Bab 1

460 31 1
                                    

Hari ini Mikha terlambat lagi memasuki kelasnya, sudah beberapa kali ia harus datang terlambat ketika kelasnya dimulai pagi hari. Padahal semester ini ia sudah memasuki semester dua. Teman – temannya juga sudah merasa lelah untuk membantu Mikha datang tepat waktu.

"Mikhaila Peva, sepertinya kau memang sudah tidak takut dengan ancamanku?" salah satu dosen terkiller semester ini, Prof. Enders sedang memandang Mikha yang akan masuk diam –diam dari belakang kelas.

Mikha yang merasa rencananya gagal, segera berfikir cepat agar tidak mendapat hukuman dari dosen senior tersebut.

"hmm, sa, saya mana mungkin berani pak." suara Mikha yang semakin mengecil menunjukkan nyalinya yang menciut ketika ditatap tajam oleh dosen dengan alis yang seperti ulat bulu itu. Entah kemana rencana – rencana yang ia pikirkan saat berlari menuju kelas agar tidak dimarahi oleh dosennya ini.

"Sudah yang keberapa kali ini? Dua atau tiga? Kali ini mari kita dengar apa alasanmu datang terlambat?" sambil memikirkan jawaban, Mikha mencoba melirik dua temannya untuk meminta bantuan, melihat mereka membuang mukanya Mikha sadar sekarang penyelamatnya hanya dirinya sendiri.

"Tidak ada pak, saya terlambat karena memang terlambat, tidak ada alasan." Mikha sadar bahwa keterlambatannya kali ini tidak bisa ia selamatkan. Lebih baik ia pasrah akan hukuman yang diberikan dosennya.

"Bagus kalau kau sadar, karena keujujuranmu kali ini aku akan meringankan hukumanmu. Buku yang sedang kita bahas ini harus kau review dengan detail perbab dan kumpulkan padaku tiga hari lagi." Mikha tidak percaya apa yang didengarnya. Buku rujukan mengenai dokumenter sejarah yang halamannya lebih dari 500 itu harus ia baca dalam waktu tiga hari? dia masuk jurusan perfilman bukan untuk membaca buku yang isinya hanya teori seperti itu.

"Jika kau tidak mau, aku bisa mempercepatnya." Ucapan Prof, Enders selanjutnya menyadarkan Mikha dari lamunannya.

"Tidak pa, sudah sangat cukup, saya sangat berterimakasih karena bapak sangat baik hati meringankan hukuman saya." Mika menjawab sambil tersenyum paksa dan segera duduk di kursinya dibelakang dua temannya yang menunduk menahan tawa mereka. Melihat reaksi keduanya itu, Mikha menatap kesal temannya dan berfikir cara untuk membalas mereka.

 Melihat reaksi keduanya itu, Mikha menatap kesal temannya dan berfikir cara untuk membalas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hei kau tau bibirmu itu sudah sangat maju jika kau melihat apa yang kulihat sekarang Mikha." Sunny mencoba berbicara melihat Mikha yang terus diam saat kelas telah berakhir.

"Kalian menyebalkan, bagaimana bisa meninggalkan temannya seperti itu?" Mikha akhirnya meluapkan kekesalannya pada Sunny dan Grey.

"Kau tau dua alasanmu sebelumnya sudah membuatku dan Sunny yang akan dihukum." Mikha memang beralasan bahwa keterlambatan sebelumnya karena Sunny dan Grey yang secara bergantian tidak membangunkannya. Namun, mendengar penjelasan Grey, tetap saja Mikha merasa tidak adil.

"Tapi sekarang hanya aku yang dihukum. Bagaimana kalian bisa disebut sahabat jika tidak membantu saat keadaan sulit." Mikha mulai mencoba mencari simpati teman – temannya, berharap mereka akan membantu hukuman ini.

MIKHALAVA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang