OPFERN

123 26 7
                                    

CIe yang hatinya bekecamuk Karena habis cocok tanam mendadak Rajanya sekarat haha.

Happy Reading Queen!!!!!





Kaki Zielle seolah tidak bisa bergerak saat meniknya melihat kondisi Jimin yang nyaris tidak bernyawa. Tubuhnya dilumuri darah dan di baluri luka. Ada banyak luka tusuk di bagian perut dan juga luka sayat di beberapa bagian.

Zielle tidak bisa hanya menangis. Ia yang langsung membuka pakaian indahnya dan hanya menyisakan sebuah gaun satin yang tidak terlalu mengganggu dan membantu mengobati luka Jimin. Mengarahkan segala kekuatan yang ia miliki dan berharap semoga Jimin sudah bisa memiliki koneksi dengan dirinya.

Zielle terus menekan telapak tangannya di bagian dada Jimin sementara kini maniknya tertutup dan hanya ada cahaya berwarna ungu yang berpendar di keningnya. Beberapa tabib dan anggota kerajaan memperhatikan di sekeliling ruangan. Memberikan Zielle ruang untuk bisa melakukan ini. Meyakinkan bahwa dirinya bisa membantu meski dirinya sendiri tidak yakin.

Zielle tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Ia tidak pernah melakukan ini pada ayahnya sekalipun karena itu tidak akan pernah berhasil. Zielle hanya memiliki koneksi dengan belahan jiwanya. Karena Jimin sudah menjadi suaminya, bahkan sudah memiliki tanda di pinggangnya, bukankah itu artinya Jimin adalah belahan jiwanya?

Dengan lelehan air mata yang terus mengalir dari manik Zielle yang terus saja tertutup dan dengan sebuah sinar ungu yang berpendar di keningnya, Zielle terus mencoba. "Yang mulia aku mohon bangunlah!" isak Zielle di sela tangis serta usahanya.

Sedih sekali melihat kondisi Jimin dengan bibir pucat dan tidak bisa bergerak. Napasnya juga tidak stabil. Zielle jadi semakin takut. Ia takut Jimin pergi dan meninggalkan dirinya. Ia benci di tinggalkan. Ia tidak mau ditinggalkan dengan cara seperti ini.

Ia masih ingin bahagia bersama Jimin. Tidak ingin berakhir di sini. Karena Zielle baru saja bisa merasakan bahagia. Ia tidak ingin melepas bahagianya begitu saja.

"Yang mulia saya mohon," lirih Zielle yang perlahan tenaganya sudah mulai terkuras. Cahaya berwarna ungu itu perlahan sudah mulai meredup meski kini Zielle masih bertahan mati-matian. Daripada Jimin yang harus meninggalkannya, Zielle akan lebih rela jika dirinya yang berkorban. Ia tidak mau melihat orang yang ia cintai meninggalkan dirinya, Zielle akan lebih lega jika dirinya yang meninggalkan.

Anggap saja Zielle egois. Namun ditinggalkan adalah hal yang sangat Zielle jauhi. Ia tidak mau ditinggalkan oleh siapapun.

Para tabib yang melihat usaha Zielle dan melihat kekuatan Zielle kini sudah tidak tahu dengan perasaan apa yang mereka rasakan. Ada rasa kagum dan juga khawatir. Apalagi melihat Ibu Ratu sudah menangis dan beberapa kali ingin menghentikan Zielle namun ditahan oleh Jeongguk atas permintaan Zielle.

Zielle berpesan agar tidak ada yang boleh menghentikan dirinya sebelum ia yang menghentikan dirinya sendiri. Zielle tahu bahwa nyawa Jimin sudah sangat terancam. Ia kehilangan banyak darah pun lukanya tidak ditangani dengan benar saat diperjalanan.

Meski Jimin memenangkan perang, tetap saja kini nyawanya terancam. Dan Zielle semakin merasa amat bertanggung jawab karena perang ini terjadi karena dirinya. Perang terjadi karena memperebutkan dirinya.

Zielle perlahan membuka matanya kala ia meraskakan bahwa tubuhnya sudah mulai bereaksi dengan aneh. Ada luka besar di tangannya dan kini perutnya sudah mulai terasa sakit. Bukan melemah, Zielle kini memperbesar energinya agar semua luka Jimin bisa pindah pada dirinya secepatnya.

Ya, Zielle melakukan itu. Memindahkan luka yang Jimin miliki pada tubuhnya. Ia sudah membuat ramuan dan semoga saja itu bisa menolongnya. Biarkan Zielle egois. Ia hanya ingin melihat Jimin hidup dengan baik.

FALLACIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang