5. King Arthur

1K 105 19
                                    

=
Recommended song
"Hug" - Seventeen
=

Remaja usia 13 setengah tahun itu bengong.

"Arthur?"

Pas dipanggil sama ditepuk bahunya baru noleh. "Iya Mas?"

Johan natap adeknya sambil senderan di ambang pintu. "Ngelamun apa lo?"

Arthur ngegeleng, senyum manis. "Engga ada."

"Bohong."

Terus Johan pergi dari kamar Arthur, ga tau kemana, tapi kayaknya ke kamar Stefano karena Arthur denger kakak cemprengnya itu teriak nama Ichan.

Arthur nutup pintu, terus mandang brosur di tangannya. Brosur yang dia sembunyiin beberapa hari ini dari keluarganya.

 Brosur yang dia sembunyiin beberapa hari ini dari keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brosur pertunjukan musiknya.

Arthur memang ikut teater musikal, dan dia yang kepilih jadi King Arthur untuk tahun ini.

Tapi.. Arthur merasa belum siap. Bukan, awalnya dia sudah percaya diri, tapi cemoohan itu bikin kepercayaan dirinya rusak total.

Jadi Arthur yang awalnya mau langsung ngasih tau kabar bahagia itu ke keluarganya, ga jadi.

"Kak Atul ayo main!" ajak Ichan.

Arthur geleng pelan. "Kak Atul lagi ga pengen main Chan.. Ichan di sini aja temenin Kakak duduk ya?"

Ichan cemberut. "Kakak ga selu! Selu main!"

"Kak Atul kenapa? Ayo main sama Ichan.." Ichan menggoyang-goyang tangan kakaknya.

"Mas kenapa sih?" tanya Sagara ke Jovin.

Jovin nutup bukunya. "Mas? Lagi galau."

"Bukan Mas Jovin! Mas Arthur!"

Jovin tertawa. "Oh, kirain Mas Jovin. Coba tanya Mas nya sendiri dek. Lagi ga enak badan kali?"

Sagara geleng, terus nyandarin kepalanya di bahu Jovin. "Ga suka deh kalo Mas Arthur tiba-tiba diem gini."

"Makanya ditanya dek." Stefano ngusak rambut Sagara.

"Abang aja."

"Tanya sendiri lah, manja banget," celetuk Javier.

Sagara cuma cemberut, ga berani lawan Javier. Nathan yang liat itu ketawa.

***

"Arthur, hari ini jadwal latihan ke teater kan?" tanya Johan yang tiba-tiba buka pintu, buat adeknya kaget.

Arthur ngangguk.

"Lo sakit?"

"Engga Mas."

"Berangkat sekarang?"

"Iya."

"Gue tungguin di bawah ya Thur."

"Iya Mas."

Sebong FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang