19

4.4K 405 13
                                    


Flashback Markhyuck






-








Malam itu Mark bermaksud meninggalkan kediamannya menuju pavilliun miliknya di bagian timur kawasan hutan milik ayahnya. Ia berhenti sebentar di sebuah toko obat yang selalu di kunjunginya, sambil memeriksa apakah persediaan obat miliknya telah terpenuhi atau masih ada yang tertinggal. Ketika urusannya telah selesai Mark berjalan menuju mobil.
 

Langkah kakinya terhenti saat mendengar suara teriakan dari sebuah lorong di seberang jalan. Mark tanpa berpikir panjang segera berlari menyeberangi jalan.

 
Ketika ia sampai Mark tidak menemukan apa pun. Nafasnya memburu karena ia sangat yakin jika ia mendengar teriakan meminta tolong.

 
Mark berjalan semakin dalam. Tempat itu kotor tergenang air hujan yang bercampur dengan limbah dari cairan sampah. Mark memeriksa setiap sudut, tak ada rasa takut karena Mark sudah terlatih untuk hal-hal seperti ini.
 

Ia terus berjalan hingga mendapati persimpangan, ada dua jalan dan Mark memeriksa salah satunya.
Saat itu, semua terjadi begitu cepat. Mark mendapat pukulan keras di belakang kepala, seketika pening ia rasakan sesaat sebelum pukulan kedua juga ia dapatkan. Mark terjatuh dengan lutut menyentuh tanah, kesadarannya masih terjaga dan Mark begitu marah.
 
 

 
Mark berbalik, pukulan ketiga nyaris ia dapatkan tetapi Mark segera menangkisnya dengan cepat. Mark balas memukulnya di bagian perut kemudian rahang.
 

 
Mark berbalik ketika mendengar teriakan. Ia baru menyadari jika lawannya tidak hanya satu orang, tetapi empat orang dengan tiga orang lagi yang tengah sibuk menyekap seseorang, Mark meyakini jika seorang itu adalah yang baru saja berteriak.
 

 
“LEPAS!”
 

“Kau tidak punya hak untuk ikut campur!”
 

“Jangan berlagak menjadi pahlawan. Jika kau ingin, Kami bersedia berbagi denganmu.”

 
“Aku tidak tertarik.” Mark berkata. “Lepaskan dia atau kalian akan mendapatkan balasan.”

 
“Munafik! Bereskan dia!” satu orang yang berbadan lebih besar meludah. Menyuruh kedua bawahannya untuk kembali menyerang Mark. Sedangkan tawanan mereka berada dalam dekapannya.

 
Mark bersiap dengan tangan kosong. Mark terbiasa menghadapi dua orang. Mereka bukanlah apa-apa baginya. Namun jika lawannya mulai mengeluarkan senjata, maka Mark tidak bisa menganggapnya remeh. Ia melumpuhkan satu persatu lawannya hingga ia harus menghadapi empat orang sekaligus.

 
“HATI-HATI! Mereka membawa pisau!”
 

"DIAM KAU!"

Mark mendengar peringatan itu, namun tetap saja beberapa kali lengannya menerima goresan. Itu hanya luka kecil yang bisa saja sembuh dalam waktu beberapa menit. Tubuhnya bisa dengan mudah pulih karena dia seorang Alpha. Namun di luar dugaan, mereka menusuk pinggangnya. Mark mundur beberapa langkah, darah mengalir dalam genggaman tangannya kemudian terdengar banyak suara langkah kaki yang datang membuat empat orang itu kabur begitu saja.
 
 

Beberapa orang datang hingga membuat penyerangan itu kacau berantakan. Mark meringis, ia menekan pinggangnya mendapati jika darahnya masih mengalir sangat banyak.
 

 
“Kau baik-baik saja? Apa kau perlu ke rumah sakit?”
 

Mark memandangnya, seseorang yang ia tolong itu memakai masker dan Mark tidak bisa melihat bagaimana rupa-nya. Suaranya yang halus terdengar sarat akan kepanikan dan rasa khawatir. Tatapan mereka tanpa sengaja bertemu dan Mark bersumpah jika ia bisa melihat kilauan hazel yang begitu terang itu mengarah padanya meskipun sesaat.
 
 

Forced Mate [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang