12

9.5K 1.1K 57
                                    

-



-


"Jae... dia Putra Yuta!" Teriak Taeyong pada Jaehyun yang berdiri tepat di depannya. Air matanya jatuh seiring dengan Taeyong menjatuhkan punggungnya pada sandaran sofa.

Jaehyun berjalan mendekat mengambil posisi duduk di samping Mate-nya itu sambil mengusap lengan Taeyong.

"Semua sudah terjadi, bagaimana lagi sayang? Kita tidak bisa memisahkan mereka."

Perkataan Jaehyun mengusik Taeyong. Dia merasa gusar.

"Lalu bagaimana? Mereka tidak harus bersama. Jeno dan Jaemin-- bagaimana jika mereka tidak menerima Jeno."

Jaehyun menarik nafas pelan.
"Kita membutuhkam bantuan keluarga Kim, kita tidak bisa melakukan ini sendiri."

Taeyong menutup wajahnya dengan telapak tangan, menutupi air matanya yang masih saling berjatuhan. "Aku benar-benar takut mereka masih tidak memaafkan Ibu ku."

Jaehyun menatap Taeyong sendu. Ia mengerti, sangat mengerti mengapa Taeyong merasa takut.
"Itu hanya masa lalu. Saat ini pikirkan Jeno. Kita tidak bisa memisahkan mereka sayang. Mereka sudah terikat."

Taeyong menjatuhkan kepalanya pada dada bidang sang suami. Memeluk pinggangnya dengan erat mencari perlindungan.

"Jika mereka tidak menerima Jeno. Tanganku bahkan siap untuk menyingkirkan Jaemin dan mencarikan mate untuk putraku. Aku tidak peduli jika nyawaku menjadi bayarannya. Selama mereka belum melakukan Bonding, mereka masih bisa ku pisahkan, aku akan menyelamatkan putraku."

"Hei! Jangan berkata yang tidak-tidak! Bagaimanapun mereka adalah mate sayang. Kau tahu bagaimana rasanya ketika separuh jiwamu berada jauh. Ikatan mereka bukan sebuah permainan."

"Tapi Jae--"

"Sst... jangan pernah kau membahas ini depan orang lain. Tidak ada yang pernah mencoba memutuskan ikatan Mate dengan ritual terlarang itu. Kau bisa mengacaukan segalanya. Jangan sampai orang lain mengetahuinya. Sekarang kita hanya membutuhkan informasi dari Pack keluarga Kim."

Taeyong masih tersedu, ia tidak mencoba membantah perkataan Jaehyun. Ia akan mengikuti rencana suaminya terlebih dahulu. Jika tidak membuahkan hasil maka Taeyong akan bergerak sendiri. Ia akan melindungi Putranya.

Jeno berdiri kaku kemudian berjalan menjauh meninggalkan posisinya yang sejak lima menit lalu berdiri di balik sebuah pintu.
Ia berjalan dengan langkah lebar menuju sebuah ruangan yang tidak asing baginya.

"Hyung?"

Sebuah panggilan yang membuat sang pemilik kamar terkejut.

"Jeno?" Mark memandangnya kebingungan. Ia berjalan mendekati sang adik.

"Katakan padaku, siapa Yuta?"

Mark mengerutkan keningnya nampak kebingungan. Jelas sekali jika Mark pun tidak mengenal siapa itu Yuta.

"Aku tidak tahu, tapi kenapa tiba-tiba bertanya?"

Jeno berjalan kesana kemari. "Aku tidak sengaja mendengar Ayah dan Papa berbicara." Ucapnya dengan nada gelisah. "Tentang Yuta dan Jaemin. Papa berniat memisahkan aku dengan Jaemin."

Kedua mata Mark terbelalak. Ia menyentuh pundak Jeno, meminta sang adik untuk menatapnya.

"Kau tidak berpikir akan melakukan itu bukan?" Tanya Mark takut. Mark hanya ingin memastikan jika Jeno sudah tidak memiliki keinginan untuk melepas Jaemin setelah mereka Mating.

Forced Mate [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang