--Happy reading--
🌷🌷🌷
Mata Luna masih berlinang air mata saat ia mengikuti Neville dalam diam. Mereka berada di sebuah taman, berjalan pelan di bawah sinar matahari yang cerah. Taman itu dipenuhi anak-anak dan keluarga yang sedang menikmati cuaca, dan banyak keranjang piknik diletakkan di atas rumput. Luna berharap ia juga bisa menikmati hari menyenangkan ini, tapi ada sesuatu yang buruk yang seolah tersangkut di tenggorokannya.
"Lupakan Malfoy," kata Neville muram, menyadari keheningan Luna. "Dia bajingan. Kita selalu tahu itu. Yang tidak kumengerti adalah kenapa kau menempatkan dirimu melewati hal ini."
"Aku butuh uang." Hanya itu yang bisa Luna suarakan.
"Ini sama sekali bukan seperti dirimu," Neville berkata dengan lembut. "Kenapa kau harus menerima pekerjaan sampah dari Draco Malfoy untuk mendapatkan uang? Cari pekerjaan lain."
"Aku tidak bisa," gumam Luna, meskipun ia tahu Neville benar. Ini sama sekali bukan seperti dirinya, Luna yang ceria dan tidak pernah membiarkan dirinya terganggu oleh hal-hal kecil seperti itu. "Bukan hanya Quibbler, Neville... ini... ini tentang Daddy..."
Neville mengangguk murung. "Ya, Ginny sudah menyebutkan dalam suratnya bahwa ayahmu sakit..." Ia terdiam.
Kali ini Luna tidak bisa menghentikan air mata yang mengalir di wajahnya. "Ke mana aku akan pergi, jika... aku tidak punya siapa-siapa lagi, Neville," isaknya. "Aku membutuhkan pekerjaan ini. Keluarga Malfoy membayarku dengan baik, bahkan jika mereka tidak menyukaiku. Sebenarnya ini tidak terlalu buruk. Draco bukan masalah."
Neville terdiam. Ia dengan pelan meraih tangan Luna dan mendudukkan gadis itu di bangku di sebelahnya. "Ayahmu akan baik-baik saja," Ia meyakinkan Luna, meskipun ia sendiri tidak yakin. "Jangan katakan bahwa kau tidak akan punya siapa pun. Kau akan tetap memiliki kami; kau akan selalu memiliki kami. Ginny, Harry, dan aku... kami tidak akan pernah meninggalkanmu jika terjadi sesuatu pada ayahmu."
Luna mengangkat bahu, mengusap wajahnya.
"Bekerja dengan bajingan itu hanya akan membuatmu merasa lebih buruk. Berhenti sekarang. Luna, aku telah belajar banyak sejak perang berakhir. Aku telah belajar untuk tidak menerima omong kosong dari siapa pun, terutama dari orang-orang seperti Malfoy. Tapi kau... kau yang selalu percaya diri dan kuat, memaksa dirimu untuk menerima sampah seperti dia ketika kau berada dalam situasi yang rentan, itu hanya akan menghancurkan harga dirimu. Keluar dari pekerjaan itu sebelum kau terluka."
"Tapi..." Luna mulai memprotes.
Neville menarik napas dalam-dalam. "Sebenarnya, aku datang untuk membicarakan sesuatu denganmu." Ia memandang ke bawah dan dengan gugup mulai melanjutkan. "Luna... kau tahu perasaanku padamu, kan."
Luna terdiam, tiba-tiba merasa canggung.
"Aku selalu memiliki perasaan ini," lanjut Neville. "Memangnya perasaan apa lagi yang akan kumiliki? Maksudku, kita sudah melewati banyak hal bersama, dan kita sudah lama saling kenal. Itu logis saja."
"Terkadang apa yang logis bukanlah yang terbaik," kata Luna pelan, matanya menghindar dari Neville.
Neville bingung untuk sesaat, tapi tetap melanjutkan. "Aku serius. Aku mencintaimu, Luna." Ia meraih tangan Luna dengan gugup, sementara Luna menghindari tatapan Neville karena tak nyaman. "Kumohon, ikutlah ke Wales bersamaku. Aku akan membantumu merawat ayahmu. Kau tidak perlu bekerja untuk Malfoy lagi."
Luna ragu-ragu, lalu menarik tangannya dari tangan Neville. "Aku tidak tahu..."
Meskipun Neville kecewa dengan keraguan Luna, ia tidak terkejut. "Aku tahu kau akan merasa seperti ini," gumamnya. "Dan aku bisa mengerti kenapa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Simplicity | Druna | END✔
Fiksi Penggemar[LENGKAP] Hampir dua tahun setelah perang berakhir. Draco Malfoy telah menyelesaikan tahun ketujuhnya di Hogwarts dan sekarang bekerja di toko barunya. Hidupnya sudah tertata... sampai Luna Lovegood muncul, membawa kejutan tak terduga yang mungkin m...