Thank you buat kalian yang mau baca semoga suka ya<3
Happy reading guys...
.....
Seorang gadis terjebak dalam sebuah labirin yang begitu rumit seolah tak mempunyai ujung. Berjalan kesana-kemari mencari jalan keluar, mencari seseorang yang bisa ia tanya jalan keluar dari tempat ini.
Tapi sedari tadi ia berjalan, ia tidak menemukan apapun. keringat mulai bercucuran, ia mulai kelelahan, Ia terduduk dengan lemas.
"Tolong!" Teriak gadis itu.
"Tolong aku...aku takut..."
Gadis itu adalah Abrina, ia memeluk lututnya sambil terisak, terjebak sendiri di dalam sebuah labirin ini, benar-benar sendiri.
"Hai... Kenapa kamu menangis?" Tanya seorang gadis yang baru datang mendekatinya.
Abrina mendongak saat mendengar suara yang begitu familiar.
"K-kak Mala," ucap Abrina kemudian berhambur memeluk kakaknya.
"hiks...K-kak, Sasa takut di sini... Sasa mau pulang," ucap Abrina di dalam dekapan hangat sang kakak.
Mala melepas dekapan mereka, kemudian menangkup kedua pipi sang adik "kok nangis sih kan udah ada kakak, jelek loh kalo nangis,"
"Kamu mau pulang? ayo kakak antar kamu keluar dari sini," ujar Mala kemudian menarik tangan sang adik.
Abrina mengikuti langkah sang kakak hingga tak lama kemudian mereka sampai pada sebuah pintu yang berukuran begitu besar.
"Itu pintunya kak, akhirnya ketemu, ayo kita pulang ke rumah!" ujar Abrina dengan semangat.
"Tidak, kamu saja yang pulang," Ujar Mala sambil membelai lembut pipi sang adik.
"T-tapi kenapa kakak ngga ikut pulang?"
"Kakak tidak bisa pulang, kakak harus menetap di sini, jadi kamu pulang ke rumah, sendiri ya?" Jawab sang kakak.
"k-kakak, kakak itu rumah aku pulang, kalo ngga ada kakak aku mau pulang kemana kak?" Ucap Abrina dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.
"Rumah ku yang sebenarnya itu adalah kakak, bukan tempat itu. Itu neraka kak bukan rumah."
"Me-mereka semua benci sama aku kak, aku ngga suka mereka, aku mau ikut kakak aja, aku mau sama kakak,"
Mala menangkup kedua pipi Sanga adik, "kamu harus pulang, masih banyak yang belum terpecahkan dari setiap pertanyaan yang sekarang sedang memenuhi kepala kamu."
"Kamu cari jawabanya, kamu bantu kakak ya ? di sini kakaknya nggak akan tentang sebelum semua pertanyaan itu terungkap."
"Kamu mau kan bantu kakak," ucap Mala yang di balas anggukan oleh Abrina.
Mala tersenyum saat tidak mendapatkan penolakan dari sang adik, kemudian ia memberikan tiga tangkai bunga snowdrop dan sebuah buku, sebuah buku diary yang sudah terlihat begitu usang.
"Dengan ini, kakak yakin kamu bisa menjawab semuanya pertanyaan itu. Sekarang, Sasa pulang ya?"
(Sasa adalah panggilan Mala untuk Abrina)
Abrina menghapus air matanya "Sasa bakal pulang, Sasa bakal bantu kakak buat jawab semua pertanyaan ini,"
Abrina berjalan menjauh membuka pintu itu, sebelum ia keluar ia menyempatkan untuk berbalik melihat sang kakak. Di sana kakanya tersenyum sambil mengangguk memberi semangat.
Abrina tersenyum begitu lebar sambil melambaikan tanganya sebagai ucapan selamat tinggal. Dan saat ia menutup kembali pintu itu cahaya yang begitu terang menghampirinya hingga....
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate myself too
Random❛❛ Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa ❞ __________________________________ Abrina Harsa Swastamita, Abrina yang berarti pembawa rezeki dan keberuntungan, Harsa yang berarti kebahagiaan, dan Swastamita yang berarti matahar...