NUISIBLE

70 24 5
                                    

Hallo Queen?! Mana nih yang katanya kangen sama raja Aisley?!

Jangan lupa vote yaaaaaa






Hari ini adalah hari di mana kunjungan keluarga kerajaan ke makan keluarga kerajaan akan dilangsungkan. Tradisi ini sudah di lakukan sejak lama dan memang harus selalu dilaksanakan sebagai tanda terima kasih mereka pada mendiang keluarga kerajaan terdahulu.

Karena kondisi kaki Zielle yang masih belum terlalu membaik, Jimin sedari tadi terus merengkuh pinggang Zielle. Takut jika istrinya malah terjatuh saat menaiki banyak anak tangga.

Jika di hitung, ada tiga ratus anak tangga yang harus mereka lewati untuk bisa mencapai area pemakaman karena memang pemakaman keluarga kerajaan terletak di bawah kaki gunung.

Raja Abraham sudah berulang kali menawarkan Zielle untuk di gendong saja olehnya. Namun sudah jelas jika Zielle menolak keras. Jimin juga sudah menawari, namun jawaban yang ia terima sama seperti jawaban yang Zielle lontarkan pada sang ayah.

"Ratu? Jangan memaksakan diri, biar aku gendong saja," ucap Jimin lagi.

Namun lagi dan lagi Zielle menolak. Di situasi seperti ini, Zielle tidak ingin merepotkan banyak orang. Apalagi ada tiga ratus anak tangga yang harus mereka lewati. Zielle tidak ingin membuat siapapun jadi kelelahan hanya karena dirinya.

"Tidak yang mulia. Biar aku berjalan sendiri saja. Aku tidak apa-apa. Hitung-hitung mempercepat penyembuhan saja," ucap Zielle. Sebenarnya kakinya sakit sekali. Kakinya belum pulih sepenuhnya. Namun Zielle benar-benar tidak ingin membuat Jimin jadi kelelahan.

Namun apa yang Zielle harapkan nyatanya sama sekali tidak berjalan lancar. Kaki Zielle sudah tidak sanggup lagi untuk melangkah tepat pada anak tangga ke seratus hingga membuat tubuhnya limbung. Untung saja ada Jimin yang masih merengkuh pinggang Zielle hingga gadis itu limbung ke arahnya.

Limbungnya Zielle sontak saja membuat rombongan keluarga kerajaan menatap dirinya khawatir. Apalagi ada sedikit ringisan yang keluar dari birai Zielle.

Tanpa basa-basi dan tanpa izin, Jimin langsung saja mengangkat Zielle di depan tubuhnya. Membiarkan tubuhnya kini menopang tubuh Zielle. Jimin juga tidak selemah itu. tubuhnya sudah terlatih. Hanya untuk mengangkat Zielle menaiki dua ratus tangga lagi tidak akan membuat Jimin mengeluarkan darah.

Zielle sendiri kini berjengit karena terkejut dan spontan mengaitkan kedua tangannya pada perpotongan leher Jimin dan menjaga dirinya supaya tidak banyak bergerak agar tidak jatuh.

"Sudah ayah bilang kau tidak perlu memaksakan," ucap Raja Abraham yang kini menghampiri Zielle yang ada dalam gendongan Jimin. Beliau begitu terkejut dan langsung berbalik badan untuk menghampiri Zielle dan Jimin.

Zielle menundukkan kepalanya. Merasa tidak enak. "Maafkan aku ayah, yang mulia Raja," ucap Zielle.

"Tidak apa-apa yang mulia Raja, biar aku yang menggendong Zielle sampai ke atas," ucap Jimin dengan satu senyuman terukir di bibirnya. Memberikan Raja Abraham pengertian jika ia bisa menggendong Zielle sampai atas.

"Kalau begitu, biar kalian saja yang memimpin perjalanan."

"Ayah?!" kejut Zielle. Ia tidak menyangka jika ayahnya akan membiarkan Jimin dan dirinya yang memimpin perjalanan.

Acara hari ini adalah hari yang sangat sakral. Hanya Raja dan Ratu yang boleh memimpin perjalanan dan hanya pasangan Raja serta Ratu yang paling berpengaruh yang bisa memimpin perjalanan.

"Kenapa?" tanya Raja Abraham. Ia tahu sebenarnya apa yang ada di pikiran Zielle. "Tidak ingat jika kau banyak berkontribusi untuk kerajaan kita? Raja Jimin juga adalah seorang Raja yang amat berpengaruh sekarang. Lantas kenapa tidak kalian saja yang memimpin perjalanan?"

FALLACIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang