Bab 13 - Start

38 8 3
                                    

Happy Reading!

"Pergi."

Suara dingin Mikha entah mengapa membuat Lava sangat tidak nyaman. Lava menahan pintu sebelum tertutup sempurna. Kesempatan ini membuat Lavaris berhasil masuk ke dalam apartemen Mikhaila.

Mikha yang merasakan pelukan sangat erat membuatnya tidak bisa menahan beban. Tapi tubuh kekar dibelakangnya menahan Mikha. Tangan yang mengelilingi tubuhnya, aroma tubuh yang disukai Mikha, semuanya hanya membuat Mikha semakin hancur. Karena ia tak akan bisa memilikinya lagi. Seakan semuanya direnggut secara tiba - tiba. Mikha harus sadar bahwa semuanya tak akan pernah jadi miliknya lagi. Atau bahkan tidak pernah menjadi miiknya. 

"Apa yang kau lakukan?" Mikha berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan Lava padanya. Tubuhnya sudah berontak sekuat tenaga, tapi tenaga Lava memang lebih kuat darinya.

"Akan kulepaskan jika kau mau mendengarkan penjelasanku." Air mata Mikha sudah tidak bias terbendung. Ia memukul mukul tubuh Lava, meluapkan semua kekesalan , kemarahan, lukanya pada leaki itu.

Entah sudah berapa lama Mikhaila memukul Lavaris. Tapi lelaki itu tidak bergerak sedikitpun. DIa hanya meringis tanpa berniat melepskannya. Mikha yang sudah lelah dengan semua ini akhinya menyerah.

"Baiklah mari dengarkan pembelaan pria bajingan sepertimu. Sekarang lepaskan aku!" Lava menuruti Mikha dan melepaskannya.

***

"Sekarang apa yang kau ingin aku untuk lakukan? Mengerti? Bagian mana yang aku harus mengerti? Kau terpaksa bersamanya? Kau juga terluka? Atau bagian yang kau tidak punya pilihan lain?"

"Mikhaila! Semua ini juga tidak mudah untukku."

"Bagaimana mungkin! Kau hanya menjadi kekasihnya! Bagaimana bisa kau sebut itu tidak mudah." Wajahnya sudah penuh dengan air mata. Suara seraknya juga menunjukkan berapa lama ia terus menangis dan berteriak seharian ini.

"Aku tidak mencintainya! Bukan dia yang aku mau! Bukan dia yang aku inginkan! Bukan dia yang membuatku bahagia! Bagaimana bisa kau bilang bahwa hanya kau yang menderita disini. Kau tahu, aku juga! aku juga tersiksa dengan keadaan ini. Melihat tatapanmu padaku tadi rasanya seperti langit runtuh tepat dihadapanku. Aku juga tersiksa, ku mohon percayalah. Hal terakhir yang aku inginkan hanyalah kau. Hal terakhir yang kumau adalah bersamamu. Jadi jangan tinggalkan aku seperti ini. Aku tahu keegoisanku dengan memaksamu tetap bersamaku membuat semuanya lebih rumit, tapi hanya kau yang kumiliki. Mikhaila ku mohon jangan buang aku seperti ini."

"Jika yang kau coba lakukan adalah mempertahankan keduanya, kau hanya akan membuat semua orang terluka Lavaris."

"Aku tahu, tapi aku yakin pasti bisa mengatasinya. Tunggu sebentar saja. Sebentar hingga kondisi kesehatannya membaik. Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya saat itu juga. Jadi jangan tinggalkan aku." Lavaris menggengam tangan Mikha sangat kuat seakan takut wanita dihadapannya menghilang.

Mikha melepaskan tangan Lavaris lembut. Memegang kepalanya yang bedenyut nyeri. Semua perasaannya bekecamuk. Dia tidak bisa menentukannya sekarang. Segalanya terlalu rumit untuk dia terima. Mikha perlu menenangkan kepalaya, ia perlu tahu apa yang benar - benar dia inginkan.

"Maaf karena membuatmu menangis seperti ini. Padahal aku sangat yakin hanya akan memberimu kebahagiaan. Maaf membuatu terluka." Lavaris memeluk Mikha erat, menyandarkan kepalanya di pundak Mikha seakan memberitahu Mikha bahwa hal ini juga sangat melelahkan baginya. 

"Mulai besok, aku akan menjemputmu seperti biasa. Kita sarapan bersama." Lavaris menatap wajah Mikha sambil menyentuh wajah Mikha dan menghapus sisa - sisa air mata diwajahnya. sebelum memberikan ciuman - ciuman lembut diwajahnya.

MIKHALAVA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang