"Gila kamu"
"Ko gila!"
Joana mendengus dan kemudian mendelik tidak suka kearah Reiner yang kini masih menatapnya dengan seringai nakalnya. Terlihat sekali kalau pria itu tengah menunggu respon nya, senyuman yang kemudian tertarik membuat Joana bahkan mendecih.
"Ga lucu ya"
"Ih emang aku lagi ngelucu? Kan enggak... Emang kamu ngerasa kalo aku lagi ngelucu?"
"Enggak! Lagian heran ngebet banget pengen pacaran beneran. Biar apa sih?"
Reiner menghela nafasnya dan kemudian menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia mendongak menatap netra Joana yang terlihat indah dengan kerjapan bulu mata lentik yang menghiasi wajah cantiknya yang rupawan.
"Ga ada niat apa-apa sih Jo, cuman kayanya aku ga rela aja kalo kita udahan gitu aja"
Joana menyeringai dan melengos menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba saja terasa panas. Pipinya pasti sudah memerah karena gombalan pria yang memang mahir sekali merayu.
"Kamu cuma ga mau kehilangan moment sama aku kan Rein? I mean, emangnya selama ini kamu kalo udah selesai kontrak sama klien kamu yang lain, komunikasi kalian putus gitu aja?"
Reiner yang mendengar kalimat barusan kemudian mendongak dan menyentuh ujung dagu nya secara pelan. Joana yang melihatnya ikut menunggu dengan membiarkan pria itu melamun menyiapkan jawaban-jawaban yang tidak terduga.
Senyuman kecil kemudian tersampir diujung bibir Reiner, senyuman manis yang selalu menganggu Joana akhir-akhir ini.
"Coba fikir deh Jo, ada ga sih mantan yang bisa kembali berteman setelah selesai dalam satu hubungan?"
Joana yang mendengarnya terdiam. Ia paham kemana arahnya, tapi karena ia sendiri tidak pernah berada dalam satu komitmen yang resmi hal itu hanya membuatnya terdiam.
"Aku ga tau, bisa iya, bisa juga enggak"
"Mereka ga akan mau Jo"
"Kalo mereka mau, kamu sendiri gimana?"
"Aku nya yang ga mau -Hahahahaa"
Joana hanya merengut mendengar ledakan tawa dari bibir Reiner. Hampir saja ia melempar sendok kecil yang tengah ia genggam kearah pria itu.
*****
Malam semakin beranjak naik begitu motor itu berhenti tepat didepan gedung apartemen Joana. Lampu yang berderet sepanjang perjalan membuat malam ini terasa semakin indah dipandang.
Joana yang kemudian turun menyerahkan helm yang ia lepaskan dari kepalanya kearah Reinee yang menerimanya dengan senyuman yang teramat manis.
"Ga mampir Rein?" Tawar Joana, dengan gerakan kecil dikepala. Pria tampan itu hanya mengulas senyuman tipis nya lalu menggelengkan kepalanya.
"Enggak dulu yah, kalo keseringan nanti aku betah"
"Idih"
"Hahaha ...."
"Terus sekarang mau kemana?" tanya Joana akhirnya, padahal jujur ia sudah berusaha untuk tidak terlalu ingin tahu semua tentang pria ini tapi mulutnya sama sekali tidak bisa mengontrol apa yang sudah ia tekadkan dalam hati.
"Ih kepo" sindir Reiner yang kemudian meringis begitu sebuah tepukan mendarat di bahunya. Joana yang melihatnya hanya mencebil.
"Becanda sayang ... Aku mau pulang, ke apartemen paling"
"Paling?"
"Kalo ga males"
Helaan nafas kemudian terdengar dari bibir Joana. "Apartemen kamu sama Vanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEREIN [ Mino and Irene story ] FIN
Fiction généraleSeperti hujan yang turun disaat langit cerah. Rasanya menyenangkan, membuat sejuk dan bahagia. Seperti itu pula dengan hati Joana, perempuan yang selama hidupnya tidak pernah terikat dalam sebuah hubungan cinta. Joana bahagia, bersama Reiner. Pacar...