Happy Reading!
Mikhaila yang awalnya sangat menikmati makanan yang Aaron bawa, entah sejak kapan mulai berhenti mengunyah dan nafsu makannya tiba - tiba menghilang.
Suara yang didengarnya terus mengganggunya walaupun ia berusaha untuk mengabaikannya. Namun moodnya semakin buruk ketika semakin lama ia mendengar suara Lava terus masuk kedalam kepalanya sekeras apapun ia mencoba untuk tidak mendengarnya.
Lana yang duduk tepat di depan kursinya ini sepertinya sedang melakukan panggilan dengan Lava. Anehnya Mikha bisa mendengar apa yang mereka bicarakan dengan sangat jelas. Lana yang terlihat antusias menceritakan harinya ditangapi dengan santai oleh Lava.
Mikhaila sadar jika tidak ada yang spesial dari percakapan keduanya. Hanya menanyakan kabar dan menceritakan hari yang Lana lalui. Lava juga tidak banyak menanggapi dan hanya mendengarkan apa yang Lana katakan. Tapi Mikha merasa percakapan mereka terdengar hangat dan menyenangkan dan itu membuatnya iri. Karena hal itu adalah hal yang ingin dia lakukan juga.
"Kenapa kau tidak makan lagi?" Aaron berbisik pada Mikha yang hanya di balasnya dengan gelengan siingkat.
"Kau mau?" Mikha menatap Aaron berniat menyerahkan kantong kertas yang tadi dipegangnya.
"Kau ingin melihat kondisi bus ini?" Lana tiba - tiba mengangkat ponselnya tinggi. Jelas memperlihatkan orang - orang di belakangnya termasuk Mikhaila.
Mikha segera mnyerahkan makanannya dengan paksa pada Aaron dan membuang wajahnya kembali menatap jalanan di sisi berlawanan.
"Sepertinya mereka terlihat sangat lelah. Kau juga istirahatlah, aku juga akan beristirahat." Suara yang Mikha dengar sebelum panggilan video mati terlihat jelas dari pantulan jendelanya yang gelap, itu sangat jelas meperlihatkan bagaimana Lava mengakhiri panggilannya secara sepihak tanpa mendengar jawaban Lana.
Anehnya, bahkan dalam keadaan ponselnya yang sudah mati, Lana masih berbicara seakan - akan mereka masih berkomunikasi.
"Baiklah, selamat beristirahat Lava." Lana terlihat menyimpan ponselnya dan menatap kaca bus hitam seperti Mikha.
Mikha yang merasa Lana juga bisa melihatnya dari pantulan kaca bus segera membuang wajahnya dan menatap Aaron yang sedang sibuk dengan catatannya.
Cukup lama Mikha menatap Aaron, berharap Lana tidak menyadari jika dia memperhatikan mereka. Getaran panjang di ponselnya akhirnya membuat Mikha memeriksa ponselnya.
Nama Lavaris terlihat saat ia melihat ponselnya. Mikha memilih untuk mematikan panggilan lelaki itu dan membuka aplikasi pesan yang ternyata suda berisi puluhan pesan dari Lava. Mikha juga baru menyadari jika dia belum sempat membalas pesannya yang sebelumnya dan hanya membacanya saja. Sehingga Lava terlihat kesal sampai pesan - pesan terakhirnya membahas Aaron yang duduk di samping Mikha.
'Aku tidak bisa mengangkat panggilanmu sekarang.'
'Aku tadi berniat untuk membalas pesanmu, tapi karena bertemu Grey dan Sunny, aku baru bisa membalasnya sekarang, maaf.'
Pesan yang Mikha kirimkan tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapakan balasan dari Lavaris.
'Jika kau berbicara dengan temanmu, kenapa kau harus duduk di samping lelaki itu?'
Mikha uga langusng membalas pesan yang Lavaris kirimkan.
'Karena Sunny duduk bersama Grey. Lagipula, bukankah aku sudah mengatakan jika Aaron hanyalah orang aneh yang tidak perlu kau pikirkan?'

KAMU SEDANG MEMBACA
MIKHALAVA (REVISI)
RomanceKarena kamu adalah hidupku. Kisah ini hanyalah kisah dua orang yang saling jatuh cinta. Kisah cinta dua orang yang hanya ingin saling memiliki. Tapi sepertinya waktu tidaklah berpihak pada mereka. Sejak kapan hubungan ini jadi hanya milikmu dan di...