Bab 19

9 1 5
                                        

Happy Reading!

"Kau sudah selesai meratapi nasibmu?" Mikha menahan keinginannya untuk memukul lelaki disampingnya ini. 

Padahal Mikhaila merasa apa yang Aaron katakan padanya ada benarnya. Mikha awalnya setuju dan tersentuh dengan ucapan yang Aaron katakan. Tapi perasaan itu seketika hilang setelah lelaki itu merusaknya sendiri. Perasaan gundah yang awalnya dia rasakan juga sudah tergantikan dengan keinginan untuk menguliti lelaki ini.

"Bukankah lebih baik jika kau pergi sekarang?"

"Kalau begitu ayo!"

"Hah? Kenapa aku harus ikut denganmu?" Mikha mengerutkan keningnya dalam.

"Bukankah kau perwakilan timmu? Itu juga alasanku bersusah payah mencarimu sampai ke tempat ini."

Mikha segera membuka ponselnya dan membaca pesan di grup chat timnya. Apa yang Aaron katakan ternyata benar. Keyra memiliki jadwal kelas yang bentrok dengan kegiatan ini, sehingga ia meminta Mikha untuk menggantikannya. 

"Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi!" Kekesalan Mikha ditanggapi Aaron dengan kebingungannya.

"Aku mana tahu jika kau tidak mengetahui apa yang timmu rencanakan. Aku juga baru mengetahuinya pagi ini, jadi kupikir kalian sudah membicarakannya sejak tadi."

"Tadi aku memang sempat berbicara padanya, tapi kenapa dia tidak mengatakannya apapun?" Mikha bergumam kecil, namun Aaron masih bisa mendengar perkataan Mikha.

"Entahlah, kau tanyakan saja adanya. Sekarang kita harus cepat jika kau tak ingin ditinggal tim  lain yang sedang menunggumu itu!"

***

Mikha menatap jalanan kosong di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mikha menatap jalanan kosong di depannya. Terus memperhatikan jalanan tanpa berminat untuk memulai pembicaraan pada lelaki yang sedang menyetir di sampingnya itu.

Saat keduanya kembali ke depan gedung fakultasnya, ternyata para tim produksinya sudah pergi terlebih dahulu menyisakan mereka berdua. Akhirnya, Mikha harus menaiki mobil Aaron untuk menyusul yang lainnya ke lokasi pengambilan gambar. 

"Aku membeli beberapa donat. Jika kau suka buka saja laci dashboard di depanmu itu. Seharusnya masih hangat. Tapi jika kau tidak memakannya sepertinya dia akan basi dan aku harus membuangnya karena aku tidak begitu menyukainya." 

Mikha yang mendengar ada makanan di depannya, tidak memedulikan perkataan selanjutnya yang keluar dari mulut Aaron. Wajahnya sudah sangat senang melihat donat madu yang masih terasa hangat saat ia mengambilnya. Aroma donat yang tercium sudah sangat membuat Mikha bahagia.

 Aroma donat yang tercium sudah sangat membuat Mikha bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MIKHALAVA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang