Anrez sedari tadi tengah bersiap menyediakan segala keperluannya nanti saat ke pantai. Seperti yang direncanakan sebelumnya, bahwa mereka akan pergi ke pantai hari ini. Mereka memutuskan untuk berangkat pagi dan berkumpul dirumah keisha, tapi sebelum itu anrez harus menjemput gadisnya itu dulu. Gadisnya itu selalu membuat suasana hatinya bahagia, bahkan hanya dengan membayangkannya berlarian di tepi pantai nanti sudah mampu membuat senyum anrez mengembang. Anrez tidak tau, sihir apa yang gadisnya itu punya hingga membuat dirinya merasa seperti bukan anrez. Anrez seperti tidak mengenali dirinya sekarang.
Baru saja anrez melangkah menuruni tangga, langkahnya sudah dihentikan oleh panggilan orang tuanya.
"Anrez sini sayang sarapan dulu" ajak hanin mama anrez
Anrez menurut, dia mengambil kursi yang kosong. Tumben sekali orang tuanya ada dirumah, biasanya mereka selalu sibuk dengan urusan bisnis mereka, pikirnya.
"Kamu mau kemana rez pagi-pagi udah rapi?" tanya febrian papa anrez
Anrez sebenarnya malas untuk mengobrol dengan orang tuanya, tapi dia tidak ingin mengacaukan moodnya saat ini.
"Ke pantai pa" jawab anrez singkat
"Oh iya mama lupa hari ini kan hari libur, kamu mau kepantai sama siapa sayang?" tanya hanin lembut
"Temen" lagi-lagi anrez hanya membalasnya cuek
Hanin hanya bisa menghela nafas pasrah mendengar jawaban putranya, dia tidak tau lagi gimana caranya mengambil hati putranya sendiri.
"Papa mau ngomong penting sama kamu" ucap febrian
Anrez menaikkan sebelah alisnya, tumben sekali papanya ingin berbicara serius dengannya, tapi anrez tak ambil pusing, dia tetap melanjutkan makannya agar bisa segera ke rumah tiara.
"Anrez papa udah mutusin kalau kamu akan bertunangan dengan anaknya teman papa" ucap febrian
Anrez yang tadinya sibuk mengunyah makanannya langsung menghentikan aktivitasnya. Dia menatap tajam ke arah papanya.
"Anrez gak denger, bisa omongin sekali lagi" ucap anrez dengan nada yang tak bersahabat
Febrian menghela nafas berat, dia berusaha mengontrol emosinya saat ini. Dia juga tau pastri putranya akan bersikap seperti ini.
"Kamu akan papa jodohin dengan anaknya teman papa. 2hari lagi ada pertemuan, papa harap kamu bisa datang" ucap febrian mengulang perkataannya
Anrez yang mendengar itu tersenyum miring
"Jadi maksud papa, papa jual anrez?""Anrez bukan gitu maksud papa, dia mau jodohin sama anaknya teman papa bukan ngejual kamu sayang" imbuh hanin
"Sama aja ma, anrez tau kalian lakuin ini demi memperluas bisnis kalian kan. Astaga anrez gak nyangka punya orang tua yang gila harta" sarkas anrez tertawa remeh
"Anrez jaga bicara kamu" bentak febrian
"Apa? Emang bener kan apa yang anrez bilang, bahkan demi bisnis kalian ngejual anak kalian sendiri"
"Kamu jangan kurang ajar anrez. Kamu berani ngelawan papa" teriak febrian
Anrez tertawa renyah
"Kenapa anrez harus takut pa? Selama ini anrez gak pernah dapat perhatian dan kasih sayang dari kalian, jadi apa yang harus anrez takutkan? Anrez tumbuh dengan diri anrez sendiri jadi kenapa anrez harus nurut sama kalian""Kalian gak ada hak buat nentuin siapa pasangan anrez, oke anrez akui kalian emang orang tua anrez. Kalian yang biayain anrez selama ini dan anrez makasih buat itu, tapi untuk masa depan kalian gak berhak ikut campur" sarkas anrez
KAMU SEDANG MEMBACA
DARI KAMU AKU BELAJAR(END)
Short StoryTumbuh di keluarga yang sangat kaya tidak menjamin kebahagian, begitupun dengan aku. Sepi dan tak menarik, ya begitulah hidupku. " Lo gak tau apapun tentang hidup gue, jadi stop berkata seakan lo tau segalanya tentang gue ". Anrez " Hidup itu gak se...