UNE BELLE

103 25 6
                                    

Queenn!!! Selamat malam!!!!

Aku update sesuai janjiiii. Kalian jangan lupa vote sama komennya biar aku makin semangat dan tau reaksi kalian!!!!

Happy reading




Pagi hari adalah waktu krusial yang selalu Zielle senangi untuk melakukan aktivitas panahan. Angin tidak banyak berhembus, jadi memudahkan ia untuk latihan memanah.

Zielle itu senang sekali melakukan banyak hal yang tidak banyak disukai para Putri lainnya. Ia suka panahan, berkuda dan berlatih perang. Zielle melakukan itu dan menyenangi hal itu demi keselamatannya. Ia paham betul jika eksistensinya mengundang banyak pihak ingin memiliki dirinya.

Ada banyak hal berbahaya yang menunggu dirinya di luar sana. Ia tidak bisa mengandalkan orang lain untuk menyelamatkan dirinya. Mau bagaimanapun, Zielle harus bisa melindungi dirinya sendiri.

Manik Zielle kini memicing. Memejamkan sebelah maniknya untuk memfokuskan pada satu titik, yaitu sebuah apel merah yang diletakkan di atas ranting pohon dengan jarak 22 meter. Ia harus bisa menembuskan anak panahnya di sana sebab itu adalah target mingguannya.

Perlahan, anak panah itu meluncur dengan dengan cepat dan menembus bagian tengah apel sampai apel tersebut jatuh ke tanah. Senyuman itu kini terukir dengan sangat indah di birai milik Zielle yang tersenyum dengan bangga.

Tidak sia-sia ia latihan selama beberapa hari ini. Akhirnya ia bisa menerima target selanjutnya dari Pangeran Azzura Leoline yang selama ini menjadi gurunya melakukan panahan. Ia mengenal sosok Pangeran mahkota Azzura saat bersekolah bersama. Hanya Azzura yang saat itu berani mendekatinya dan mengajaknya berteman.

"Bagus Putri Zielle, skill panahanmu mulai berkembang dengan sangat baik!" puji Azzura untuk Zielle yang kini menghadap ke arahnya dengan senyuman. "Terima kasih juga untuk latihannya, Pangeran Azzura. Anda pasti sedang sibuk sekali saat ini," ucap Zielle.

Azzura tidak menyangkal dan membalasnya dengan satu senyuman. Baginya, melatih Zielle adalah hal yang tidak boleh ia lewatkan. Azzura telah berjanji untuk melatih Zielle, jadi ia tidak boleh mengingkari janjinya dan sebisa mungkin meluangkan waktu untuk sekedar melihat perkembangan panahan Zielle.

"Bagaimana kalau kita istirahat terlebih dahulu, Pangeran? Saya akan mengajak anda ke kebun milik saya sembari minum teh. Bagaimana?" ajak Zielle.

"Tentu, suatu kehormatan bisa minum teh dengan Putri."

Zielle lantas memberikkan alat panahnya pada prajurit yang ada di sana. Ia mengajak Azzura untuk masuk ke dalam istana dan mengajaknya mengunjungi kebun pribadi miliknya. Zielle diberikan tanah cukup luas di istana agar bisa mengasah kekuatannya di sana.

Maka, Azzura benar-benar takjub karena melihat bunga-bunga bermekaran di atas sebuah tiang yang dililit bunga dan dedaunan yang rimbun. Aroma harum dari bunga itu menusuk hidungnya. Belum lagi oksigen yang ia hirup benar-benar terasa sangat menyegarkan. Rasanya sperti tengah berjalan-jalan di tengah hutan yang dipenuhi bunga indah yang harum.

"Wah, kau menjaga kebun ini dengan sangat baik, Putri," kagum Azzura. Terakhir kali ia berkunjung kemari adalah beberapa tahun yang lalu, itupun belum sampai seindah hari ini. Ada banyak sekali aneka bunga yang bermekaran indah. Rerumputan yang hijau dan juga kupu-kupu yang berterbangan di antara para kelopak bunga.

"Saya senang Pangeran menyukainya," jawab Zielle senang. Tidak pernah ada orang yang ia ajak kemari yang tidak terkagum melihat pemandangan di depannya. Zielle juga terkadang sampai sangat terkejut melihat hasil kerja kerasnya menghias taman ini sampai seindah ini. Zielle memang sepercaya diri itu, karena sudah banyak mulut yang mengatakan hal itu, termasuk mulutnya sendiri.

FALLACIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang