💧19

237 46 2
                                    

"Let me know her .."

Cengkeraman kuat kemudian berlabuh di lengan Reiner tepat ketika pria tampan itu hendak bangun dan beranjak.  Pria itu memandang lawan bicaranya dengan pandangan tidak percaya dan sepenuhnya risih.

Vanya memandangnya dan mendengus, tapi jemari nya masih mencengkeram erat lengan si pria yang kini malah menepis jemarinya dengan paksa.

"Buat apa sih"

"At least, aku harus tau cewek seperti apa yang bakal gantiin aku dihati kamu"

Reiner mendecih mendengarnya.  Itu sama sekali bukan jawaban yang pantas gadis itu lontarkan, sudah jelas Vanya cemburu dan tidak suka Reiner kini berpindah hati.

"Kalo cemburu bilang aja terus terang."  balas Reiner tanpa jeda.  Vanya sedikit melebarkan kedua matanya tapi kemudian ia merubah raut wajahnya menjadi raut yang biasa.

"Apa aku keliatan banget kalo cemburu? Oh please, palingan dia tante-tante kurang belaian"

"Terserah"

"Reiner, aku serius"

"Udahlah Van ... Ga penting juga kamu harus tau Joana kan?"

"Why?? Kamu takut si tante itu bakalan pergi ninggalin kamu?"

Reiner mendengus lagi, mulai merasa risih dengan semua bualan yang diucapkan Vanya.  Ia bukan nya tidak berani mengenalkan Joana pada Vanya, tapi apa hubungan Joana dengan permasalahan pribadinya?.

"Jangan kekanakan"

"Yes I am, karena kamu sekarang pacaran sama tante-tante jadi bisa dengan entengnya kamu bilang aku kekanakan ... Gitu?"

"Just stop Vanya! Ini bukan lagi urusan kamu"

"Oke, kalo kamu ga mau kenalin dia, aku yang bakalan dateng sendiri" decih Vanya dengan suara yang sepenuhnya emosi.  Gadis itu bahkan menarik kasar sling bag nya dan berlalu dari hadapan Reiner dengan langkah menghentak, meninggalkan si pria yang kini hanya menggelengkan kepalanya.

*****

"Tamu nya mau dateng, kamu siap-siap" bisik Erik tepat ditelinga Joana.  Gadis yang kini berdiri bersisian dengan pria tampan yang notabene adalah bos nya itu hanya mengangguk tanpa menoleh kearah Erik.

"Jangan gugup" bisik Erik, lagi.  Yang entah kenapa semakin membuat alis Joana terangkat dengan raut wajah yang kemudian merasa semakin bingung.

"Bapak kayanya yang gugup" sahut Joana pelan, tanpa menoleh.  Fokus menatap jalanan dari arah lobby tempat mereka berdiri.

"Tau aja kamu Jo ..." balas Erik dengan suara yang ringan, seolah itu sindiran sederhana yang membuatnya senang.  Baru saja Joana mau membuka mulutnya sebuah mobil mewah keluaran terbaru berhenti tepat dihadapan mereka, warna black metalic yang mengkilat menandakan kalau pemilik mobil ini bukan orang sembarangan.  Erik sedikit melirikkan ujung matanya kearah Joana yang masih saja menatap kearah tamu yang baru saja sampai.

"Tapi saya gugup karena ada kamu disini" balas Erik pelan, seiring dengan terbuka nya pintu mobil yang kemudian memunculkan sebuah sosok cantik kelewat seksi yang sepertinya salah kostum kalau hanya untuk datang menghadiri sebuah rapat.

Joana mengerjapkan kedua matanya sesekali dan kemudian menyeringai begitu melihat raut wajah Erik yang sepertinya tidak nyaman.

Ini pasti alasan pria itu memintanya untuk menjadi partner dalam penyambutan klien kali ini.

"Selamat siang Ge-...." ucapan Erik terpotong begitu saja begitu sosok itu menghambur begitu saja kearahnya.  Sikap nya yang canggung menandakan kalau ia tidak siap dengan situasi ini tapi Joana yang mulai mengerti kemudian melengos menyembunyikan seringai nya.

"Aku kangen kamu rik ..." ucap Geana yang dibalas dengan putaran bola mata jengah dari Erik.

*****

Suasana canggung benar-benar terasa di ruangan ini. Aura permusuhan yang jelas-jelas ditunjukkan oleh perempuan yang Joana kini tahu bernama Geana itu mau tidak mau membuat Joana hanya mengernyit kan alisnya sesekali.

Mereka bahkan tidak saling mengenal dan Joana bersumpah ia tidak pernah memiliki masalah apapun dengan gadis ini.  Kenapa sikapnya bahkan seperti seorang yang memiliki dendam kesumat?.

"Saya coba cek beberapa sample, Joana tolong jelaskan beberapa market yang baru saja kita susun"

Erik yang kemudian beranjak hanya menyeringai tipis begitu senyuman hangat milik Geana mengiringi langkahnya, sepeninggal pria tampan itu Joana yang kemudian bersiap membuka berkas terdiam begitu suara sling bag yang dihentak mengusiknya.

"Ga usah dijelasin"

"Maaf -"

Geana mendecih tidak suka, ia melirik Joana dengan pandangan jutek dan kemudian menghela nafasnya dengan kasar.

"Ga usah dijelasin, percuma. Lo jelasin market-market apalah itu, ga bakalan gue denger"

Joana terdiam lalu menggelengkan kepalanya, tapi ia memilih menutup berkas nya dan kembali duduk dikursinya.

"Lo ... Sekretaris nya yang merangkap jadi pacar nya Erik kan?"

"Maaf ..."

"Keliatan kok, selera nya Erik bener-bener deh"

"Saya bukan pacarnya"

Geana terdiam lalu mendengus, tapi seringai bahagia kemudian terlihat dari wajahnya.  Joana yang melihatnya hanya mendengus.

"Pak Erik ga punya pacar disini, ga tau kalo diluar" sambung Joana lagi, kali ini sengaja memberi penjelasan yang lebih gamblang pada gadis yang kini hanya menatapnya dengan pandangan sulit ditebak.

"Bukan urusan gue" elak Geana yang kemudian melengos.  Joana yang mendengarnya hanya menghela nafasnya lalu kemudian beranjak bangun.

"Mau kemana?"

"Toilet .. mau ikut?"

Geana mendengus sejadinya dan mendecih begitu Joana kemudian pergi dengan seringai halus diujung bibir.

*****

'Aku ga bisa jemput, sorry'

Joana yang baru saja selesai mencuci tangan di wastafel terusik begitu sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.  Perempuan cantik itu menghela nafasnya dan kemudian menunduk membalas pesan yang baru saja ia terima.

'Oke' balas nya

'Ko, ga marah? Ah .. ga asyik'

Joana kemudian menggelengkan kepalanya begitu balasan Reiner ia baca.  Ia bahkan bisa membayangkan wajah pria itu saat ini.

Pasti. Menggemaskan.

Tidak.

"Udah gila kayanya gue" gumam Joana seraya kembali menyalakan kran air, mencoba mengusir pemikiran aneh yang tiba-tiba saja terlintas dikepalanya.

'Ga jadi ah, aku jemput ko.  Jangan pulang naek ojol, awas aja'

Dan Joana tanpa sadar merona begitu balasan itu kembali ia baca.

Pria itu ... Benar-benar
















Bersambung













Hallo readers, maaf kelamaan.  Karena saya udah libur jadi bisa lanjut lah yah.

Sehat terus ya kalian, jaga kesehatan biar puasanya lancar.

SEREIN  [ Mino and Irene story ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang