REBOND

72 21 1
                                    

Haiii Queeen!!!! Selamat malam!!!!! Bertemu lagi dengan fallacious!!!!!

Udah kalian jangan lupa vote ygy. Hepi reding!!!!!









Zielle kini dibaringkan beralaskan jubah kerajaan Jimin dengan paha Jimin sebagai bantalan. Para tabib sedang berusaha untuk menangani luka yang Zielle miliki sekaligus mencari cara untuk menyadarkan Zielle.

Untuk kasus Lucy yang mendadak seperti marah hingga membuat Zielle terpelanting kini tengah diselidiki oleh Taehyung dan beberapa kesatria.

Perlahan, Jimin benar-benar baru mampu menghembuskan napasnya lebih tenang kala perlahan Zielle membuka kelopak maniknya disertai ringisan kala Ratunya itu sedikit menggerakkan tubuhnya.

"Zielle? Jangan banyak bergerak! Tubuhmu mengalami banyak luka!" titah Jimin yang kini menahan Zielle yang hendak bangkit dari posisinya.

Zielle terdiam. Menatap wajah Jimin dari bawah. Raut pria itu terlihat amat khawatir yang membuat Zielle jadi tidak tega.

Jimin kini menoleh ke arah sang tabib yang tengah memeriksa pergerlangan kaki Zielle. "Yang mulia Raja, sepertinya yang mulia Ratu mengalami masalah pada pergelangan kakinya," ucap salah satu tabib setelah memeriksa kondisi Zielle yang memang kesulitan untuk berdiri.

Zielle menghembuskan napasnya. Kesal karena merasa ia menghambat perjalanan yang seharusnya mereka sudah berada di tempat yang lebih jauh dari ini.

"Dirikan tenda. Kita istirahat terlebih dahulu." Jimin memutuskan untuk beristirahat karena tidak ingin melanjutkan perjalanan jika kondisi istrinya tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Apalagi mereka memang tidak membawa kereta kuda.

"Tidak yang mulia! Kita bisa tetap melanjutkan perjalanan. Aku tidak apa-apa."

Jimin menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Apa yang kau maksud dengan tidak apa-apa? Memang aku harus menunggu sampai kondisimu seperti apa agar kita bisa istirahat dan memikirkan cara yang paling aman?"

Ucapan Jimin membuat Zielle terbungkam. Ia tidak bisa menjawab jika Jimin sudah berkata demikian dengan tatapan dan intonasi serius. Meski Zielle dan Jimin itu memang sudah cukup dekat, namun Zielle masih memiliki batasan. Bagaimanapun Jimin adalah suami sekaligus seorang Raja. Zielle tidak bisa terus-terusan menentang keputusan Jimin.

"Prajurit! Dirikan tenda! Kita istirahat sampai fajar esok hari!" titah Jimin pada prajurit yang sudah siap melaksanakan perintah.

Zielle akhirnya diam saja. menikmati elusan Jimin di kepalanya dengan kepalanya yang bersandar nyaman pada paha Jimin yang dijadikan bantalan olehnya.

"Yang mulia?" panggil Zielle.

Jimin menundukkan sedikit kepalanya. Maniknya ia tabrakan dengan manik Zielle yang tengah menatapnya.

"Ada apa? Kau butuh sesuatu?" tanya Jimin lembut. Ia tidak mengindahkan dua tabib yang sekarang tengah mengobati kaki dan tangan Zielle.

"Yang mulia membawa suling tidak saat ini?" tanya Zielle.

"Ya. Ada apa? Kau ingin memainkannya?"

Zielle menggelengkan kepalanya, "Aku ingin yang mulia memainkannya untukku. Selama kita menikah, aku tidak pernah mendengar yang mulia memainkan suling itu. yang mulia hanya selalu membawanya."

Jimin tersenyum. Permintaan Zielle itu sebenarnya tidak sulit untuk Jimin turuti. Hanya saja Jimin tidak tahu apakah ia bisa memainkannya sekarang di sini atau tidak.

FALLACIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang