💧2

401 55 11
                                    

"I think this man .... Ehm" ucapan Reiner menggantung diudara, Geana menatapnya lalu mendecih tidak perduli.  Gadis kelewat seksi itu hanya fokus menggerakan kepalanya mengikuti alunan dentuman musik yang sebetulnya memekakan telinga.

"I don't care" decihnya. Sebal.

"Wajar dia nolak, he's gay!"

"Stop buat asumsi ga berasalan! Lo ga tau dia siapa, jangan seenaknya" kecam Geana sebal. Amarahnya sudah sampai dipuncaknya, gadis itu meninju bahu Reiner dengan pelan dan mendecih.

"Okay okay, babak belur ... Gimana?" tawar Reiner akhirnya. Jujur ia tidak tahu cara membuat seorang pria menyesal sudah menolak seorang perempuan.  Terlebih perempuan seperti Geana yang liar.

Ia sendiri bahkan tidak tertarik secara perasaan pada gadis ini.

"Tell him .... Gue sakit hati" decak Geana.

"Tipe nya dia bener-bener bukan lu Ge ... Dia pasti sukanya perempuan yang feminim, lembut --"

"Shut up!"

Reiner mengangkat tangannya dan kemudian beranjak bangun begitu alunan nada berubah.  Perlahan ia melirik kearah smartwatch dipergelangan tangan dan mendecak.

"Okay, gue samperin dia"

"Jangan bikin dia mati"

"Ga janji" sahut Reiner tidak perduli dan langsung beranjak meninggalkan Geana yang mendengus, tapi sejenak perempuan itu mengulas senyuman bahagianya.

Mungkin setelah ini Erik hanya akan semakin membencinya, tidak apa-apa.  Membuatnya babak belur dan melihat wajahnya lebam-lebam saja sudah membuatnya puas ko.

*****

"Kita sampai"

Jillian dan Joana saling berpandangan, Erik yang sudah mematikan mesin mobilnya menolehkan kepalanya kearah dua gadis satu kantornya itu dengan pandangan menunggu.  Senyuman kecil terukir di bibirnya begitu Jillian menarik paksa tangan Joana bahkan sebelum gadis itu sempat menoleh kearahnya.

"Youre welcome guys" balas Erik yang kemudian menyeringai.  Perlahan ia membenarkan posisi duduknya, menekan kunci sampai sebuah ketukan kecil mengusik perhatiannya, pria tampan itu mendongak dan terdiam begitu ia menangkap wajah asing yang berada di sisi mobilnya.

Tok Tok

"Buka" perintahnya dingin.

Erik terdiam dan menarik nafasnya dengan berat, ini sepertinya bukan sesuatu yang baik tapi terlalu pengecut kalau ia sampai kabur.  Dengan hati-hati pria tampan itu mengamankan kunci mobilnya dan melepaskan safety belt nya dan keluar dengan wajah waspada.

"Siapa -"

BOUGH

Serangan tiba-tiba yang diarahkan pada wajahnya mau tidak mau membuat tubuh pria tampan itu sedikit terhuyung, ia buru-buru menahan bobot tubuhnya agar ia tidak sampai terjerembab.  Buru-buru ia beranjak bangun sebelum akhirnya.

PLAKK

"Beraninya kamu! Mau ngerampok ya kamu!! Ayo Jill lempar dia buruan!" Seru suara Joana yang rupanya sudah bersiap dengan sling bag yang sudah ia angkat. Jillian sudah melepaskan heels nya dan bergerak waspada sementara pria yang kini terhuyung memegangi wajahnya yang memerah akibat tamparan salah alamat ini.

"Siapa lu??"

Joana menggeram, ia melirik kearah Erik yang terlihat mengusap ujung bibirnya yang lebam.

SEREIN  [ Mino and Irene story ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang