Fyi Buat kalian yang di part sebelumnya bilang 'namanya Abrina kok kakaknya manggilnya Sasa kok jauh banget'. Kan namanya Abrina Harsa sawastamita nah Sasa itu dari 'harsa'. Jadi buat kalian jangan bingung lagi ya <3
Happy reading guys...
.....
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, saat-saat yang paling di tunggu-tunggu oleh semua warga sekolah.
Tak lain juga bagi Abrina, ini adalah saat yang ia tunggu, pulang ke rumah, rumah? Apakah itu pantas di sebut dengan rumah, hahaha mungkin iya.
Ia segera menuju ke halte depan sekolah, menunggu angkutan umum di sana, ia tak sendiri di sana ada beberapa siswa SMA ini yang naik angkutan umum, tapi ya hanya beberapa. Namanya juga SMA elite sudah pasti mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Sepuluh menit kemudian bus datang, ia segera menaiki bus tersebut, bangku yang ada di bus sudah hampir terisi semua. Ia mencari-cari bangku yang masih kosong.
Dan ya, ia menemukan bangku di pojok belakang masih tersisa satu, ia dengan segara menuju bangku itu, saat sudah hampir sampai tiba-tiba saja ada orang yang mendorongnya, kemudian tanpa dosanya orang itu menduduki bangku itu.
"E-eh," kaget Abrina, ia melihat orang yang mendorongnya tadi. Seorang perempuan, dengan seragam yang sama dengannya, dan ya perempuan itu juga menduduki sisa bangku yang kosong tadi.
"Apa Lo! Nggak terima?!" Ucap perempuan itu dengan sinis.
"M-maaf kak," Lagi dan lagi Abrina hanya bisa mengalah, dan mengucapkan maaf.
Abrina segera bangun kemudian berdiri dan berpegangan pada pegangan bus yang sudah di sediakan, dia tidak berdiri sendiri, ada beberapa orang juga yang berdiri karna tak kebagian tempat duduk.
Dua puluh menit dalam perjalanan akhirnya ia sampai di halte depan kompleknya, ia turun dari bus, tak lupa setelah ia membayar pada kernet bus.
Setelah itu Abrina melanjutkan perjalanan menuju rumahnya saat melewati pos satpam di gerbang kompleknya iya menyapa pak Dadang.
Pak Dadang adalah salah satu satpam di komplek ini, pak Dadang berkerja menjadi satpam sudah dari Abrina kecil, jadi ia sangat mengenal pak Dadang.
"Siang pak!"
"Siang neng, baru pulang neng?"
"Iya nih pak,"
"Ngga mampir dulu?"
"Ngga dulu deh pak,"
"Oke deh, ati-ati di jalan ya neng!"
Abrina mengacungkan jari jempolnya kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya. Tak membutuhkan waktu lama karna jarak rumahnya dengan gerbang komplek hanya terhalang tiga rumah.
"Pak jon! Ina pulang!" Teriak Abrina pada pak jon satpam rumahanya.
Joni atau bisa Abrina memanggilnya pak jon, pak jon ini adalah istri dari bi Sari, pembantu di rumahnya.
Di bandingkan dengan mamah dan papahnya Abrina bahkan lebih dekat dengan pak jon dan bi Sari, mungkin karna ia yang jarang mendapatkan perhatiannya dari kedua orangtuanya, karna orangtuanya yang gila kerja.
" Iya bentar neng!" Teriak pak jon kemudian membukakan gerbang untuk Abrina.
"Assalamualaikum pak jon," ucap Abrina kemudian menyalimi tangan pak jon.
"Waalaikumussalam nduk,"
Ini salah satu kebiasaan Abrina, Abrina sendiri sudah mengganggap pak jon dan Bu Sari sebagai orang tuannya, dahulu saat kak Mala masih hidup ia juga akan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate myself too
Diversos❛❛ Diantara luka dan lara, semoga kamu datang tak membawa nestapa ❞ __________________________________ Abrina Harsa Swastamita, Abrina yang berarti pembawa rezeki dan keberuntungan, Harsa yang berarti kebahagiaan, dan Swastamita yang berarti matahar...