9. Dandelions🌵

52 8 3
                                    

Mumpung Haechan lagi nelfon dan Mark juga pengen ninggalin Lea sendirian sebentar, Mark pun menceritakan hasil konsultasi dengan psikiater Lea hari ini. Ia juga menceritakan apa yang dikatakan oleh psikiater Lea kepada .

"Tapi lo gila tau ngga? Kenapa jadi gue yang harus dengerin keadaannya Lea dari psikiater. Itu kan setau gue psikiater ga boleh nyeritain keadaan pasiennya ke sembarangan orang."

"Loh berarti lo dianggap bukan sembarangan orang Mark. Simple kan. Sebenarnya tadi psikiater Lea barusan juga udah nelfon gue. Nih ya kata psikiaternya orang yang punya riwayat trauma kayak Lea biasanya susah banget percaya dan nyaman sama orang baru. Sedangkan sama keluarga terdekatnya aja, Lea tu tertutup banget tau ngga? Berartikan Lea ngerasa nyaman di dekat lo. Makanya gue ngasih tau tuh ke psikiaternya buat ngasih tau keadaan Lea ke elu. Karna gue juga tau lah lo orangnya dari dulu juga ngga neko neko. Gua mah percaya banget sama elu bro. Tapi lo sendiri ngga keberatan kan? Plis bilang engga. Kalo ngga gue tandain lo!"

"Yah engga keberatan sih. Gue juga kasian kali sama Lea."

(Tiba-tiba Haechan mendengar suara teriakan Lea yang terdengar..)

"Itu suara Lea?"

"Mm. Emang dari tadi Lea pengen ke suatu tempat yang tenang katanya. Dia emang beneran pengen ngeluarin semua yang dia rasain deh ini. Jadi gue inisiatif bawa dia ke tempat me time gue yang biasa. Makanya syukur deh. Pas banget lo nelfon. Biar gue bisa ninggalin dia sendiri. Dia emang butuh waktu sendiri kayaknya."

"Ya udah bagus deh. Tapi gue penasaran. Dimana sih tempat dandelions lo itu. Sebagai sahabat lo dari SMA sampe sekarang lo tega banget ngga mau ngasih tau ke gue. Sedangkan si Lea segampang itu lo kasih akses."

"Ya bedalah. Cuma orang spesial yang bisa gue kasih tau."

"Eh berarti Lea spesial nih?"

"Hah? ya bu- bukan gi- "

"Hahaha. Lo suka kan sama Lea? Santai aja Mos, gue dukung banget lah kalo lo deketin Lea. Apalagi sekarang dia emang butuh sosok yang bisa jaga dan ngelindungin dia kayak lo."

"Sosok sosok apa'an. Makhluk halus kali sosok sosok. Udah ah, lo mulai ngelantur. Dahh."

Mark pun mengakhiri obrolannya dengan Haechan, lalu kembali menghampiri Lea yang sudah tampak tenang usai menangis sepuasnya. Mark pun duduk disebelah Lea dan memberikan botol minum kepada Lea.

"Nih, minum dulu.",

'Makasih.", Lea pun meminumnya.

"Mark makasi ya, kamu udah ajak aku ke tempat ini.", ucap Lea tersenyum.

Mark pun mengangguk pelan. Lalu ia mencabut setangkai Dandelions yang ada di depannya, dan memberikannya pada Lea. Dan ia meraih setangkai lagi untuknya.

"Ini buat apa?" kata Lea.

"Kamu tau kan itu apa?",tanya Mark.

"Ini...Ya rumput lah."jawab Lea dengan polosnya.

Mark pun sedikit frustasi mendengar jawaban Lea yang tidak sesuai dengan ekspetasinya.

"Ini tuh namanya Dandelions Lea."kata Mark dengan sabar.

"Ooh. Trus buat apa?"tanya Lea lagi.

"Aku sering hembus Dandelion ini kalo pikiranku lagi kacau. Setelah dihembus itu beneran bikin healing feeling kita tau. Coba deh."kata Mark sambil menghembus Dandelion yang ia pegang.

Lea pun mengikuti Mark menghembuskan Dandelion itu. Seketika Lea terpukau dengan pesona keindahan kelopak putih Dandelions yang baru saja ia hembuskan. Sekumpulan kelopak putih Dandelions itu terbang mengikuti arah angin.

"Wah indah banget."ucap Lea tampak bersemangat seraya asik memetik dan menghembus Dandelions yang ada di depannya.

Terlihat jelas senyuman dan raut wajah Lea yang tadinya sedih, berubah menjadi sumringah dan bahagia. Melihat Lea senang, Mark pun reflek juga ikut tersenyum senang.

Mark tiba-tiba mengerutkan dahinya saat melihat pergelangan tangan kiri bagian urat nadi Lea tampak seperti bekas bercak kuku yang lumayan banyak.

"Di pergalangan tangan kamu.. itu kenapa?"tanya Mark dengan hati-hati.

"Ah ini. Aku- aku sering menekan-nekan pergelangan tanganku dengan kukuku sendiri jika anxiety ku kambuh. Hehe..tapi, tapi ini udah beneran ngga papa kok. Tuh liat kan tinggal bekasnya doang."ucap Lea dengan terbata-bata.

Mark pun tersenyum kecut. Entah mengapa ia merasa sedih melihat luka yang Lea rasakan dibalik sifat periangnya. Rasanya semakin ia mengenal Lea, semakin ia ingin menjaganya.

"Eh by the way..Dandelion ini menggambarkan aku banget yah.."ucap Lea setelah menghembus Dandelion yang ia pegang.

"Dandelion ini melambangkan kerapuhan. Mudah rapuh ketika ada hembusan angin menerpanya."sambung Lea.

"Tapi berkat kerapuhannya yang mudah terbawa angin itu justru malah menciptakan keindahan tersendiri, juga membuat suasana hati yang melegakan bagi orang yang menyaksikannya."ujar Mark.

"Kalau aku..indah ngga?"tanya Lea dengan spontan.

Mark pun menoleh dan menatap wajah Lea yang terkena biasan matahari sore, membuat wajah Lea semakin terlihat cantik dan tampak eksotis.

"Mm. Cantik dan indah."gumam Mark seraya memperlihatkan senyum tipisnya.

Lea tampak terkejut dengan pernyataan Mark. Baru kali ini ia melihat Mark berkata manis kepadanya. Karena yang Lea tahu sikap Mark kepadanya sangat kaku dan dingin. Kecuali ketika ia dalam keadaan darurat.

"Kamu beneran Mark kan? Akhirnyaa si es batu mencair juga. Hihi!"seru Lea sambil mengelus elus ujung kepala Mark.

Mark merasa jantungnya berdetak begitu cepat saat Lea mengelus ujung kepalanya. Mark pun menjauhkan tangan Lea perlahan.

"Ehm..sebentar, a- aku ambil gitar dulu di mobil."ucap Mark. Ia menghela nafasnya dan pergi mengambil gitarnya ke dalam mobil.

Lea pun hanya bisa tersenyum sumringah melihat tingkah Mark yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.

.

"Kamu tau lagu nya Ruth B yang Dandelions ngga?"tanya Mark.

Lea pun menggelengkan kepalanya.

"Ngga tau. Yaudah nggapapa terserah kamu mau nyanyi apa aja. Aku mau dengerin suara kamu. Cepetan."ujar Lea tampak begitu excited.

Mark pun mulai memetik dan memainkan senar gitarnya, lalu menyanyikan lagu Dandelions. Lea tersenyum penuh arti saat menatap Mark bernyanyi. Kali ini ia tidak bisa menyangkal bahwa Mark telah sepenuhnya memberikan kenyamanan pada dirinya.

🎶I think that you are the one for me
'Cause it gets so hard to breathe
When you're looking at me
I've never felt so alive and free
When you're looking at me
I've never felt so happy

And I've heard of a love that comes once in a lifetime
And I'm pretty sure that you are that love of mine

'Cause I'm in a field of dandelions
Wishing on every one that you'll be mine, mine
And I see forever in your eyes
I feel okay when I see you smile, smile
Wishing on dandelions all of the time
Praying to God that one day you'll be mine
Wishing on dandelions all of the time, all of the time🎶

-----------------To be Continued------------------

Dear my beloved readers,
Don't forget to vote and comment!
Thank you!
See u on the next part!🙌🏻🤗💗💗💗💗

DANDELIONS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang