"Makasih buat malam ini"
Reiner yang masih duduk kemudian beranjak bangun, membantu melepaskan helm dari kepala Joana dan meraihnya. Joana merapihkan anak rambutnya yang terlihat acak-acakan, Reiner yang melihatnya mengulurkan tangannya.
"Maaf, boleh ga?"
Joana yang mendengarnya menengadah dan mengangguk, Reiner mengulas senyuman manis nya dan membantu merapihkan anak rambut yang acak-acakan, kemudian menyelipkannya ke sela-sela ujung telinga. Rambutnya lembut, terasa begitu nyaman disentuh.
"Rambut kamu bagus, suka perawatan ya?" tanya Reiner yang dengan randomnya bertanya. Joana yang mendengarnya menyeringai lalu mengedikkan bahunya seolah itu bukan sesuatu yang penting untuk dijawab.
"Serius Jo ..."
"Kenapa? Kepo banget"
Reiner cemberut mendengarnya, ia kemudian menggaruk bagian belakang kepalanya dan meraba kepalanya yang kasar. Rambut kepala maksudnya.
"Rambut aku rusak banget, kayanya seru kalo kita perawatan bareng deh. Kapan-kapan, mau ga?" tawar Reiner dengan seringai halusnya, Joana yang melihatnya hanya mendengus tapi perempuan itu kemudian akhirnya terbahak.
"Kayanya emang seru deh perawatan bareng" gumam Joana yang dibarengi oleh anggukan kepala Reiner. Gadis itu mengangguk.
"Kita perawatan di apartemen aja, aku bisa ko"
"Wah boleh tuh, besok ya"
Joana yang mendengarnya hanya tertawa geli. Reiner malah terlihat seperti sosok adik kecil saat ini. Kegirangan dengan kerjapan mata bahagia.
"Yaudah kamu nanti kabarin aja apa yang harus aku beli"
"Iya siap"
"Yaudah, masuk gih. Mandi, ganti baju terus tidur ya" sahut Reiner yang memberi isyarat pada si gadis untuk segera masuk. Joana menatapnya dan menyeringai.
"Agak cringe sih tapi lumayan juga usaha kamu buat nyenengin aku Rein"
"Servis"
"Sial" gumam Joana yang rupanya didengar oleh Reiner, pria tampan itu kemudian terbahak.
"Baper kan?"
"Ck! Sorry ga dulu" ucap Joana dengan juluran lidah yang ia arahkan pada Reiner, pria tampan itu kembali tertawa lalu mengusap lembut kepala Joana.
"Nanti aku kabarin kalo aku udah sampe ya Jo, biar kamu ga kangen-kangen amat sama aku"
Joana tersenyum mendengarnya. Ada sedikit getaran aneh dihatinya begitu Reiner mengucapkan hal tersebut, seolah pria itu menandakan kalau kehadirannya mungkin akan sangat dinantikan olehnya.
"Aku kalo malem hp nya dimatiin Rein"
"Kasian dong dimatiin"
"Ga gitu hey!" sentaknya geli. Reiner tertawa lagi lalu berakhir dengan senyuman halus diujung bibirnya.
"Kalo kamu ga masuk, aku ikut masuk nih Jo" ancamnya dengan smirk yang tercipta. Joana mendengus lalu mendorong pria itu dengan telunjuknya, ia berbalik berjalan masuk ke arah pintu apartemen meninggalkan Reiner yang menatapnya dengan senyuman yang sulit diartikan.
"Mimpi indah ya pacar"
"Diem!"
"Gemesin amat pacar nya aku"
Joana berbalik dan bersiap melempar Reiner dengan sling bag nya, pria tampan itu tertawa lalu bergegas pergi meninggalkan Joana yang tertawa kegelian sampai pria itu menghilang dari ujung matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEREIN [ Mino and Irene story ] FIN
General FictionSeperti hujan yang turun disaat langit cerah. Rasanya menyenangkan, membuat sejuk dan bahagia. Seperti itu pula dengan hati Joana, perempuan yang selama hidupnya tidak pernah terikat dalam sebuah hubungan cinta. Joana bahagia, bersama Reiner. Pacar...