05

16K 2.1K 126
                                    

-

-

Jaehyun sebelumnya tidak pernah mendapati Putra Bungsunya berada di tempat pelatihan, berlatih menembak, memanah dan berkelahi, Jeno hanya akan berlatih bersamanya atau dengan Mark di dalam ruangan pribadi dalam Mansion mereka. Jaehyun tidak pernah melihat Jeno seperti ini, seolah dirinya sedang melampiaskan sesuatu.

Dari kejauhan dirinya dan Mark saling melemparkan pandangan. Nampaknya Mark juga merasakan hal yang sama. Saat ini Jeno sedang berkelahi melawan beberapa anggota dalam Pack-nya, mungkin mereka tidak sadar telah menjadi tempat dimana Jeno melepaskan amarah.

Sepuluh, dua puluh hingga tiga puluh orang yang menyerangnya bersamaan sudah memilih mundur. Mark mendekati Jeno yang tampaknya masih belum merasa puas.

Pada akhirnya Mark menjadi lawan bertarung Jeno selanjutnya.

Jaehyun tersenyum tipis, tidak pernah sekalipun dirinya melihat Mark seserius itu ketika menghadapi Jeno. Putra sulungnya itu selalu mengalah, dan Jeno tidak pernah ingin melawan Mark bila tidak ia minta.

Suara teriakan dari tengah lapangan menjadi akhir dari pertarungan Mark dan Jeno. Jaehyun sudah mengetahui akhir dari pertarungan itu, Mark hanya ingin menghentikan kegilaan Jeno, menyadarkan adiknya itu dari luapan emosi yang sangat besar.

"Tuanku. Putra dari Kwon Hyunbin dan Kwon-Hwang Minhyun meminta menghadap."

Pemberitahuan dari salah satu pelayannya berhasil membuat kening Jaehyun berkerut.

Tumben sekali Hwang Junior meminta bertemu dengannya.

Langkah kakinya berjalan dengan tegas meninggalkan tempat pelatihan untuk kembali ke Mansion Megah miliknya.

-

"Kau serius ingin mematahkan lenganku Hyung?!" Seruan Jeno mendapat satu tendangan kaki dari Mark.

Kedua iris sekelam malam miliknya memandang Mark tajam, begitupun Mark padanya.

Mark berdecih.

"Hanya sebuah luka kecil tidak akan membunuhmu." Kata Mark dingin.

Jeno mendengus. Mark tidak memiliki ekspresi apapun. Terlalu kaku, datar, dan dingin. Mark yang tidak memiliki hati kecuali untuk keluarga dan Packnya.

"Apa yang membuatmu menjadi sangat gila? Kau hampir membunuh mereka bila aku tidak segera menghentikanmu. Setidaknya aku adalah lawan yang pantas."

Mark merebahkan tubuhnya di samping Jeno. Jeno melakukan hal yang sama. Mereka sedang berada di sisi lain hutan setelah perkelahian mereka. Mark membawa Jeno pergi setelah menjatuhkannya.

Jeno menarik nafas dengan kasar.
Mengingat kembali bagaimana perjuangan dirinya menjaga seorang Omega melewati masa Heat membuat Jeno sangat merasa frustasi. Tidak pernah terbayang olehnya bila ia akan memiliki Mate dalam waktu yang sangat dekat. Pengangkatan Mark sebagai calon pemimpin baru tentu akan menjadi sorotan, tidak pernah terjadi dalam sejarah akan ada perdamaian ketika sebuah Pack besar mengganti pemimpinnya tanpa adanya sebuah kudeta. Perang kecil tentu akan terjadi, dan Jeno sangat mengetahui bila sebagian dari aliansi Pack mereka tidak menyukai keberadaan seorang Mark.

Jeno tidak ingin memiliki Mate dari golongan terendah itu. Seorang yang melahirkannya adalah seorang Omega laki-laki, Ayahnya harus menjaga Papanya di tengah peperangan karena pada dasarnya insting tajam seorang Alpha adalah melindungi pasangan hidupnya. Jeno tidak ingin menjadi beban dalam Pack ketika dirinya memiliki seorang Omega. Cukup hanya dengan menjaga Papanya dan Jeno tidak ingin menambahkan beban pikiran sang Ayah dan Kakaknya.

Forced Mate [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang