca pun menuju dapur untuk merebus air untuk mandi nanti, mengingat ini sudah malam.

Setelah mandi Bianca pun memasak lauk tempe. Akan ia padukan dengan kecap dan kerupuk, ah membayangkannya saja membuat ia tidak sabar untuk mencobanya.

"Bismillah." Ucap Bianca sebelum sesuap nasi masuk ke dalam mulutnya.

"Kita tidur ya nak, Buna capek." Ucap Bianca setelah meminum air putih.

                                 ↓↓↓
Sedangkan ditempat lain, lebih tepatnya di rumah Justin, Alexa sang adek kini sedang berteriak heboh karena adanya kecoa yang terbang masuk kedalam kamarnya.

" AAA .. ABANG TOLONG MUMU PAPA AAAA." Teriak Alexa.
"Hushh sana gak lo pergi ihh pergi gak." Ucap Alexa sambil membawa sapu, untuk berjaga jaga jika kecoa itu terbang kedirinya.

Karena teriakan Alexa yang cukup keras menyebabkan kedua orang tuanya dan abangnya bangun lalu bergegas menuju kamar Alexa.

"Alexa sayang kenapa nak?" Tanya Ocha kepada sang anak bungsu.
"Mumu tolongin ada kecoa." Ucap Alexa yang kini hampir menangis.
"Vero buka pintunya biar gw ambil kecoa nya." Ucap Justin.

Fyi Justin manggil adekmya Vero.

Ceklek

Setelah mendengar pintu terbuka Justin pun langsung masuk ke kamar Alexa.

"Mana?" Tanya Justin.
" Itu bang deket jendela." Tunjuk Alexa ke arah jendela.

"Dah gw buang tidur lo." Ucap Justin kepada Alexa.
"Iya bang." Ucap Alexa.
"Tidur dek." Ucap Sanjaya.
"Tidur lagi ya sayang, itu kecoa nya udah dibuang sama abang." Ucap Ocha sambil mengelus rambut anak bungsunya.
"Iya Mumu, Papa, abang makasih kecoa nya udah dibuangin." Jawab Alexa.
"Yaudah good night." Ucap Sanjay dan Ocha.
"Night mumu papa." Jawab Alexa.

Sedangkan Justin sudah terlebih dahulu masuk kedalam kamarnya.

Sorry guyss baru sempet up .
Jangan lupa di vote ya sayang ya .

                        Salam Sayang
                                Yoona

BIANCA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang