Chapter 9

496 77 1
                                    

--Happy reading--

🌷🌷🌷

Saat Draco mengajak Luna makan siang, Luna tahu bahwa Draco tidak sedang memikirkan kedai kecil hotdog atau semacamnya. Namun, Luna tidak mengira bahwa ia akan dibawa ke tempat seperti sekarang ini.

"Tempat yang menyenangkan dan aneh," ucap Draco pada Luna. 'Menyenangkan' sudah pasti, tapi 'aneh' jelas bukan kata yang akan digunakan Luna untuk menggambarkan tempat itu.

Terletak beberapa blok jauhnya dari Diagon Alley di Hellebore Avenue, Flutterby Bush adalah restoran yang luas dan elegan dengan suasana yang santai dan lapang. Begitu Luna melihat tempat itu, ia tahu bahwa ini adalah jenis restoran yang tidak pernah ia bayangkan untuk menjadi tempatnya makan.

"Draco, aku tidak bisa!" Luna merasa ragu, menahan lengan pemuda itu.

"Kenapa tidak? Sudah kubilang aku yang membayar."

"Ini terlalu berlebihan. Aku tidak bisa membiarkanmu membayar banyak untukku," desak Luna. "Selain itu, aku tidak akan disambut baik di tempat seperti ini..."

Draco mengabaikan Luna. Ia meraih tangan gadis itu, yang membuat tulang punggung Luna merinding. Dengan lembut Draco menarik Luna masuk ke dalam restoran.

"Meja untuk dua orang, Sir," ucap Draco pada penyihir di pintu. Penyihir itu memandang Luna dengan tidak percaya, tapi kemudian mengangguk dan membimbing mereka ke sebuah meja kecil di dekat jendela kaca besar.

Luna menelan ludah saat mengamati ruangan itu. Dindingnya dicat dengan warna biru langit yang lembut, dan tirai gading tergantung di jendela. Lampu gantung berjajar di langit-langit dan ruangan itu dihiasi dengan tanaman besar, bunga berwarna-warni, lukisan penyihir kaya serta pemandangan pedesaan Inggris yang subur, dan juga banyak lilin putih. Di sudut jauh, ada harpa ajaib yang bermain sendiri. Segera setelah Luna masuk, obrolan yang tenang dengan cepat berubah sunyi ketika semua orang berhenti bercakap-cakap hanya untuk menatap gadis aneh yang acak-acakan dengan rok hijau bergaris-garis yang mengerikan dan anting wortel yang menjuntai.

"Draco, tidak ada yang menginginkanku di sini," gumam Luna pelan. "Bisakah kita pergi? Kita bisa membeli hotdog atau mungkin membeli fish and chips."

"Kau akan menyukai tempat ini, aku janji," Draco bersikeras, menarikkan kursi untuk Luna.

Luna duduk dengan gelisah. Draco duduk di seberangnya. Dua buku menu muncul entah dari mana begitu mereka duduk dan melayang di udara. Luna buru-buru mengambilnya dan mulai membacanya. Matanya membelalak kaget; ia sudah menebak bahwa makanan di sini akan mahal, tapi ia tidak mengira bahwa hidangan di sana akan berharga sekitar empat puluh Galleon satu porsi! Ia belum pernah menghabiskan uang sebanyak itu untuk satu hal sebelumnya. "Aku masih tidak yakin tentang ini..."

"Jangan konyol, Luna, orang-orang menatap ke sini. Akan terlihat lebih canggung jika kita tiba-tiba bangkit dan pergi," kata Draco.

Luna menghela napas dan membaca menu. Bukan hanya mahal, tapi ia juga tidak tahu apa arti tulisan di menu itu. Draco jelas tidak kesulitan, pemuda itu mengeluarkan tongkat dan mengetuk dengan pelan pada apa yang telah pemuda itu pilih. Buku menu menghilang begitu Draco selesai melakukan itu, dan piring kaca serta gelas perak muncul di depannya.

Luna menelan ludah lagi, mencoba mengenali apapun di menu itu. "Kurasa aku tidak ingin makan apapun," ucapnya. "Aku tidak benar-benar lapar."

"Kita tidak akan pergi dari sini sampai kau makan," Draco memperingatkan.

Luna menghela napas. "Oke, aku akan makan, tapi jika kau mengizinkanku membeli makanan penutup untuk kita berdua setelahnya."

"Sepakat," Draco setuju.

Simplicity | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang