Mark berusaha untuk menjalankan mobilnya agak jauh lagi. Jika tidak, Lea pasti akan curiga kalau ia tidak kunjung pergi.
Setelah dikira cukup jauh dari kantor kerja Lea, Mark langsung memberhentikan mobilnya. Ia lalu meraih tissue yang ada disampingnya. Kepalanya juga terasa pusing.
"Akhh.. Kenapa bisa tiba-tiba mimisan ya? Padahal sebelumnya gue ngga pernah mimisan gini.." keluh Mark.
Mau tak mau, Mark pelan-pelan menjalankan mobilnya kembali. Jika menunggu kondisinya membaik, yang ada ia malah terlambat datang ke kantor.
**
Lea terlihat sedang berkutat dengan laptopnya. Ia kali ini disuruh leader nya untuk mencari talent dari Instagram. Lea juga harus tahu rekam jejak talent nya baik atau buruk.
Lea hanya bisa pasrah dan menuruti perintah leadernya. Ia lebih memilih melakukan pencarian bakat secara langsung dari pada online. Karena tidak masuk akal baginya jika melakukan pencarian bakat dari platform sosial media yang hanya menampilkan gambar wajah saja. Memang bisa juga dinilai dari video. Tapi bagaimana jika orang yang dia incar tidak pernah meng-upload video? Hanya gambar saja?
"Rin. Lo ngerasa aneh ngga sih nyari orang berbakat dari sosial media gini?"tanya Lea frustasi.
"Ya bisa bisa aja lah. Perlu Lo garis bawahi, kalau mereka minta kita nyari talent dari sosial media, itu berarti mereka butuh talent yang punya visual, yang punya aura Idol gitu loh."jelas Karina.
"Itu berarti namanya nyari orang ganteng/cantik. Bukan nyari orang berbakat."balas Lea.
"Ya ia sih..bener. Tapi kan katanya bakat bisa diasah. Itu gunanya ada masa trainee Elleanor Callista..."ujar Karina yang sedari tadi berusaha memberi pengertian kepada temannya itu.
"Oh iya juga ya."gumam Lea.
"Eh tapi kata Kak Yeji, kita kedatangan
(Tok..tok..tok..)
"Lea, Karina. Divisi kita ada kedatangan Talent Coordinator baru yang akan bergabung sebagai leader baru kalian. Nafa Joyana, silahkan perkenalkan diri kamu."kata Yeji dengan welcome.
Raut wajah Lea seketika berubah sedikit kaget setelah melihat kehadiran Joy.
Sementara Joy melemparkan senyum penuh arti kepada Lea.
"Sepertinya aku hanya akan berkenalan dengan dia (menunjuk Karina). Karena aku sudah kenal dengan Lea. Dia dulu pernah jadi student exchange di kampusku."ucap Joy dengan senyum paksa nya.
"Oh kamu udah kenal Lea? Bagus dong kalau gitu."timpal Yeji.
"Hallo. Perkenalkan, nama aku Nafa Joyana Choi. Semoga kita bisa bekerja sama ya!"ucap Joy seraya menyalam tangan Karina dengan ramah.
"Hallo kak. Aku Yoo Karina. Selamat datang di divisi kami!"sambut Karina sumringah.
Joy lalu berjalan ke arah Lea.
"Kita ketemu lagi Lea. Ternyata Seoul semenarik itu ya bagi kamu sampai mau kerja jauh-jauh kesini?"ucap Joy sarkas.
"Oh tentu. Selain gajinya yang lebih tinggi, aku juga punya orang terkasih dan spesial disini. Jadi alasan itu kukira cukup menjelaskan kenapa aku memutuskan bekerja di Seoul."timpal Lea tak mau kalah.
Mendengar Lea menyebutkan 'orang terkasih dan spesial', membuat Joy geram. Ia pun berusaha mengendalikan emosinya.
"Tapi kak Yeji, bukannya kakak yang jadi leader kami? Jangan bilang kakak pindah divisi?"tanya Karina bingung.
"Engga kok. Jadi mulai sekarang, leader kalian ada dua. Tapi aku ditugaskan sebagai koordinator khusus audisi luar negri, dan Joy yang bagian dalam negeri nya."jelas Yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS (END)
FanfictionKisah seorang gadis bernama Elleanor Callista yang mengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Kemudian terjebak dalam hubungan yang toxic bersama kekasihnya, bernama Jung Jaehyun. Saat masa student exchange nya di Seoul, ia bertemu dengan seora...