Chapter 14

511 73 3
                                    

--Happy reading--

🌷🌷🌷

Draco tidak menyangka Pansy akan berbicara seperti biasa dengannya keesokan paginya, gadis itu tampaknya telah melupakan pertengkaran mereka. Pansy berada di Manor sejak pagi, menunggu Draco.

Draco mengerang keras begitu ia melihat Pansy. "Apa ada orang di dunia ini yang akalnya lebih tumpul darimu? Kau benar-benar tidak bisa membaca petunjuk?"

"Draco, berhenti menggodaku," Pansy terkikik, gagal menyadari bahwa Draco serius.

Draco duduk di meja makan di sebelah ibunya. Pansy bergegas duduk di samping Draco saat peri rumah membawakan mereka sarapan.

"Pansy memberitahuku bahwa kau masih belum membelikannya apapun untuk dipakai ke pesta," ucap Narcissa tampak tidak senang. "Hari ini kau harus menemukan gaun untuknya, dan kau tidak boleh pulang tanpa kertas tagihan untuk gaun itu. Aku tidak ingin sembarang gaun untuk calon menantu perempuanku."

Draco mengerang lagi, sementara Pansy tampak sangat senang.

Selesai sarapan, Pansy mengekor Draco dengan penuh semangat ke toko. "Aku tidak sabar untuk melihat Looney dengan seragam barunya lagi!" seru gadis itu.

Draco merasakan gelombang kemarahan saat Pansy mengatakan itu, tapi ia mencoba yang terbaik untuk mengabaikannya. Ada sesuatu yang sangat mengganggunya tentang cara Pansy yang terlihat sangat senang.

Saat tiba di toko, Draco melihat Luna duduk di tengah tumpukan pakaian, menata pakaian dengan rapi di rak. Sedangkan Twieki berada di meja kasir melayani pembeli.

"Luna," panggil Draco, dan gadis itu menoleh. Draco bergegas mendekat dengan Pansy yang mengikutinya. "Dengar, seragam itu salah. Ayahku bilang ada kemungkinan produsen salah mengirim. Kau tidak harus memakai pakaian yang mengerikan itu—"

Luna berdiri, dan Draco menyadari bahwa gadis itu tidak memakai seragam sampah kemarin. Luna mengenakan dress pendek berwarna abu gelap tanpa lengan dan ada lapisan renda dan manik-manik di bagian bawah dress. Ada renda kecil elegan di bagian lehernya yang berpotongan persegi. Mulut Pansy menganga. Begitu juga Draco.

"Wow," gumam Draco, memperhatikan dress baru Luna. Kelihatannya sangat mahal, dan ia tidak yakin dari mana Luna mendapatkannya. "Kau terlihat bertambah... maksudku... er, dari mana kau mendapatkan dress itu?"

Luna tampak bingung. "Ini seragam yang ayahmu berikan padaku kemarin. Aku merasa ukurannya terlalu besar jadi aku memodifikasinya sedikit. Aku harap tidak apa-apa."

"Apa? Seragam sampah itu? Kau membuat sampah itu terlihat seperti ini?" Draco tampak terkejut.

Luna mengangkat bahu. "Aku selalu menjahit pakaianku sendiri. Aku tidak pernah mampu membeli kain yang bagus, jadi aku akhirnya menggunakan bulu dan daun dan hal-hal konyol lainnya."

Draco tercengang. Sekali lagi, Luna telah mengubah sesuatu yang sangat tidak berguna menjadi emas. Ia tidak bisa mengabaikan betapa cantiknya Luna. Dress itu membuat Luna terlihat sangat cantik hingga ia harus menahan diri untuk tidak meraih tubuh Luna yang indah dan tanpa malu-malu membelai gadis itu.

Pansy mendengus. "Menurutku kau masih terlihat mengerikan. Dress itu adalah hal terjelek yang pernah kulihat."

Tak satu pun dari mereka memperhatikan kata-kata Pansy yang cemburu, dan wajah Pansy berubah menjadi jengkel.

"Well, jangan hanya berdiri di sana!" bentak Pansy pada Luna. "Aku butuh gaun baru, dan pastinya yang paling indah di toko ini!"

Luna mengangguk pelan dan mengamati rak. Ia menarik beberapa gaun dan menawarkannya pada Pansy. "Yang ini model baru. Mungkin salah satu—"

Simplicity | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang