💧17

230 42 3
                                    

Kalau biasanya Joana menyambut malam dengan sekedar menscroll ponselnya sampai bosan dan berakhir saat kantuk melanda kali ini rasanya ia akan sangat sulit memejamkan mata.

Rasanya aneh.

Padahal ini di rumahnya sendiri, di apartemen pribadinya. Tapi rasanya aneh, tidak karuan dan rasanya begitu ... Aneh.

Membayangkan di luar pintu sana, di atas sofa tertidur seorang pria yang akhir-akhir ini begitu gigih melancarkan gombalan dan bahkan sudah memutuskan untuk berpisah dengan kekasihnya. Kekasih yang benar-benar menjalin hubungan dengannya.

Malam ini, mungkin akan menjadi salah satu malam yang paling panjang bagi Joana. Ia bahkan sudah hampir satu jam merebahkan diri diatas kasur, tapi kedua matanya seperti enggan untuk sekedar terpejam.

Joana menahan nafasnya, menutup selimut lalu membukanya lagi. Memandang kearah langit-langit kamar sesekali dan tersenyum.

Ia pasti sudah gila.

Ia bahkan bisa tersenyum dengan hanya menatap langit-langit kamar?.

Lama-lama ia bisa jadi tidak waras sepertinya.

'Aku ga bisa tidur'

Joana yang memang baru saja bosan dengan ponselnya buru-buru tersenyum lagi begitu barisan kata-kata yang dikirimkan oleh Reiner mengusiknya.

Jadi mereka berdua sulit untuk memejamkan kedua mata rupanya.

'Kenapa? Banyak nyamuk ya?'

Joana tersenyum sendiri begitu ia membaca ulang balasan yang ia kirimkan.

'Enggak juga, udah kaya di kos-kosan aja banyak nyamuk'

Seringai geli mau tidak mau akhirnya muncul di ujung bibir Joana. Perempuan itu kemudian beranjak bangun dari tidurnya, menyibak selimut tebal yang menutupi sebagian tubuh dan mengusap wajahnya.

Perlahan bangun dan berjalan menuju pintu kamar kemudian membuka nya secara perlahan. Reiner yang sudah merebahkan tubuh sontak bangun dan menyalakan lampu dan mengernyit.

"Beneran ga bisa tidur kamu Rein? Kenapa? Ga betah ya?"

Reiner yang tersenyum hanya bangun dan menepuk salah satu sisi sofa yang masih kosong, Joana mau tidak mau ikut duduk disamping pria itu. Menatap layar televisi yang kini menampilkan acara random, tidak jelas.

"Kamu sendiri kenapa ga bisa tidur? Besok kan kerja." tegur Reiner yang lebih mirip mengingatkan dibanding sebuah teguran, si gadis menoleh kearah pria itu lalu menyeringai.

Mana bisa ia tidur dengan nyenyak? Perasaannya kacau tidak karuan saat ini.

"Ga tau."

"Laper?."

Joana menyeringai lalu menggelengkan kepalanya.  "Kamu kali yang laper Rein?."

"Enggaklah" balas Reiner pelan.  Keduanya kemudian terdiam, saling mengunci bibir untuk beberapa detik karena terlalu bingung untuk berkata-kata dan memilih menyibukkan diri dengan debaran jantung yang semakin menggila.

"Kita nonton aja gimana?"

Joana menaikkan satu alisnya dengan bingung tapi kemudian Reiner memunculkan salah satu aplikasi di ponselnya yang kemudian menimbulkan satu seringai diwajah Joana.

"Kamu juga suka nonton disitu?"

Reiner menganggukan kepalanya, biasanya sih ia menghabiskan malah dengan sekedar menonton film seraya memeluk Vanya sampai pagi.  Mengingat hal itu mau tidak mau membuat hembusan nafas kasar keluar dari bibir nya.  Joana meliriknya dan menyeringai begitu Reiner memasangkan sambungan aplikasi itu ke layar televisi.

Goresan berwarna merah dengan barisan tulisan putih mendominasi layar.  Joana menatapnya tanpa suara, membiarkan si pria memilah beberapa saluran yang akan mereka tonton.

"Mau nonton drakor ga?"  tawar Reiner dengan satu alis terangkat.  Joana menggelengkan kepalanya lalu mendengus.

"Kalo nonton drakor aku bisa begadang semaleman Rein"

"Gpp aku temenin" balas Reiner yang menimbulkan decakan dari bibir si gadis.  Pria itu mengikik kecil begitu tidak sengaja menangkap wajah Joana yang terlihat kesal.

"Yaudah kita nonton film aja, siapa tau bisa bikin ngantuk" usul Reiner yang dengan segera memilah film klasik dengan genre romance.  Joana yang memang tidak mengerti hanya terdiam.

Beberapa menit layar memutar film kedua manusia yang kini duduk berdampingan itu masih berusaha fokus menatap layar. 

Reiner yang sudah mulai merasa bosan menarik nafasnya lalu menolehkan kepalanya kearah Joana yang sejak tadi juga diam.  Lengkungan kecil terangkat dari bibirnya begitu ia melihat wajah si gadis yang sudah terpejam.  Ia buru-buru menarik satu bantal dan membenarkan posisi Joana lalu menyelimuti tubuh gadis itu.  Setelahnya Reiner menyeringai lalu kembali menatap layar televisi yang kini menampilkan adegan salah satu film favoritnya.

Enchanted

"Sleep well Jo ..."  gumam nya dengan suara sepelan mungkin.



*****




"Kayanya kamu bakalan kesiangan Jo" sahut Reiner disela padatnya antrian kendaraan pagi ini.  Motornya terjebak diantara barisan motor lain dan beberapa angkutan yang barisannya tidak karuan.

"Santai aja Rein, masih banyak waktu"

"Tapi kamu belum sarapan"

"Itu gampang" sela Joana yang tidak sengaja menempelkan ujung dagunya di pundak Reiner, pemuda yang kini mematung itu menahan nafasnya begitu dagu runcing itu menempel erat dengan jaket nya.

"Lama banget itu lampu merahnya" gumam Joana yang entah tidak sadar atau memang sengaja dengan posisinya.  Reiner yang ikut melihat kearah lampu lalu lintas mendengus dan menyeringai.

"Sengaja itu dilama-lamain, biar kamu makin lama sama aku" goda nya yang menimbulkan decakan sebal dari bibirnya.

Reiner yang mendengarnya kemudian menarik nafasnya, meraih kedua lengan Joana yang melingkarkan paksa di perutnya.  Joana yang terlihat gugup hanya terdiam.

"Pegangan yang kenceng ya aku mau ngebut"

Dan Joana hanya bisa mengunci bibirnya begitu lampu hijau menyala dan si pria menyalakan motornya dengan kecepatan yang tidak biasa.

Sialan. Ini jantungnya kenapa jadi ikut berolahraga sih?



















Bersambung












Haii guys
Oke maaf banget ini mah, hampir 1 bulan aku libur hikss.
Abis festival aku drop jadi bener-bener recovery badan ditambah sekarang ramadhan dan kerjaan makin banyak huhuhu.

Maaf ya

Happy reading... Aku apdet tipis-tipis dulu yah
Ayo dirameinn  hehe

SEREIN  [ Mino and Irene story ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang