ATTENTE

91 23 7
                                    

Hallo Queen!!!!! Yang Mulia Raja akan menemani kalian sebelum melanjutkan hari hari menyebalkan dan membosankan!!!!!!

Happy reading!!!!!




Bulan ini ada satu peringatan yang akan segera dilaksanakan di kerajaan Grazielle. Keluarga kerajaan akan bersama-sama pergi ke sebuah makam keluarga untuk mengunjungi mendiang nenek moyang dari Raja-Raja terdahulu dan seluruh anggota keluarga kerajaan.

Zielle juga harus pulang ke kerajaan Grazielle untuk mengikuti upacara peringatan yang dilakukan setiap hari itu. Terlepas dari itu, ia juga merindukan sang ayah yang sudah beberapa bulan ini tidak muncul di hadapannya. Ia merindukan ayahnya. Sangat.

Jadi, Zielle bermaksud untuk mengajak Jimin karena pada dasarnya ini adalah upacara peringatan yang harus dihadiri oleh seluruh anggota kerajaan. Jimin sudah masuk ke dalam anggota kerajaan Grazielle karena Jimin adalah suaminya. Jadi, sudah seharusnya Jimin ikut dalam upacara tersebut.

Zielle dan Jimin kini tengah mendudukkan diri di kebun bunga yang Zielle buat sambil menikmati teh di sore hari dengan udara yang cukup sejuk. Tidak ada kupu-kupu yang terbang di sekitaran mereka karena Zielle memasang sebuah jaring di sepanjang jalan agar kupu-kupu tidak bisa bersinggungan langsung dengan siapapun yang akan mengunjungi kebun itu.

"Jadi, bukankah kita hanya memilih waktu empat belas hari untuk sampai di kerajaan Grazielle?" tanya Jimin.

Zielle menganggukkan kepalanya. Ia memang sengaja memberitahu Jimin tentang kabar ini dari jauh hari karena perjalanan dari kerajaan Aisley ke kerajaan Grazielle menempuh waktu sekitar empat hari jika tanpa istirahat.

"Bukankah itu artinya hanya kita yang pergi? Ibu dan Jinae tidak perlu pergi?" tanya Jimin.

"Jika ibu Ratu dan putri Jinae ingin ikut serta, mereka bisa ikut pergi dengan kita."

Jimin terdiam. Menimang beberapa kemungkinan yang ada. "Ibu kesehatannya pernah menurun beberapa hari terakhir ini. Kau juga tahu mengenai kondisi beliau. Jadi bagaimana jika kita pergi berdua saja?" tanya Jimin.

Eunae memang mengalami penurunan kesehatan beberapa hari yang lalu. Untungnya Zielle dan para tabib selalu memantau kondisi ibu Ratu yang kini memang sudah lebih membaik. Namun jika ibu Ratu di minta untuk melakukan perjalanan cukup jauh, baik Jimin maupun Zielle sama-sama tidak yakin apakah keadaan ibu Ratu akan tetap baik-baik saja.

"Yang mulia benar. Kesehatan ibu Ratu sedang tidak memungkinkan untuk perjalanan jauh. Jadi lebih baik kita saja yang pergi dan meminta Putri Jinae untuk menemani ibu Ratu," putus Zielle membetulkan ide Jimin.

Jimin menganggukkan kepalanya. Karena dirinya mendudukkan diri di seberang Zielle, wajah putih Zielle kini berhadapan dengan dirinya. Rambut hitam legam Zielle kini tertiup angin. Manik berwarna ungu Zielle tengah menatap sekeliling dengan santai. Bibirnya mengatup rapat sambil sesekali menghembuskan napas.

Ekspresi Zielle memang terlihat tenang. Namun Jimin tahu betul apa yang tengah Zielle pikirkan.

Jimin kini meraih jemari Zielle. Menggenggamnya di atas meja sambil menatap istrinya yang kini menatap jemari mereka yang bertaut sebelum kini menatap dirinya. Jimin melemparkan senyumannya sambil ibu jarinya mengelus punggung tangan Zielle lembut.

"Jangan terlalu keras. Lakukan dengan perlahan. Jinae bukan membencimu, ia hanya membutuhkan waktu untuk bisa menerima dirimu."

Perkataan Jimin membuat Zielle terdiam. Putri Jinae adalah tokoh yang jarang Zielle sebutkan. Hubungannya tidak terlalu baik. Putri Jinae baru menginjak usia 14 tahun. Ia lulus dari sekolah kerajaan dengan nilai yang snagat memuaskan. Putri Jinae juga lebih sering berdiam diri di kamarnya sambil membaca buku.

FALLACIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang